Sukses

Pemerintah Filipina Tetapkan 15 Juni Jadi Hari Libur Idul Fitri

Penetapan hari Idul Fitri sebagai hari libur nasional di Filipina diatur dalam Proclamation 514.

Liputan6.com, Manila - Di bawah kepemimpinan Presiden Rodrigo Duterte, masyarakat Filipina dipastikan akan merayakan libur Idul Fitri pada 15 Juni 2018. Ketetapan itu telah ditandatangani pada Rabu, 6 Juni.

Seperti dikutip dari Manila Times, Jumat (15/6/2018), penetapan hari raya Idul Fitri atau akhir Ramadan ini tercantum dalam Proclamation 514. 

"Melalui Proclamation 514 yang ditandatangani 6 Juni 2018, Presiden Duterte menyatakan Jumat, 15 Juni 2018 sebagai hari libur reguler di seluruh negeri untuk merayakan Idul Fitri," demikian pernyataan Asisten Khusus Presiden Duterte Christopher "Bong" Go.

Idul Fitri menandai akhir bulan suci Ramadan bagi umat Islam.

Penetapan Idul Fitri sebagai hari libur nasional di Filipina memang tercantum dalam undang-undang No 9177 yang ditetapkan tahun 2002, pada masa kemimpinan Presiden Gloria Arroyo.

Menurut Undang-Undang No 9177 Tahun 2002, penetapan Idul Fitri disesuaikan dengan kalender Islam. Hari pertama Syawal, bulan ke-10.

Dalam Islam, hari Idul Fitri ditetapkan melalui kalender bulan atau dengan pengamatan astronomis. Hal itu juga menjadi dasar dasar dalam menetapkan akhir Ramadan oleh undang-undang di Filipina.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gencatan Senjata dengan Taliban

Sebelumnya, Presiden Afghanistan pada Kamis, 7 Juni 2018 mengumumkan gencatan senjata dengan kelompok Taliban.

"Gencatan senjata akan berlangsung dari 27 Ramadan hingga hari kelima Idul Fitri," kata Presiden Afghanistan Ashraf Ghani via Twitter, seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis 7 Juni 2018.

Gencatan senjata itu diperkirakan berlangsung mulai dari 12 Juni hingga 19 Juni berdasarkan kalender Romawi.

Sementara itu, tidak jelas apakah Taliban menyetujui kebijakan gencatan senjata yang diumumkan oleh sang presiden Afghanistan.

Seorang juru bicara Taliban mengatakan kepada Agence-France Presse, "Kami perlu mengonfirmasi kepada pejabat tinggi Taliban demi menanggapi pengumuman itu."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.