Sukses

7-11-1974: Misteri Bangsawan Inggris yang Mendadak Raib di Tengah Kasus Pembunuhan

Kasus pembunuhan yang diduga dilakukan bangsawan bernama Lord Lucan menggegerkan Inggris. Keberadaannya pun kemudian misterius.

Liputan6.com, London - Dengan hanya mengenakan gaun malam, Veronica Mary Duncan yang bergelar Countess of Lucan menyerbu masuk ke pub Plumbers Arms di London, Inggris. Jarum jam hampir menunjuk ke pukul 22.00 waktu setempat, 7 November 1974. Perempuan bangsawan itu menjerit sejadinya, meminta pertolongan.

Pemilik pub mengatakan, Lady Lucan yang usianya 37 tahun terlihat terguncang. Bercak darah terlihat di seluruh tubuhnya. "Tolong saya! Tolong! Saya baru lolos dari pembunuhan...Ia membunuh pengasuh," kata perempuan itu, seperti dikutip dari On This Day, Selasa (6/11/2018).

'Dia' yang dumaksud adalah suaminya sendiri, Lord Richard John Bingham, pria berdarah biru yang punya gelar Seventh Earl of Lucan.

Bersenjatakan pipa dari timah, pria itu diduga memukuli Sandra Rivet hingga tewas. Korban adalah pengasuh yang merawat tiga anaknya. Ia konon mengira, perempuan tersebut adalah istrinya.

Polisi mengatakan, sadar salah sasaran, pelaku kemudian mencoba untuk mengakhiri hidup pasangannya. Kala itu, Lucan sedang bersengketa dengan istrinya, memperebutkan hak asuh atas anak-anak mereka.

Namun, saat hendak ditangkap, Lucan menghilang. Tak ada yang mengaku melihatnya, kecuali Susan Maxwell-Scott, sahabatnya. 

Belakangan diketahui, Lucan berkendara sejauh 45 mil ke Uckfield di East Sussex, di mana teman dekatnya, Ian dan Susan Maxwell-Scott tinggal.

Ian sedang tak ada di rumah. Susan membukakan pintu dan mengundang tamunya masuk.

Kepada Susan, Ia yang bertampang kusut dan acak-acakan, mengaku melihat sang istri, Veronica, diserang seorang pria. Ia kemudian masuk, namun tergelincir kubangan darah.

Lucan mengaku, pria itu langsung kabur. Sementara, Veronica yang 'histeris' menudingnya mengirimkan tukang pukul untuk menghabisi perempuan itu.

Selama berada di rumah sahabatnya, Lucan sempat menelepon ibunya dan menilis dua surat untuk kakak iparnya, Bill Shand-Kydd.

Salah satu surat bertanggal 7 November 1974, berikut cuplikannya:

"Untuk Bill,

Situasi paling menakutkan terjadi malam ini...Ketika aku menyela pertarungan di Lower Belgrave St, pelaku kabur, dan Veronica menudingku telah membayarnya.

Aku membawanya ke lantai atas, berusaha untuk membersihkan tubuhnya. Ia berbaring, tak bergerak, namun Hanya sesaat. Saat aku ke kamar mandi, ia kabur.

Bukti tak langsung yang melawanku sangat kuat. V (Veronica) akan mengatakan, semua itu adalah perbuatanku...V telah menunjukkan kebenciannya padaku di masa lalu dan akan melakukan apa pun untuk melihatku dipersalahkan."

Mobil yang dikemudikan Lucan, untuk mencapai Uckfield, belakangan ditemukan dalam kondisi berlumuran darah dan terlantar di pelabuhan Newhaven, di mana sejumlah kapal feri secara berkala menuju Prancis.

Surat perintah penangkapan terhadap bangsawan itu dikeluarkan pada 12 November 1974, atas sangkaan pembunuhan terhadap Sandra Rivett dan upaya menghabisi istrinya sendiri.

Dalam persidangan yang digelar secara in absentia, para juri memutuskan, kematian Sandra Rivett disebabkan oleh 'Pembunuhan oleh Lord Lucan'.

Sosok Lucan kemudian menjelma jadi legenda selama beberapa dekade. Publik di Inggris kian penasaran dengan apa yang terjadi pada pria dari kalangan ningrat itu. Sejumlah laporan penglihatan kemudian muncul dari sejumlah negara, termasuk Portugal, Irlandia, Australia, Afrika Selatan, Mozambik, dan Selandia Baru.

Bahkan muncul klaim yang menyebut, ia lari ke India dan hidup sebagai hippie bernama "Jungly Barry". Pun dengan kisah yang terdengar aneh bahwa ia menembak dirinya sendiri dan mengumpankan jasadnya ke sejumlah harimau di dalam kandang kebun binatang.

Lord Lucan secara legal dinyatakan meninggal dunia pada 1999, sementara sertifikat kematian dikeluarkan pada 2016.

Susan Maxwell-Scott, yang diduga sebagai orang terakhir yang ditemuinya, meninggal pada September 2004, dengan membawa banyak rahasia ke liang lahatnya.

Dalam wawancara di televisi pada Juni 2017, Lady Lucan, yang menuduh suaminya sebagai pembunuh, mengaku yakin, mantan pasangannya itu telah mengakhiri hidupnya sendiri.

"Saya mengira, dia naik feri dan melompat di tengah-tengah English Channel, tepat di baling-baling kapal, sehingga jasadnya tak akan ditemukan -- kupikir, itu tindakan yang sangat berani."

Lady Lucan kemudian ditemukan meninggal dunia di rumahnya, tiga bulan setelah wawancara tersebut. Usianya kala itu 80 tahun.

Putranya, George Bingham, Earl Lucan Ke-8 mengatakan, "Ia meninggal dunia di rumah, sendirian, dan tampaknya dengan damai."

Menghilangnya Lord Lucan adalah salah satu misteri dalam sejarah kriminalitas Inggris yang belum terpecahkan.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kapal Hantu

Situs media Inggris, Mirror.co.uk pada Februari 2018 mengabarkan bahwa pihak kepolisian menduga, Lord Lucan masih hidup, 44 tahun setelah ia menghilang dan dua kali dinyatakan tewas di pengadilan.

Pada 2018, sang bangsawan yang berusia 83 tahun, masih jadi buronan Scotland Yard, terkait kasus pembunuhan terhadap Sandra Rivett.

"Tak ada bukti sahih atau petunjuk kuat kematiannya. Ia mungkin masih hidup," demikian dikatakan Scotland Yard.

Tak hanya kasus pembunuhan yang diduga dilakukan bangsawan Inggris, sejumlah kejadian bersejarah juga terjadi pada tanggal 7 November.

Pada 1872, kapal Mary Celeste angkat sauh dari Pelabuhan New York ke Genoa, Italia. Nakhoda, Benjamin S. Briggs, istrinya yang bernama Sarah, dan putrinya yang berusia 2 bulan Sophia ada di dalamnya. Pun dengan delapan awak.

Kurang dari sebulan kemudian, awak kapal Inggris, Dei Gratia melihat penampakan kapal dengan layar terkembang di lepas pantai Portugis.

Saat diamati, ada keganjilan pada bahtera tersebut. Kapal itu hanya mengapung, tanpa kendali. Ada keanehan di layarnya. Kapten Dei Gratia, David Morehouse kaget bukan main saat menyadari itu adalah Mary Celeste.

Semua berkas yang ada di kapal menghilang kecuali buku harian kapten kapal. Jam kapal tidak berfungsi, kompas sama sekali rusak, sedangkan sextant dan marine chronometer telah hilang. Satu satunya sekoci Mary Celeste juga menghilang.

Meski ada kerusakan, kapal relatif utuh. Harta benda para awaknya tak tersentuh. Juga ditemukan perbekalan air dan makanan yang cukup dikonsumsi 6 bulan. Namun, tak ada seorang pun yang akan menikmatinya.

Mary Celeste kemudian menjadi salah satu misteri terbesar dalam sejarah pelayaran: apa yang terjadi pada 10 orang yang berlayar di dalamnya?

Sementara itu, pada 1977, pesawat Malaysia Airlines Penerbangan 653 dibajak dan jatuh di Kampong Ladang, Tanjong Kupang. Seratus orang di dalamnya tewas seketika, jasad mereka sulit diidentifikasi.

Termasuk yang kehilangan nyawa adalah Menteri Pertanian Malaysia, Dato' Ali Haji Ahmad, Kepala Departemen Pekerjaan Umum Malaysia, Dato' Mahfuz Khalid, dan Duta Besar Kuba untuk Jepang, Mario Garcia.

Sementara, pada 2013, Perdana Menteri Xavier Bettel menjadi pemimpin dunia pertama yang secara terang-terangan mengaku sebagai penyuka sesama jenis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.