Sukses

16-10-1996: Tragedi di Pertandingan Guatemala Vs Kosta Rica, 84 Orang Tewas

Puluhan orang meninggal dunia dan ratusan luka-luka akibat berdesak-desakan memasuki stadion saat pertandingan akan dimulai.

Liputan6.com, Guatemala City - Pada tanggal 16 Oktober, 22 tahun silam terjadi insiden mematikan dalam dunia sepak bola. Sekitar 84 nyawa melayang akibat berdesakan dan terinjak di ajang kualifikasi Piala Dunia di Guatemala City.

Dikutip dari laman History.com, Selasa (16/10/2018), puluhan orang meninggal dunia dan ratusan luka-luka akibat berdesak-desakan memasuki stadion saat pertandingan akan dimulai.

Kala itu tim nasional Guatemala dijadwalkan akan bertanding melawan Kosta Rika yang digelar Rabu malam. Sekitar 60 ribu orang penggemar sepak bola berpakaian biru dan putih (warna bendera kedua negara) memasuki stadion.

Padahal, kapasitas tempat duduk hanya untuk 45 ribu orang. Rupanya hal ini terjadi lantaran telah terjadi pemalsuan tiket di ajang tersebut.

Meskipun stadion telah penuh sekitar satu jam sebelum pertandingan, para penggemar masih berusaha untuk masuk melewati lorong-lorong sempit sambil berdesak-desakkan.

Akibat insiden ini banyak yang saling dorong dan jatuh hingga terinjak-injak. Ditambah lagi, ada aksi pukul-pukulan akibat emosi yang sudah tidak bisa tertahankan.

Kepanikan pun terjadi, mereka yang sudah salih berhimpitan ingin keluar. Presiden Guatemala saat itu, Alvara Arzu menyaksikan kekacauan ini dari kursi VVIP-nya.

Ia langsung mengeluarkan pernyataan untuk membatalkan pertandingan. Namun, itu semua telah terlambat. 84 orang termasuk anak-anak terhimpit, terijak-injak lalu meninggal dunia.

Mengetahui tragedi itu, Paus Yohanes Paulus II kemudian mengirim pesan belasungkawa kepada keluarga korban. Presiden Arzu menyatakan tiga hari berkabung nasional.

"Apa pentingnya sepak bola sekarang?" Kata pelatih kepala Guatemala, Horacio Cordero menanggapi insiden ini.

Selain insiden mematikan yang terjadi di Guatemala City, di tanggal serupa juga terdapat sejumlah catatan sejarah lain.

Pada 16 Oktober 1978, Karol Cardinal Wojtyla yang saat itu berusia 58 tahun terpilih menjadi Paus. Dia yang bergelar Paus Yohanes Paulus II adalah pemimpin Takhta Suci pertama non-Italia sejak tahun 1535.

Pada tanggal yang sama pada 1984, jantung babon ditransplantasikan pada bayi manusia berusia 15 hari, Baby Fae di Loma Linda University Medical Center, California.

Itu adalah transplantasi jantung lintas spesies pertama yang dilakukan. Baby Fae berhasil bertahan hidup, hanya sampai tanggal 15 Oktober tahun yang sama.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.