Sukses

Gempa Meksiko Bikin Piramida Kuno Retak, Ternyata Ada Kuil Rahasia di Dalamnya

Gempa dengan kekuatan 7,1 skala Richter yang mengguncang Mesiko menguak bangunan rahasia di dalam piramida kuno.

Liputan6.com, Mexico City - Gempa dengan kekuatan 7,1 skala Richter mengguncang Meksiko tengah pada 19 September 2017. Lindu kala itu menewaskan 200 orang dan merusak sejumlah bangunan, termasuk piramida kuno di situs arkeologi Teopanzolco, yang terletak 70 kilometer di selatan Mexico City.

Gempa bumi dikenal karena dengan kekuatannya destruktif, namun, kala itu para arkeolog justru mendapatkan keuntungan. Sebab, guncangan tersebut menguak kuil rahasia di dalam piramida yang tak terdeteksi selama ratusan tahun.

Seperti dikutip dari situs sains LiveScience, Sabtu (14/7/2018), saat gempa, tremor yang timbul memicu runtuhnya sebagian struktur tengah piramida, yang berdampak pada dua kuil di piramida yang sudah diketahui oleh para arkeolog sebelumnya -- satu kuil dibangun untuk dewa hujan Tlaloc, dan lainnya untuk dewa perang Huitzilopochtli.

Gempa merusak bagian lantai di antara dua kuil, Tlaloc dan Huitzilopochtli. Saat memindai lokasi yang rusak dengan radar, para arkeolog menemukan kuil tersembunyi yang letaknya 2 meter di bawah lantai. 

Para arkeolog dari National Institute of Anthropology and History (INAH) Meksiko mengatakan pada BBC News bahwa kuil 'rahasia' tersebut bahkan berusia lebih tua dari bangunan piramida. 

Kuil itu diperkirakan dibangun pada 1150 oleh orang-orang Aztec dari kebudayaan Tlahuica. Ukurannya mencapai 6 meter x 4 meter. Ada pecahan tembikar dan pembakar dupa di dalamnya.

Secara arsitektur, kuil yang baru ditemukan itu sangat mirip dengan dua lokasi pemujaan lain di dalam piramida. Dindingnya diplester, ada bangku, fasad yang dibangun dari batu yang memanjang, runtuhan pilar yang diyakini mendukung atap kuil. 

Rincian struktur di kuil itu menarik minat para ilmuwan. Dianggap menunjukkan bahwa gaya arsitektur Tlahuica mungkin mempengaruhi struktur yang dibangun berabad-abad kemudian oleh orang-orang Mexica, demikian menurut Barbara Konieczna, seorang arkeolog dari Morelos Center INAH. 

Kuil rahasia tersebut adalah bangunan tertua di dalam piramida. Menurut para arkeolog, hal tersebut menggarisbawahi pentingnya situs Teopanzolco untuk merekonstruksi sejarah budaya kuno di Meksiko. 

 

Saksikan video menarik terkait Meksiko berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pidamida Digusur demi Bangun Jalan

Pidamida tak hanya ada di Mesir, tapi juga di Amerika Latin. Namun, tak semuanya dilestarikan.

Pada 2013 lalu, salah satu piramida Suku Maya terbesar di Belize dibuldoser, rata dengan tanah. Puing-puing bangunan lalu dihancurkan untuk menambah material pembangunan jalan. Tragis!

Kepala Institut Arkeologi Belize, Jaime Awe mengatakan, penghancuran kompleks Nohmul di utara Belize terdeteksi pekan lalu. Piramida itu adalah pusat pemujaan 2.300 tahun lalu, adalah situs paling penting di wilayah yang berbatasan dengan Meksiko tersebut.

"Kami benar-benar tak habis pikir dengan ketidakpedulian dan ketidaksensitifan mereka...menggunakan puing piramida untuk membangun jalan!" kata Awe seperti dimuat News.com.au. "Menohok, rasanya seperti ditinju di perut. Mengerikan."

Kompleks Nohmul berada di tengah ladang tebu milik privat. Memang bentuknya tak megah seperti piramida yang telah direkonstruksi. Namun, Awe mengatakan para pembangun jalan itu tak mungkin tak tahu. Tak masuk akal mereka tak bisa membedakan gundukan tanah dengan bangunan piramida setinggi 100 kaki atau 30 meter itu.

"Mereka pastinya tahu itu adalah situs kuno. Tapi mereka abai," kata Awe. Perusahaan pembangun jalan, D-Mar Construction, dimiliki politisi UDP, Denny Grijalva.

Foto dari lokasi menunjukkan, backhoe mencakar bangunan piramida dari sisi samping, menyisakan inti bangunan yang terbuat dari batu kapur -- berupa seperti kamar sempit.

"Bayangkan saja, Suku Maya di masa lalu membangunnya hanya dengan alat-alat dari batu, memahatnya, dan mengangkat material penyusun bangunan di atas kepala, mendaki bukit kecil, dan kini mereka menggunakan alat-alat modern untuk menghancurkannya dalam sekejap," kata Awe.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.