Sukses

3 Kehebatan Hercules C-130, Pesawat yang Bantu Korban Bencana di Sulawesi Tengah

Inilah 5 kecakapan pesawat Hercules C-130 yang digunakan oleh negara-negara sahabat untuk membantu Sulawesi Tengah.

Liputan6.com, Donggala - Sudah 10 hari berlalu, setelah gempa dan tsunami memporak-porandakan Palu, Donggala dan Mamuju di Sulawesi Tengah. Sejak 28 September 2018, sejumlah bantuan kemanusiaan dan logistik telah mengalir dari penduduk di Tanah Air, tak terkecuali dari negara-negara sahabat.

Bahkan pada 2 Oktober, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto, mengungkapkan bahwa ada 18 negara yang siap membantu Indonesia untuk menangani korban.

Ia menuturkan, bantuan yang diberikan akan disesuaikan dengan kebutuhan. Sedangkan hingga kini, hal yang paling diperlukan oleh para korban adalah bantuan tanggap darurat.

Namun, dirinya tahu, alat angkut udara yang besar masih sulit diakses. Untuk itulah, ia menyebut bahwa hanya burung besi jenis Lockheed Martin C-130 Hercules yang dapat melakukannya.

Dengan kondisi Bandara Mutiara Sis-Al Jufri di Palu, pesawat Hercules C-130 memang ideal, karena bobotnya berat dan bisa mendarat dan lepas landas di landasan pacu yang pendek.

Bandara Mutiara Sis-Al Jufri sejatinya memiliki landasan pacu sepanjang 2.500 meter, namun hanya 2.000 meter yang bisa digunakan lantaran sisanya rusak akibat gempa.

"Yang bisa mendarat adalah jenis C-130 Hercules, karena panjang landasan (pacu) 2.500 (meter). Itu ujungnya retak sekitar 200 meter. Sehingga landas pacu yang mungkin untuk dapat didarati hanya sepanjang 2.000 meter," jelas Wiranto.

"Kalau pesawat Boeing pun, itu tipe 737 seri 400-500. Yang seri 800 sampai seri 900 enggak mungkin bisa mendarat. Tapi pesawat C-130 bisa. Oleh karena itu, kami harapkan bantuan dari alat angkut udara C-130," imbuhnya.

Wiranto menambahkan, pesawat angkut tersebut akan mengangkut bantuan dari Balikpapan dan Makassar ke Palu, dan kini, sebanyak 6 negara telah bersedia meminjamkan pesawat Hercules C-130 guna memudahkan penanganan bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Negara tersebut antara lain Singapura, Malaysia, India, Korea Selatan, Selandia Baru dan Amerika Serikat.

Sementara itu, bagi sebagian besar pengamat, salah satu seri pesawat yang paling dikenal dalam sejarah penerbangan adalah Lockheed Martin C-130J Super Hercules dan pendahulunya telah memainkan peran beragam dalam keberhasilan operasi militer, kemanusiaan, dan misi khusus.

Selain itu, pesawat serbaguna ini juga mampu menjalankan tugas lain, seperti menjadi pemadam kebakaran, melakukan upaya pencarian dan penyelamatan dan bisa berfungsi sebagai stasiun pengisian bahan bakar udara untuk pesawat lain dalam penerbangan.

Keluarga pesawat C-130 terus berevolusi, seiring dengan kebutuhan militer masa kini yang terus berubah. Burung besi ini umumnya dikenal sebagai media untuk menerjunkan personil militer dan pasokan dari udara.

Sedangkan model terbarunya dapat beroperasi di landasan udara yang relatif pendek, sehingga ideal untuk diterbangkan di area terpencil.

C-130J, anggota terbaru dari jajaran airlift (transportasi --pasukan atau pasokan-- oleh pesawat udara, biasanya ketika transportasi melalui darat sulit dilakukan) yang legendaris, menggabungkan desain dan peningkatan kinerja dari pendahulunya, C-130E.

Versi terbaru itu mampu terbang lebih tinggi dan lebih cepat dari model sebelumnya, serta dapat melakukan perjalanan lebih lama dengan kecepatan jelajah yang mumpuni.

Selain dilengkapi sistem navigasi dan kemampuan pertahanan yang canggih, pesawat tersebut juga dilengkapi sstem kargo. Detail menarik ini menggambarkan keserbagunaan dan relevansi abadi dari salah satu pesawat paling dikenal di langit: C-130J Super Hercules.

Lalu, apa saja keunggulan lain dari pesawat C-130? Berikut 3 di antaranya, seperti dikutip dari militaryspot.com, Senin (8/10/2018).

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. 50 Tahun Dipakai Angkatan Udara AS

Keluarga C-130 merupakan produksi terlama dari setiap pesawat yang saat ini diterbangkan oleh militer Amerika Serikat. Desainnya telah beberapa kali mengalami perubahan.

Selain itu, pesawat ini juga telah melayani Angkatan Udara Negeri Paman Sam selama lebih dari 50 tahun.

Seri C-130 tercatat memiliki lebih dari satu juta jam terbang dalam misi khusus, termasuk pertempuran dan misi kemanusiaan.

Setidaknya sudah ada 15 negara yang menggunakan tipe C-130J, beberapa di antaranya juga mengoperasikan model lain dari C-130.

3 dari 4 halaman

2. Ruang Pesawat

Keluarga pesawat C-130 mewakili hampir 2.500 pesawat individu, yang telah dikirimkan ke berbagai negara sejak Lockheed Martin mulai memproduksi mesin-mesinnya.

Sejak 2014, pesanan untuk model terbaru bahkan sudah mencapai sekitar 300 pesawat. Jumlah tersebut diperkirakan terus berkembang hingga tahun 2018 dan siap melayani Angkatan Udara Amerika Serikat, Italia, Kanada, Norwegia dan Denmark.

Super Hercules mampu membawa lebih dari 40.000 pon kargo dan persediaan. Enam palet (dua lapis bilah kayu yang tersusun searah yang disela balok melintang, digunakan untuk menumpuk muatan supaya dapat diangkat sekaligus), misalnya, dapat dimuat langsung ke ruang kargo tunggal pesawat.

Di satu sisi, pesawat ini juga mampu menampung 92 pasukan tempur, atau 64 pasukan terjun payung, atau 74 alat pengangkut pasien (litter patients) dengan 2 tenaga kesehatan, atau 6 palet.

Sedangkan krunya berjumlah 5 orang, terdiri dari 2 pilot, navigator, mekanik penerbangan, dan ahli muatan (loadmaster). 

4 dari 4 halaman

3. Pesawat yang Kuat

Hercules C-130 disebut sebagai pesawat tangguh, sebab ia mampu mendarat dan lepas landas di landasan pacu yang pendek, dengan panjang run way kurang dari 2.000 meter.

Karena itu lah, C-130 bisa dioperasikan di daerah pegunungan dan medan menantang lainnya atau di landasan pacu yang tidak disiapkan.

Contohnya ketika pendaratan Hercules pertama dikapal induk (KC-130F/Tanker) terjadi pada tanggal 30 Oktober 1963. Di Kapal Induk USS Forrestal (CVA-59). Diawaki oleh Letnan James H. Flatey III, LtCdr. WW Stovall, ADR-1 EF Brennan dan test pilot Lockheed Ted Limmer, Jr.

Selain itu, C-130 Super Hercules memiliki laju maksimum 320 knot (366 mph, 592 km/h) pada 20.000 kaki (6,060 meter di atas permukaan laut).

Laju jelajahnya yaitu 292 knot (336 mph, 540 km/h), jangkauan 3.800 km dan langit-langit batas yakni 23.000 kaki (7.000 mdpl).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.