Sukses

Malaysia Rela Bakar Hutan demi Pohon Durian, Hidup Harimau Pun Terancam

Hutan di wilayah Raub, Malaysia, dibakar dan ditebang untuk membuka jalan bagi perkebunan durian. Hal itu dikabarkan mengancam kehidupan harimau liar yang ada di sana.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Habitat salah satu harimau yang paling terancam punah di dunia, harimau Malaya (Panthera tigris jacksoni), berada dalam bahaya, menurut kelompok aktivis lingkungan WWF Malaysia.

Menurut mereka, hutan belantara di Negeri Jiran telah digunduli oleh oknum tertentu hanya karena durian. Buah berbau menyengat ini sedang populer di Malaysia dan permintaan pasar terus meningkat dari tahun ke tahun.

Tak hanya harimau Malaya, binatang buas lain yang menjaga keseimbangan ekosistem alam di hutan di wilayah Raub pun dikhawatirkan semakin berkurang jumlahnya, seiring dengan penebangan pohon dan perusakan lingkungan secara besar-besaran.

Hutan hujan tersebut telah menjadi destinasi populer bagi pelancong asal Tiongkok dan Singapura dengan kedok "wisata durian". Namun sayang, hutan itu kini mulai dibakar dan pepohonannya ditebang agar bisa "membuka jalan baru" bagi sektor perkebunan: menanam varietas durian.

Kawasan itu adalah rumah bagi harimau Malaya, yang ditetapkan sebagai satwa dilindungi dan sangat terancam punah. Di dunia, hanya tersisa sekitar 300 ekor saja.

WWF Malaysia menegaskan, merusak habitat hewan-hewan liar bisa berdampak buruk terhadap kelangsungan hidup harimau, salah satunya hutan yang ada di Hulu Sempan, di mana "surga durian" direncanakan dibangun.

"Daerah ini berdekatan dengan kawasan lindung, di mana hidup sebagian besar harimau. Harimau Malaya hanya bisa ditemukan di sekitar Semenanjung Malaka dan di ujung selatan Thailand," kata Siti Zuraidah Abidin dari WWF Malaysia.

"Pembukaan lahan di Hulu Sempam dapat menyebabkan fragmentasi hutan yang lebih luas, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi pergerakan satwa liar," lanjutnya, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (25/10/2018).

Diperkirakan 1.213 hektar lahan di Hulu Sempan pada akhirnya akan ditebang untuk perkebunan durian oleh Perbadanan Setiausaha Kerajaan, sebuah perusahaan yang terkoneksi dengan pemerintah Malaysia.

Sementara itu, Departemen Kehutanan Pahang menampik untuk berkomentar. Mereka berkilah bahwa proyek di situs itu tidak memerlukan izin dari departemen kehutanan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berkat Kerja Keras, Populasi Harimau di Nepal Naik Dua Kali Lipat

Sementara itu, para pejabat di Kathmandu mengatakan bahwa jumlah harimau di hutan Nepal melesat hingga hampir dua kali lipat.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa 9 Oktober 2018, hal ini disebabkan atas inisiatif pemerintah, para pencinta lingkungan hidup dan otoritas lokal yang bekerja keras selama bertahun-tahun.

Usaha yang mereka lakukan untuk meningkatkan populasi harimau dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya lewat program pemeliharaan yang baik dan benar.

Gopal Prakash Bhattarai di Departemen Taman Nasional dan Pelestarian Satwa Liar hari Minggu (7/10) mengatakan, berdasarkan penghitungan terakhir jumlah harimau di hutan Nepal kini mencapai 235 ekor, atau naik dua kali lipat dibanding tahun 2009 yang hanya mencapai 121 ekor.

Para pemimpin negara yang memiliki populasi harimau telah mengadakan pertemuan pada tahun 2010 dan berjanji untuk melakukan berbagai upaya guna melipatgandakan jumlah harimau selambat-lambatnya pada tahun 2022.

Bhattarai mengatakan, Nepal bisa menjadi negara pertama yang memenuhi target itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.