Sukses

Uni Eropa Siap Haramkan Penggunaan Plastik Sekali Pakai

Prihatin terhadap polusi di lautan, Uni Eropa bersiap membahas larangan penuh penggunaan plastik sekali pakai.

Liputan6.com, Brussels - Parlemen Uni Eropa sepakat mendukung larangan luas penggunan plastik sekali pakai, dalam upaya untuk mengatasi polusi di laut, ladang dan saluran air.

Di bawah arahan yang diusulkan, barang-barang seperti sedotan plastik, penyeka kapas, piring plastik sekali pakai dan alat makan sejenis, akan resmi diharamkan mulai tahun 2021.

Selain itu, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada kamis (25/10/2018), kebijakan baru itu juga menargetkan 90 persen botol plastik yang beredar di Eropa, akan sepenuhnya berupa produk daur ulang pada tahun 2025.

Dijelaskan oleh komisi Eropa, kebijakan itu merupakan tindakan keras terhadap "10 produk plastik teratas yang paling sering berakhir di lautan". Undang-undang tersebut meraih 571 suara banding 53 yang menolak.

Kelompok perwakilan Partai Buruh Inggris di Parlemen Eropa mengimbau rencana Uni Eropa itu harus dihormati oleh London setelah Brexit.

Seb Dance, juru bicara partai terkait untuk parlemen Eropa, mengatakan: "Langkah-langkah baru ini akan memangkas penggunaan plastik sekali pakai di Uni Eropa. Dengan lebih dari 700.000 botol plastik berserakan di Inggris setiap hari, adalah sebuah kelalaian fatal jika London tidak mempertahankan target baru ini saat meninggalkan Uni Eropa."

Parlemen Eropa menyebut banyak sampah plastik berakhir di lautan, dan diperkirakan butuh waktu berabad-abad agar bisa terurai penuh.

Ditegaskan pula bahwa produk terkait yang berukuran ringan, seperti sedotan dan kantong kresek misalnya, berisiko paling mudah melakukan perjalanan jarak jauh, dan menyerap racun sepanjang jalan yang merusak flora dan fauna laut.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Memimpin Upaya Penanganan Polusi Plastik

Rancangan undang-undang di atas menjadikan Uni Eropa naik ke posisi kepemimpinan dalam mengatasi krisis polusi plastik yang sedang berkembang.

Saat ini, negara-negara Uni Eropa masih harus mendukung penyusunan berkas RUU terkait sebelum resmi disahkan. Meski begitu, beberapa sumber internal mengatakan mereka optimis bahwa tindakan positf itu akan terus bergerak cepat.

"Kami berharap memiliki suara di dewan Eropa pada bulan November," kata salah seorang anggota Parlemen Eropa kepada The Guardian.

"Jika semua berjalan dengan baik, kita bisa menjadikannya rancangan hukum pada akhir tahun ini," lanjutnya optimis.

Setelah pemungutan suara parlemen Eropa pada Rabu 24 Oktober, komisaris divisi lingkungan, Karmenu Vella, mengatakan: "Hari ini kita selangkah lebih dekat untuk menghilangkan produk-produk plastik sekali pakai yang paling bermasalah di Eropa."

"Ini mengirimkan sinyal yang jelas bahwa Eropa siap mengambil tindakan tegas dan terkoordinasi untuk mengurangi sampah plastik, dan untuk memimpin upaya internasional dalam membuat lautan bebas dari limbah plastik," lanjutnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.