Sukses

Kim Jong-un Masih Ingin Bertemu Donald Trump

Meski dibatalkan sepihak oleh AS, Gedung Putih tetap mengirimkan tim ke Singapura untuk persiapan pertemuan Trump dan Kim Jong-un.

Liputan6.com, Pyonyang - Kim Jong-un "berketetapan" bahwa rencana pertemuannya dengan Donald Trump yang dijadwalkan pada 12 Januari 2018 di Singapura harus dilanjutkan. Hal tersebut disampaikan oleh media pemerintah Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA).

Pada Kamis, 24 Mei pagi, lewat sepucuk surat, Trump mengumumkan pembatalan sepihak KTT Amerika Serikat-Korea Utara. Alasan Trump, Pyongyang menunjukkan kemarahan dan sikap bermusuhan.

Namun, kemudian Trump menunjukkan sinyal positif terkait pertemuannya dengan Kim Jong-un setelah muncul pesan damai dari Pyongyang.

KCNA mengabarkan pula bahwa pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan sepakat untuk "sering bertemu".

Laporan KCNA tersebut dirilis pasca-pertemuan mengejutkan antara Kim Jong-un dan Presiden Moon Jae-in pada Sabtu, 26 Mei kemarin.

Juru bicara presiden Korea Selatan menyatakan, Moon Jae-in dan Kim Jong-un saling bertukar pandangan dalam pertemuan yang berlangsung selama dua jam di Zona Demiliterisasi (DMZ).

Tatap muka antarpemimpin dua Korea dinilai merupakan upaya untuk menyukseskan KTT Amerika Serikat-Korea Utara.

"Keduanya berbagi pikiran bahwa mereka akan sering bertemu untuk berdialog lebih aktif, menyatukan kebijaksanaan dan upaya, mengekspresikan sikap mereka untuk berusaha bersama bagi denuklirisasi Semenanjung Korea," demikian tulis KCNA, seperti dilansir BBC, Minggu (27/5/2018).

Kim Jong-un dikabarkan juga berterima kasih kepada Moon Jae-in "atas banyak upaya yang dilakukan presiden Korea Selatan" itu untuk mewujudkan pertemuannya dengan Trump.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gedung Putih Kirim Tim ke Singapura

Pada Sabtu, Gedung Putih mengonfirmasi bahwa sebuah tim akan berangkat ke Singapura pada akhir pekan ini, sesuai dengan jadwal semula. Keberangkatan mereka bertujuan untuk mempersiapkan KTT Amerika Serikat-Korea Utara.

Dan Trump, pada Sabtu, dengan marah menolak spekulasi The New York Times yang menyebutkan bahwa KTT mustahil dapat berlangsung pada 12 Juni mendatang karena kurangnya waktu dan persiapan.

Setelah mengumumkan pembatalan pertemuannya dengan Kim Jong-un pada Kamis, Trump pada Jumat mengatakan bahwa pihaknya tengah berdialog dengan Korea Utara.

"Kami sedang bicara dengan mereka (Korea Utara). Mereka mengeluarkan pernyataan yang sangat baik," ujar presiden ke-45 Amerika Serikat tersebut.

Pernyataan Trump mengacu pada komentar Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, Kim Kye Gwan yang mengatakan bahwa keputusan Amerika Serikat untuk membatalkan KTT "tidak terduga" dan "sangat disesalkan". Kim Kye Gwan menambahkan, Kim Jong-un bersedia bertatap muka kapan saja.

Korea Utara telah mendapat banyak sanksi internasional sejak 2006, yang memangkas sebagian besar ekspor dan membatasi impor minyaknya. Para ahli meyakini bahwa tekanan ekonomi yang ditimbulkan oleh sanksi telah mendorong Kim Jong-un untuk membuka diri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.