Sukses

14-7-1988: Sayembara Digelar untuk Buktikan Elvis Presley Palsukan Kematiannya Sendiri

Raja Rock and Roll, Elvis Presley dinyatakan meninggal dunia 16 Agustus 1977. Namun, banyak orang yang meragukannya.

Liputan6.com, Memphis - Sebuah sayembara digelar stasiun radio WYHY pada 14 Juli 1988. Seperti dikutip dari www.onthisday.com, hadiah sebesar US$ 1 juta akan diberikan pada siapapun yang bisa membuktikan bahwa Elvis Presley, sang Raja Rock and Roll, masih hidup.

Padahal, sudah 11 tahun berlalu sejak Elvis dinyatakan meninggal dunia. Pada 16 Agustus 1977, ia ditemukan tergeletak di dalam toilet di Graceland, mansion mewahnya yang terletak di Memphis, Tennessee. Ada kubangan muntahan di sekitar tubuhnya.

Dalam kondisi panik, stafnya mengontak ambulans yang segera melarikannya ke Baptist Memorial Hospital.

Baptis bukanlah rumah sakit terdekat dari Graceland, namun dokter pribadi Elvis, George Nichopoulos memerintahkan agar pasiennya di bawa ke sana dengan alasan privasi. Staf dan paramedis di sana tak akan membocorkan rahasia. 

Segala upaya dilakukan para dokter dan paramedis untuk membuat jantungnya kembali berdetak, namun gagal. Elvis dinyatakan meninggal dunia pada pukul 15.30 waktu setempat. Sementara proses otopsi digelar pukul 19.00.

Kabar kematian Elvis pada usianya yang ke-42 tahun mengirimkan gelombang kejut ke seluruh dunia. Jutaan penggemarnya syok berat, beberapa bahkan tak bisa menerima kenyataan bahwa 'King of Rock and Roll' telah berpulang.

Meskipun laporan resmi mengkonfirmasi bahwa Elvis meninggal karena sebab alami, sejumlah orang berspekulasi, idolanya masih hidup dan sengja memalsukan kematiannya.

Sejumlah teori konspirasi berseliweran. Salah satunya terkait penampakan helikopter hitam di sekitar kediamannya, yang konon membawa Elvis ke Bermuda. "Di sana ia menyembunyikan diri karena merasa lelah dengan ketenarannya," demikian dikutip dari The Week.

Teori lain menyebut, setelah memalsukan kematiannya, Elvis Presley kembali ke Graceland dan menyamar jadi tukang kebun.

Salah satu teori konspirasi paling populer adalah, Elvis memalsukan kematiannya agar bisa melarikan diri dari mafia.

Dalam bukunya, Is Elvis Alive? yang terbit pada 1988, ail Brewer-Giorgio mengaku memeriksa sejumlah dokumen rahasia FBI yang memberikan petunjuk bawa Raja Rock and Roll itu masuk ke program perlindungan saksi.

"Jika ditanya apakah Elvis masih hidup saat ini, saya akan menjawab tidak tahu," kata Brewer-Giorgio kepada Majalah Time. "Namun, aku tahu benar, ia tak meninggal dunia pada 16 Agustus 1977.

Mengutip sejumlah bukti yang diklaim berasal dari FBI, penulis tersebut mengklaim, Elvis terdaftar sebagai agen rahasia untuk menyusup ke organisasi kriminal bernama The Fraternity.

Namun, Elvis harus 'menghilang' setelah perannya sebagai mata-mata ketahuan.

Sejumlah orang bahkan yakin, kunci plot Elvis untuk memalsukan kematiannya bisa dilihat di makamnya di Graceland.  Nama tengah sang bintang konon sengaja ditulis salah, Aaron, padahal seharusnya Aron.

Namun, teori tersebut dibantah. Belakangan, jelang akhir hidupnya, Elvis dikatakan lebih suka menggunakan nama tengah Aaron. 

Salah satu teori konspirasi yang paling aneh dan paling menghibur disajikan dalam Bubba Ho-Tep karya Joe Lansdale, yang difilmkan pada 2002. Alkisah, Elvis tinggal di sebuah panti jompo di Texas. Di sana ia bertemu John F. Kennedy yang lolos dari upaya pembunuhan dan sengaja dihilangkan.

Elvis juga disebut-sebut muncul sebagai figuran dalam film Home Alone yang dirilis 13 tahun setelah kematiannya.

Adegan yang disebut menampilkan Elvis Presley di Home Alone (Sumber: YouTube/  The Tonight Show Starring Jimmy Fallon)

Pada 2017, Elvis bahkan disebut-sebut mengunjungi bekas rumahnya, Graceland, tepat di hari ulang tahunnya yang ke-82.

Dia mengenakan jaket gelap, topi bisbol serta kacamata hitam, hadir di tengah peringatan ulang tahunnya di rumahnya di Memphis, Tennessee.

Saat gambaran tersebut diposting di laman Facebook Elvis Presley is Alive, sejumlah penggemar yakin, pria itu adalah gambaran sang bintang saat berusia sepuh. 

Mereka juga menunjuk ke tiga orang petugas keamanan di belakang pria diduga Elvis. Sejumlah penggemar mengklaim, para bodyguard itu ada di sana untuk mencaja sang ikon musik. 

Namun, beberapa orang tak sepakat bahwa pria sepuh tersebut adalah Raja Rock and Roll. Mereka menduganya sebagai Jesse Garon Presley, kembaran Elvis Presley yang meninggal saat dilahirkan. 

 

Saksikan video terkait Elvis Presley berikut ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Revolusi di Prancis Bermula

Tak hanya sayembara soal Elvis Presley yang membuat tanggal 14 Juli menjadi hari bersejarah.

Pada Selasa 14 Juli 1789 adalah hari ketika revolusi Prancis bermula, dari sebuah penjara bernama Bastille.

Bastille bukan sekedar jeruji besi. Ia menjadi simbol kesewenang-wenangan raja dan penindasan kelas berkuasa terhadap kaum papa yang kelaparan.

Sekitar 300 kaum revolusioner mengepung bangunan batu itu, menuntut agar senjata dan bubuk meriam yang disimpan di sana diserahkan.

Para sipir tak sudi memenuhi tuntutan itu. Mereka bergeming. Kerumunan massa yang mengepung Bastille sama sekali tak mengesankan dari sisi jumlah.

Setelah menembaki massa dan membunuh sekitar 100 orang dari mereka, para penjaga penjara dipaksa menyerah satuan yang dikirim untuk mengamankan penjara, justru membelot dan bergabung dengan kaum revolusioner -- dengan imbalan meriam yang disimpan di Bastille.

Penyerbuan Penjara Bastille (Wikipedia)

Pertempuran terjadi dengan sengit. Gubernur militer, Bernard-Jordan de Launay akhirnya mengibarkan bendera putih. Menyerah.

Namun, massa revolusioner justru membunuhnya dan mengarak kepalanya. Malam harinya, mereka merobohkan dinding Bastille.

Penyerbuan Bastille adalah klimaks, sekaligus awal dari Revolusi Prancis. Juga permulaan dari periode kekerasan Reign of Terror.

Sejumlah sejarawan menemukan buku harian Louis XVI. Pada hari itu, 14 Juli 1789 ia tak menuliskan apapun. Mungkin suami Marie Antoinette itu terlalu lelah setelah berburu.

Saat Duc de Liancourt memberitahukan soal penyerbuan di Bastille, sang raja bertanya pada penasihatnya itu.

"Apakah ada pemberontakan," tanya dia.

"Bukan Yang Mulia, yang terjadi adalah revolusi," jawab sang penasihat, seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (13/7/2016).

Hingga kini, peristiwa penyerbuan Bastille terus dirayakan sebagai 'La Fête nationale'.

Pada 14 Juli 1933, Nazi mensahkan Undang-Undang untuk Pencegahan Kelainan Genetik. Akibatnya, ratusan ribu orang secara paksa disterilisasi. Yang lainnya dibunuh.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.