Sukses

Identitas Sopir Van yang Tabrak Pejalan Kaki di Toronto Terungkap

Jumlah korban tewas akibat insiden tabrakan van putih di Toronto, Kanada, meningkat jadi 10 orang.

Liputan6.com, Toronto - Sebuah van putih menabrak para pejalan kaki di sebuah persimpangan yang sibuk di Toronto, Kanada. Sebelumnya, Wakil Kepala Polisi Toronto, Peter Yuen, mengonfirmasi bahwa sembilan orang tewas dan 16 orang terluka dalam insiden ini. 

Namun, BBC dalam laporan teranyarnya menyebut, jumlah korban tewas mencapai 10 orang. Sementara, korban luka 15 orang. Demikian seperti dilansir BBC pada Selasa (24/4/2018).

Pejabat kepolisian, Mark Saunders, mengatakan bahwa insiden tabrakan van ini tampaknya disengaja tetapi motifnya masih belum diketahui. Ia pun mengungkap identitas pelaku, yakni seorang pria bernama Alek Minassian (25). Tersangka berasal dari kawasan pinggiran Toronto, Richmond Hill.

Para saksi menggambarkan pemandangan mengerikan ketika van putih itu tiba-tiba saja naik ke trotoar dan melaju lebih dari satu kilometer, menabrak para pejalan kaki dengan kecepatan 70 km/jam di persimpangan Yonge Street dan Finch Avenue, Toronto, Kanada. Peristiwa ini terjadi pada pukul 13.30 waktu setempat.

Seorang saksi mata mengatakan pada media lokal, "Dia menghantam satu per satu, dia menabrak setiap orang di trotoar, demi Tuhan saya tidak pernah melihat hal seperti ini dalam hidup saya ... biasanya ini ada di zona perang. Dia mengemudi dengan kecepatan 60 hingga 70 km di trotoar ... orang ini sengaja, dia melakukannya untuk membunuh semua orang ... apa yang terjadi di sini adalah terorisme."

Van itu akhirnya berhenti setelah sebuah mobil polisi mendekat dari arah berlawanan, berbalik arah dan mulai berjalan bersebelahan dengannya.

Setelah kedua kendaraan berhenti, seorang petugas polisi keluar dari mobil lengkap dengan pistol di tangannya. Tersangka kemudian membuka pintu van, ia menunjuk ke arah polisi dan berteriak "tembak saya".

Sementara, seorang saksi lainnya mengklaim ia mendengar pelaku mengatakan kepada petugas bahwa ia memiliki pistol di sakunya.

Ketegangan berakhir setelah pengemudi van itu menjatuhkan sebuah objek yang dipegangnya dan berbaring. Demikian laporan News.com.au.

Dari sejumlah foto yang beredar tampak beberapa korban tewas yang ditutupi kain berwarna oranye.

"Ini akan menjadi penyelidikan yang rumit," kata Wakil Kepala Polisi Toronto, Peter Yuen. "Kami memiliki satu orang yang ditahan dan penyelidikan tengah berlangsung."

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Beberapa Korban Kritis

Dokter Dan Cass dari Sunnybrook Hospital mengatakan bahwa tempatnya telah menerima total 10 korban. Dua di antaranya meninggal saat kedatangan, lima orang dalam kondisi kritis dan tiga lainnya dalam kondisi serius -- belum diketahui apakah satu tambahan korban tewas merupakan pasien di rumah sakit ini.

"Para korban yang kami tangani di sini adalah orang dewasa," kata Cass.

Rumah sakit North York General juga diketahui menerima sejumlah korban dalam tragedi ini.

Sementara itu, polisi menutup persimpangan Yonge Street dan Finch Avenue setelah insiden tersebut. Agen transportasi publik Toronto mengumumkan telah menghentikan layanan di jalur kereta bawah tanah yang melintasi daerah tersebut.

Insiden penabrakan oleh van putih ini terjadi ketika para menteri Kabinet dari negara-negara G7 berkumpul di Toronto, Kanada, untuk membahas berbagai masalah internasional menjelang KTT G7 di dekat Kota Quebec pada Juni mendatang.

Merespons peristiwa penabrakan van ini, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan, "Duka kami bagi siapa pun yang terkena dampak. Kami akan mempelajari ini dan menjelaskannya dalam beberapa jam mendatang."

Wali Kota Toronto John Tory mengatakan, "Simpati saya bagi orang-orang yang terpengaruh oleh insiden ini dan bagi petugas layanan darurat yang bekerja untuk membantu mereka yang terluka."

Kantor berita Associated Press melaporkan seorang pejabat senior pemerintah mengatakan bahwa pihak berwenang belum menyerahkan penyelidikan kepada Royal Canadian Mounted Polic, tanda bahwa para penyelidik meyakini motif serangan ini bukan terorisme.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.