Sukses

Lembaga HAM Dunia Serukan Boikot Pembukaan Piala Dunia 2018 di Rusia

Liputan6.com, Moskow - Menurut Human Rights Watch (HRW), para pemimpin dunia seharusnya memboikot tempat duduk VIP, di mana Presiden Rusia, Vladimir Putin, akan menyaksikan pembukaan Piala Dunai 2018 pada Juni mendatang.

Dikutip dari VOA Indonesia pada Selasa (22/5/2018), desakan itu tidak akan terjadi jika Putin bersedia mengambil langkah untuk melindungi warga sipil di tengah konflik Suriah yang berkepanjangan.

Seperti yang diketahui, Rusia adalah pendukung utama rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, hingga tahun ini, ketika Negeri Beruang Merah itu menjadi tuan rumah kompetisi sepak bola paling prestisius di dunia. 

"Dengan menjadi tuan rumah acara olahraga yang paling banyak ditayangkan di dunia, Rusia menggiring opini publik dunia dan mencari penghormatan atas hal tersebut,” kata Kenneth Roth, Direktur Eksekutif HRW, dalam pernyataannya seperti dikutip kantor berita AFP.

"Para pemimpin dunia seharusnya mengkritisi Presiden Putin, dengan komitmen mereka tidak akan duduk di area VIP di malam pembukaan, kecuali dia mengganti arah untuk mengakhiri kekerasan di Rusia," lanjut Roth menjelaskan. 

Karena miliaran orang di dunia akan menyaksikan Piala Dunia di televisi. HRW berargumen bahwa tanggung jawab Moskow atas penderitaan warga sipil Suriah tidak boleh dilupakan.

Rusia adalah eksportir senjata utama untuk rezim Suriah, dan juga memberikan dukungan darat untuk pasukan pemerintah dan sekutunya.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rusia Mengaku Siap

Sementara itu, mewakili pemerintah Rusia, Duta Besar Negeri Beruang Merah di Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva mengajak masyarakat Indonesia untuk datang langsung menyaksikan pertandingan akbar Piala Dunia 2018 yang akan berlangsung pada Juni mendatang.

"Kami membuka pintu sebesar-besarnya bagi warga dunia terutama Indonesia untuk menonton Piala Dunia 2018 secara langsung di Rusia," ujar Dubes Lyudmila dalam press briefing di kediamannya pada April lalu.

"Datanglah ke negara kami. Di sana kalian akan merasakan bahwa orang Rusia itu ramah," tambahnya.

Pada kesempatan itu, Dubes Lyudmila menyampaikan kesiapan Rusia untuk menggelar kompetisi sepak bola terbesar di dunia di tengah pemberitaan dan isu politik pelik yang melibatkan Rusia.

"Piala Dunia 2018 memang diwarnai oleh berbagai isu dan ancaman dalam negeri maupun internasional. Seperti contoh ancaman ISIS dan sebagainya," jelas Dubes Lyudmila.

"Namun, kami sudah beberapa kali menyelenggarakan event bertaraf internasional mulai dari Olimpiade Musim Dingin di Sochi hingga F1," tambahnya.

Bahkan Dubes Lyudmila mengklaim jika Olimpiade Musim Dingin di Sochi berjalan dengan lancar.

Pada penyelenggaraan Piala Dunia 2018, pertandingan akan digelar di 11 kota. Kompetisi sendiri akan berlangsung dari 14 Juni hingga 15 Juli 2018.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.