Sukses

Vietnam Ingin Jadi Tuan Rumah Pertemuan Kedua Donald Trump dan Kim Jong-un

Vietnam dikabarkan ingin menjadi tuan rumah pertemuan puncak kedua antara Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Liputan6.com, Hanoi - Vietnam dikabarkan ingin menjadi tuan rumah pertemuan puncak kedua antara Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam waktu dekat. Kabar itu mengemuka ketika Hanoi tengah bersiap untuk menerima kunjungan kenegaraan Kim Jong-un bulan depan.

Sebuah sumber yang mengetahui masalah itu mengatakan, Kim Jong-un melakukan perjalanan ke Vietnam untuk kunjungan kenegaraan resmi setelah tahun baru China 4-8 Februari 2019, demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (18/1/2019).

Sumber terpisah mengonfirmasi, tetapi tidak memberikan rincian tanggal.

Amerika Serikat dan Korea Utara mengadakan pembicaraan tingkat tinggi di Washington minggu ini untuk membahas pertemuan kedua antara Trump dan Kim untuk mencari kesepakatan "sementara" untuk merevitalisasi pembicaraan nuklir, kata media AS dan Korea Selatan.

Vietnam yang dikuasai komunis, yang memiliki hubungan baik dengan Amerika Serikat dan Korea Utara, telah secara luas disebut-sebut sebagai tempat yang paling mungkin untuk pertemuan kedua.

Negara Asia Tenggara itu ingin menjadi tuan rumah KTT sebagai demonstrasi hubungan normalnya dengan Amerika Serikat, musuh selama Perang Vietnam, kata seorang pejabat pemerintah Vietnam dan dua sumber diplomatik kepada Reuters.

Sumber Vietnam tidak mengonfirmasi apakah kunjungan kenegaraan oleh Kim akan digabungkan dengan KTT ke-2 AS-Korea Utara.

Media cukup disensor di Vietnam dan Partai Komunis yang berkuasa mempertahankan kontrol ketat pada informasi. Para pejabat yang berbicara kepada Reuters melakukannya dengan syarat anonimitas yang ketat, mengutip sensitivitas situasi.

Kementerian luar negeri Vietnam tidak menanggapi permintaan dari Reuters untuk memberikan komentar.

Seorang juru bicara kedutaan AS di Hanoi mengatakan tidak memiliki apa pun untuk mengumumkan mengenai lokasi pertemuan puncak, dan mengatakan bahwa pertanyaan tersebut lebih tepat ditanyakan ke Gedung Putih.

Trump mengatakan kepada wartawan di Washington pada 6 Januari bahwa Amerika Serikat dan Korea Utara sedang "menegosiasikan lokasi" untuk pertemuan puncak kedua, dan bahwa "itu akan diumumkan mungkin dalam waktu yang tidak lama lagi". Pejabat Gedung Putih telah menolak untuk berkomentar lebih lanjut.

Kim Jong-un dan Donald Trump bertemu dalam KTT bersejarah di Singapura pada Juni 2018, tetapi sejak itu, keduanya berupaya untuk membuat kemajuan menuju denuklirisasi Semenanjung Korea.

Para pejabat tinggi Korea Utara, termasuk mantan kepala mata-mata Kim Yong Chol, terlihat di bandara Beijing pada hari Kamis, dan diyakini akan menuju ke Amerika Serikat untuk pertemuan dengan Sekretaris Negara Mike Pompeo dan kemungkinan Trump.

Ditanya tentang kemungkinan pertemuan tingkat tinggi minggu ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS mengatakan: "Kami tidak memiliki pertemuan untuk diumumkan."

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Di Hanoi atau Danang?

Baik Hanoi dan kota Danang di Vietnam tengah dipandang oleh para analis sebagai lokasi yang memungkinkan untuk pertemuan puncak kedua AS-Korea Utara.

Seorang pejabat senior yang berbasis di Danang mengatakan kota itu tidak diminta untuk menjadi tuan rumah acara seperti itu, tetapi telah menerima instruksi untuk mempersiapkan kemungkinan kunjungan "A1", merujuk kode seorang pemimpin asing terkemuka.

Seorang pejabat senior Korea Selatan sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa Amerika Serikat memiliki "berbagai pilihan" di lokasi itu, yang akan diputuskan setelah berkonsultasi dengan Korea Utara, sementara seorang pejabat lain mengatakan bahwa Vietnam hanyalah salah satu negara yang ingin menjadi tuan rumah KTT.

Vietnam, yang bangkit dari abu perang mengubah dirinya menjadi salah satu kekuatan ekonomi yang tumbuh paling cepat di Asia, telah mengembangkan hubungan strategis yang erat dengan Washington.

Pada 2016, Washington mengakhiri embargo senjata selama puluhan tahun terhadap Vietnam, dan tahun lalu sebuah kapal induk AS mengunjungi Vietnam untuk pertama kalinya sejak akhir Perang Vietnam.

Ekspor Vietnam ke Amerika Serikat, pasar ekspor terbesarnya, naik 14,3 persen tahun lalu menjadi US$ 47,53 miliar, terhitung hampir 20 persen dari total ekspor Vietnam.

Korea Utara dapat belajar dari pengalaman Vietnam dalam membangun hubungan dengan Amerika Serikat, kata Le Dang Doanh, seorang ekonom Vietnam dan mantan penasihat pemerintah yang telah memberikan ceramah kepada delegasi Korea Utara yang mengunjungi Vietnam.

"Mereka banyak bertanya tentang bagaimana Vietnam dapat menormalkan hubungan dengan Amerika Serikat setelah kehilangan begitu banyak nyawa rakyat Vietnam selama perang," kata Doanh. "Aku bilang pada mereka bahwa kita tidak pernah melupakan masa lalu, tetapi kita juga melihat ke masa depan."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.