Sukses

Soal Tembok Perbatasan, Donald Trump Adu Mulut dengan Anggota Kongres

Pertemuan antara Donald Trump dengan legislator oposisi Kongres AS meledak menjadi sebuah argumen panas.

Liputan6.com, Washington DC - Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan legislator pemimpin kubu oposisi Kongres AS di Oval Office Gedung Putih pada Selasa 11 Desember 2018 lalu meledak menjadi sebuah argumen panas.

Dalam adu mulut di hadapan pers, Trump, pemimpin fraksi Partai Demokrat House of Commons (DPR) Nancy Pelosi, dan pemimpin fraksi Partai Demokrat US Senate (DPD) Chuck Schumer, saling berdebat tentang kebijakan imigrasi, pendanaan untuk pembangunan tembok di perbatasan AS-Meksiko, dan hasil pemilu mid-term November 2018.

Debat panas tersebut kemudian berujung dengan Trump mengancam akan melakukan "government shutdown" atau penangguhan pemerintah dalam melaksanakan pekerjaannya, demikian seperti dikutip dari CNBC (13/12/2018).

Percekcokan itu sudah menjadi pembicaraan yang rumit untuk menjaga pemerintah tetap melaksanakan tugasnya melewati batas waktu 21 Desember, ketika pendanaan untuk tujuh lembaga pemerintah akan berakhir.

Pelosi mengatakan dia tidak akan menyetujui uang untuk pembangunan tembok di sepanjang perbatasan AS-Meksiko dalam RUU pendanaan Kementerian Keamanan Dalam Negeri (DHS).

Dia dan Schumer berencana menawarkan Trump kesepakatan untuk meloloskan RUU alokasi untuk enam lembaga, bersama dengan langkah satu tahun untuk menjaga pendanaan DHS pada level saat ini, menurut NBC News. Jika Trump menyangkal perjanjian itu, Partai Demokrat berencana menyarankan resolusi berkelanjutan selama setahun untuk semua departemen yang tidak didanai.

Saat argumen diputar di TV, pasar saham AS jatuh ke posisi terendah hari ini. Pertarungan lisan dinilai menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan mengurangi harapan untuk kerjasama antara kedua belah pihak ketika Demokrat akan mengambil alih menjadi mayoritas di DPR pascapemilu paruh waktu November 2018 lalu --kata analis.

Pada awal pertemuan di Gedung Putih, Trump berulang kali menggembar-gemborkan pembangunan tembok di perbatasan, salah satu janji politiknya. Dia mencari US$ 5 miliar untuk mendanai tembok itu dalam paket pengeluaran akhir tahun. Namun, Partai Demokrat tidak menyetujuinya.

Dua imigran Honduras mengangkangi perbatasan yang memisahkan Meksiko dari AS di Tijuana, Meksiko, Rabu (21/11). Wali Kota Tijuana mendeklarasikan krisis kemanusiaan di perbatasan kotanya dengan AS. (AP Photo/Ramon Espinosa)

Presiden Donald Trump berulang kali mengklaim bahwa sebagian besar dinding telah dibangun, meskipun Kongres baru mengeluarkan dana untuk membangun pagar baru atau memperbaiki yang sudah ada.

Trump kemudian meminta Pelosi berbicara. Pada gilirannya, Pelosi mengatakan "orang Amerika mengakui kita harus menjaga pemerintah tetap terbuka" dan memperingatkan Trump tentang shutdown.

Ketika Pelosi mengalihkan topik ke suara yang dibutuhkan di Kongres untuk mengeluarkan anggaran kepada pemerintah, percakapan itu berubah menjadi argumen.

Setelah lebih banyak argumen, Schumer berkata: "Kami tidak ingin melakukan government shutdown."

Schumer kemudian menyebut tentang proposal Senat bipartisan untuk menempatkan US$ 1,6 miliar terhadap keamanan perbatasan, tetapi bukan dinding seperti yang diinginkan Trump. Para pembuat undang-undang meloloskan tingkat pendanaan yang sama dalam RUU pengeluaran pemerintah tahun lalu.

Seorang imigran Honduras memanjat dinding perbatasan AS di Tijuana, Meksiko, Jumat (30/11). Ratusan warga Kota Tijuana memprotes atas kedatangan ribuan imigran Amerika Tengah di perbatasan Meksiko itu. (AP Photo/Rebecca Blackwell)

"Dan jika itu bukan keamanan perbatasan yang baik, saya tidak akan mengambilnya," Trump balas menyerang, menambahkan bahwa "Anda tidak bisa mewujudkan keamanan perbatasan tanpa tembok."

Pelosi menjawab, "Itu tidak benar."

Schumer menimpali, AS dapat mencapai keamanan perbatasan tanpa tembok. Dinding justru "tidak menyelesaikan masalah" imigrasi ilegal. Namun, Trump memutuskan bahwa "itu akan menyelesaikan masalah."

Schumer juga mencatat bahwa Trump berulang kali berjanji bahwa Meksiko akan membayar pembangunan tembok itu.

Setelah lebih banyak pertengkaran di mana Trump menuduh Schumer membiarkan pemblokiran dana awal tahun ini, presiden mengatakan dia akan disalahkan atas "government shutdown" sebagai buntut atas ketidaksepakatan soal kebijakan imigrasi.

Presiden AS, Donald Trump meninjau prototipe tembok perbatasan AS dan Meksiko yang kontroversial di San Diego, Selasa (13/3). Prototipe tembok perbatasan Trump memiliki tinggi sekitar 9 meter, dengan puncak yang tebal dan bundar. (MANDEL NGAN / AFP)

"Jika kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, dengan satu atau lain cara, apakah itu melalui Anda, melalui militer, melalui apa pun yang ingin Anda gunakan, saya akan menangguhkan pemerintahan," kata Trump, ketika Schumer duduk menatap ke depan dan tidak menatap mata presiden.

"Kami tidak setuju," Schumer menjawab.

"Saya bangga menangguhkan pemerintah untuk keamanan perbatasan, Chuck ... saya akan bertanggungjawab. Saya akan menjadi orang yang melakukannya," kata Trump. 

Dalam seluruh argumen, Wakil Presiden Mike Pence hanya terduduk di kursi di sebelah Donald Trump, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

 

Simak video pilihan berikut: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mimpi Trump Bangun Tembok di Perbatasan AS-Meksiko

Dalam pernyataan bersama setelah pertemuan, Schumer dan Pelosi mengatakan "kami memberi presiden dua opsi yang akan membuat pemerintah tetap berjalan. Ini adalah pilihannya untuk menerima salah satu dari opsi itu atau government shutdown akan dilakukan."

Pelosi dan Schumer melihatnya sebagai kemenangan bahwa Trump mengakui dia akan mengalami government shutdown.

Perempuan itu juga mengatakan, pertemuan dengan Trump "liar," menambahkan bahwa dia "berusaha menjadi ibu" selama perdebatan.

Pertemuan itu adalah yang kedua kalinya Selasa bahwa Trump menyarankan militer dapat membangun tembok di perbatasan. Tidak jelas bagaimana itu akan terjadi, karena Kongres telah mengeluarkan RUU pengeluaran Kementerian Pertahanan tanpa pendanaan dinding perbatasan.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Pentagon Letnan Kolonel Jamie Davis mengatakan "sampai saat ini, tidak ada rencana untuk membangun bagian dari dinding itu."

"Namun, Kongres telah memberikan opsi di bawah Kode 10 AS. Yang dapat memungkinkan Kementerian Pertahanan untuk mendanai proyek-proyek di perbatasan, seperti mendukung operasi anti-narkoba atau keadaan darurat nasional," kata Davis.

Imigran menghindari gas air mata petugas patroli perbatasan AS di dekat pagar pembatas antara Meksiko dan Amerika Serikat di Tijuana, Meksiko (25/11). Walikota Tijuana telah menyatakan krisis kemanusiaan di kota perbatasannya. (AP Photo/Ramon Espinosa)

Demokrat dan bahkan beberapa Republikan menentang tembok perbatasan yang diusulkan Trump. Pelosi dan Schumer menyebutnya tidak manusiawi dan tidak efektif.

Dalam sebuah pernyataan Senin malam, Partai Demokrat mengatakan "presiden tahu betul bahwa proposal dindingnya tidak memiliki suara di DPR dan Senat, dan seharusnya tidak menjadi hambatan bagi kesepakatan bipartisan."

Trump telah menjanjikan pembangunan tembok di perbatasan untuk menjaring suara para pendukungnya.

Trump menghabiskan hari-hari terakhir sebelum pemilu mid-term (paruh waktu) pada November mengkhawatirkan tentang kafilah migran yang disebut menuju perbatasan AS-Meksiko. Partai Republik kehilangan 40 distrik dan mayoritas mereka di House of Commons, sementara mereka mendapat dua kursi di Senat.

Pelosi memiliki pertimbangan politiknya sendiri dalam pertarungan pendanaan. Dia membutuhkan suara dari beberapa Demokrat yang skeptis dalam upayanya untuk menjadi pembicara bulan depan. Sebagian besar kaukusnya secara tegas menentang pendanaan dinding perbatasan.

Jika legislator dan pemerintahan Trump tidak sepakat soal dana, itu akan memicu government shutdown pemerintah ketiga tahun ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.