Sukses

15-5-1955: Awal Kesuksesan Mendunia McDonald's

Hari ini, tepat 64 tahun lalu, McDonald's memulai kisah suksesnya sebagai jaringan restoran cepat saji yang paling mudah dikenali di seluruh dunia.

Liputan6.com, Des Plaines - Pada hari ini, tepat 64 tahun lalu, sebuah revolusi makanan cepat saji tercipta di distrik Des Plaines di pinggiran Chicago, Amerika Serikat.

Kala itu, Ray Kroc, seorang penjual mesin susu kocok, membuka restoran waralaba pertamanya, McDonald's, demikian Today in History yang dikutip dari situs Bt.com pada Selasa (14/5/2019).

Restoran ini menawarkan deretan menu sederhana, yakni hamburger, cheese burger, kentang goreng, dan beberapa jenis minuman dengan harga sangat terjangkau.

Sejatinya, ini bukanlah gerai pertama McDonald's, melainkan reinkarnasi dari cikal bakalnya yang dibesut oleh sepasang saudara kandung, Maurice dan Richard McDonald, pada tahun 1940 di San Bernardino, California.

Restoran yang dinamai McDonald's Bar-BQ itu menarik perhatian Ray Kroc, yang mengubah ambisi paroki bersaudara menjadi kisah sukses berskala nasional, dan kemudian mendunia.

Kisah sukses itu berawal dari rasa penasaran Kroc mengapa McDonald's membutuhkan delapan unit mesin susu kocok yang dijualnya, padahal di waktu bersmaan, ia kesulitan menawarkan produk terkait ke berbagai tempat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Buah Rasa Penasaran

Rasa penasaran membawa Kroc berkunjung ke San Bernardino, untuk melihat langsung operasional McDonald's.

Di sana, Kroc yang kala itu berusia 52 tahun, merasa takjub dengan jalur pendistribusian makanan di dalam restoran McDonald's yang sangat efektif. Sistem tersebut diberi nama Speedee, yang menjadikan proses penyiapan bahan baku, memasak, dan pengemasan berjalan kurang dari 10 menit.

Merasa bahwa Speedee akan menjadi standar operasional restoran yang efisien di masa depan, Kroc pun merayu McDonald bersaudara untuk memperluas usahanya melalui sistem waralaba nasional.

McDonald bersaudara enggan atas penawaran tersebut, dan memilih mempertahankan popularitasnya di tingkat lokal.

Tidak habis akal, Kroc pun menawarkan untuk mengelola sistem waralaba di seluruh AS, kecuali di cabang-cabang yang didirikan McDonald bersaudara di California dan Arizona.

Kakak beradik itu juga ditawarkan imbalan satu persen dari penjualan kotor seluruh waralaba yang dikendalikan Ray Kroc.

3 dari 3 halaman

Konsistensi adalah Kunci

Setelah membuka restoran pertamanya di Des Plaines, Kroc mendirikan perusahaan yang kemudian dikenal saat ini sebagai McDonald's Corporation, dan menawarkan waralaba ke seluruh AS.

Konsistensi dalam menyajikan makanan lezat, murah, dan cepat, membuat pamor McDonald's berkembang dengan pesat. Dalam delapan tahun pertama, tepatnya pada 1958, Kroc telah mengendalikan 34 cabang, dan seteahun setelahnya meningkat drastis menjadi 102 restoran.

Kesuksesan Kroc di antaranya berasal dari aturan ketat yang diterapkannya, bahwa setiap burger yang dijual di seluruh gerai McDonald's haru memiliki komposisi dan rasa yang konsisten.

Untuk itu, dia pun menetapkan aturan ketat untuk seluruh pemegang warlaba dalam mengatur ukuran porsi, metode memasak, dan pengemasan. Satu aturan mengatakan bahwa kentang goreng harus tepat selebar 0,28 inci, dan bahwa 10 roti harus dibuat dari setiap pon daging sapi.

Suksesnya waralaba yang dikelola Kroc, membuat McDonald bersaudara terpaksa melego saham penuh restoran yang dibangunnya seharga US$ 2,7 juta (setara Rp 38,9 miliar) pada 1961, sebuah harga yang sangat besar kala itu.

Lalu, pada 1963, dalam perayaan satu juta hambburger yang berhasil dijual, McDonald's memperkenalkan Ronald sebagai maskot, dan visual tapal emas serupa huruf 'M' sebagai logo utama hingga sekarang.

Kemudian pada 1968, McDonald's memperkenalkan Big Mac, sebuah varian burger bertingkat yang menjadi menu andalan restoran ini dari masa ke masa.

Sementara itu, tanggal yang sama pada 1957, Inggris merilis Operasi Grapple untuk menguji coba bom hidrogen pertama mereka di dekat Pulau Christmas, Samudera Hindia.

Juga, tanggal yang sama pada 1817, terjadi pertempuran sengit antara kolonial Belanda dan rakyat Ambon yang dipimpin oleh Thomas Matulessy, alias Kapitan Pattimura.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.