Sukses

21-5-1960: Gempa Beruntun dan Tsunami di Chile, 5.000 Orang Tewas

Selain jumlah korban tewas yang dahsyat, bencana gempa dan tsunami di Chile ini juga membuat ribuan orang lain terluka dan jutaan orang menjadi tunawisma.

Liputan6.com, Chile - Hari itu, 21 Mei 1960, Chile mulai dilanda musibah besar. Gempa berkekuatan 7,6 skala Richter mengguncang kawasan Valdivia, membuat sejumlah wilayah hancur dan korban jiwa.

Dan ternyata ini baru gempa pertanda.

Bencana sesungguhnya terjadi pada keesokan harinya. Sekitar pukul 15.11 sore waktu setempat, gempa besar berkekuatan 8,5 skala Richter mengguncang kawasan Chile Selatan. Pusat liindu berada di lepas pantai Samudera Pasifik.

Pada pusat guncangan tersebut, lempengan samudera Nazca jatuh sekitar 50 kaki hingga berada di bawah lempeng Amerika Selatan. Hal ini memicu longsor besar di pegunungan dan tsunami yang dashyat.

Pada sekitar pukul 16.20, gelombang air setinggi 26 kaki atau sekitar 7 meter menyapu pesisir, menghancurkan sebagian bangunan kecil. Tapi ini baru tsunami pertama.

Beberapa menit kemudian, gelombang kedua setinggi 35 kaki atau sekitar 10 meter, bergetak dengan lambat tapi pasti melumat habis bagian pesisir hingga ke tengah. Bangunan rentan yang sebelumnya telah tenggelam sesaat kini hanyut terbawa air.

Diperkirakan ada 1.000 nyawa yang terenggut akibat 2 kali tsunami ini. Korban tewas adalah termasuk mereka yang mencoba menyelamatkan diri ke daratan yang lebih tinggi, tapi tetap terkena tsunami.

Bencana gempa di Chile menjadi yang terbesar sepanjang Abad 20. Seperti Today in History lansir Britannica, kekuatan gempa sebenarnya mencapai 9,6 SR.

Total korban tewas atas bencana gempa dan tsunami ini mencapai 5.000 orang. Selain itu, ribuan orang lain terluka dan jutaan orang menjadi tunawisma, tak memiliki rumah.

Dua hari kemudian, Chile kembali dilanda bencana, berupa erupsi Gunung Cordon-Caulle, yang kembali aktif setelah 40 tahun 'tidur'. Letusan gunung ini diyakini terkait dengan gempa dan tsunami yang terjadi sebelumnya.

Sejarah lain mencatat pada 21 Mei Mei 1991, Perdana Menteri India Rajiv Gandhi menjadi korban bom bunuh diri yang dilakukan seorang wanita.

Sementara pada 21 Mei 1998, Presiden Soeharto menyatakan pidato pengunduran diri setelah berkuasa di Indonesia selama 31 tahun.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.