Sukses

Latihan Kebugaran Mana yang Paling Banyak Membakar Kalori? Ini Jawaban Ilmiahnya

Dari sekian banyak latihan kebugaran, penelitian ilmiah menemukan beberapa kecil saja yang mampu membakar kalori dalam jumlah besar.

Liputan6.com, New Orleans - Waktu Anda berharga dan terbatas, jadi ketika tiba waktunya untuk berolahraga, tidak jarang bertanya-tanya: latihan apa yang bisa membakar kalori paling banyak?

Para ilmuwan secara teliti mempelajari jumlah energi yang dihabiskan orang selama menjalani berbagai jenis latihan. Mereka juga telah menentukan latihan mana yang paling baik untuk membakar kalori.

Hal yang perlu diingat, sebagaimana dikutip dari Time.com pada Minggu (16/9/2018), adalah semakin banyak otot yang Anda libatkan dan semakin keras (dan lebih lama) Anda mendorong otot-otot itu, maka semakin banyak energi yang akan dikeluarkan oleh tubuh.

Pernyataan di atas disampaikan oleh Dr Tim Church, seorang peneliti olahraga dan seorang profesor kedokteran di Pusat Penelitian Biomedis Pennington di Louisiana State University, Amerika Serikat (AS).

"Jadi untuk memaksimalkan jumlah kalori yang akan dibakar, Anda disarankan berlatih menggunakan kelompok otot tubuh bagian bawah dan atas, di mana dilakukan dengan intensitas tinggi," kata Dr Church menjelaskan.

Oleh karena itu, Dr Church memperkirakan bahwa akan ada suatu dampak pada otot di sepanjang latihan interval CrossFit, yang mampu membakar kalori dalam jumlah banyak.

Sebuah studi tentang satu latihan CrossFit populer yang disebut "Cindy" --di mana seseorang melakukan serangkaian pull-up, push-up dan squat sebanyak mungkin-- menemukan bahwa hal tersebut membakar rata-rata 13 kalori per menit.

Latihan ini berlangsung selama 20 menit, sehingga olahraganya membakar rata-rata total 260 kalori.

Beberapa penelitian tentang Cross-fit juga menunjukkan bahwa salah satu dari latihan ini, terdiri dari 4 menit blok pelatihan yang mencampur intensitas maksimum dari ketahanan dan pelatihan aerobik dengan periode istirahat yang singkat, membakar 14,5 kalori per menit, atau 280 kalori selama 20 menit latihan.

Rata-rata kalori per menit ini mengalahkan banyak bentuk latihan tradisional.

Namun, pembakaran kalori "per menit" tidak selalu menjadi cara terbaik untuk menilai tuntutan energi olahraga. Total waktu yang dihabiskan untuk berlatih, dan kesediaan seseorang untuk konsisten, juga merupakan faktor penting.

"Jadi jika Anda sangat kekurangan waktu, pelatihan interval berintensitas tinggi (HIIT) mungkin adalah opsi terbaik. Tetapi di dunia nyata, banyak orang tidak akan merasa nyaman (atau mampu) terlibat dalam latihan intensitas tinggi secara teratur atau diperpanjang," ujar John Porcari, penulis hasil studi terkait, yang juga meruoakan profesor ilmu olahraga dan kebugaran di University of Wisconsin, AS.

Porcari mengatakan cara yang "lebih adil" untuk menilai tuntutan energi sebenarnya dari latihan kebugaran, adalah meminta orang melakukannya dengan kecepatan yang nyaman bagi mereka.

Dan ketika tiba waktunya untuk latihan yang kuat, pembakaran kalori yang orang-orang (yang telah merasa nyaman) akan berlangsung dalam durasi panjang, seperti lari mialnya.

"Ketika Anda melihat literatur, berlari cenderung membakar lebih banyak kalori daripada modalitas lain," tambahnya memberikan bukti.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Efek Setelah Olahraga Tidak Selalu Sama

Menurut penaksir kalori online dari American Council on Exercise, orang dengan berat badan 115 pon (setara 53 kilogram), yang berlari selama 30 menit dengan kecepatan lambat hingga sedang (10 menit), akan membakar sekitar 260 kalori.

Menurut penelitian terkait, hal itu serupa dengan jumlah kalori pada orang yang melakukan CrossFit selama 20 menit.

Sementara itu, orang dengan berat 175 pon (setara 79 kilogram) akan membakar hampir 400 kalori selama 30 menit untuk durasi lari yang sama.

"Tingkatkan kecepatan, dan Anda dapat mencapai tingkat pembakaran kalori yang lebih besar," saran Dr Church.

Di lain pihak, penelitian dari Colorado State University telah menunjukkan bahwa latihan yang intens tidak membuat metabolisme seseorang bekerja lebih lama daripada olahraga ringan.

Tapi efek pasca-latihan (afterburn) cenderung cepat surut --dalam beberapa jam-- dan itu menyumbang sebagian kecil dari total kalori yang dikeluarkan seseorang selama dan setelah berolahraga.

Selain itu, durasi latihan --bukan hanya intensitasnya-- membantu menjaga metabolisme seseorang meningkat setelah pelatihan, demikian dikutip dari ulasan hasil studi setara oleh University of New Mexico.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa semuanya kurang lebih sebanding jika Anda dapat meluangkan waktu dan mempertahankan intensitasnya.

Jadi, jika sasaran Anda adalah membakar jumlah energi maksimum, Anda akan terpacu menemukan latihan yang kuat, agar biasa bertahan untuk waktu yang lama.

"Yang sebenarnya Anda lakukan, Anda dapat menemukan bentuk-bentuk latihan ekstrem yang memaksimalkan pembakaran kalori per menit. Tetapi jika Anda tidak mengikuti mereka atau melakukannya secara teratur, itu tidak baik bagi tubuh," pungkas Dr Church.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.