Sukses

23-4-1942: Serangan Balas Dendam Militer Jerman ke Inggris

Dalam serangan balas dendam Jerman ke Inggris, setidaknya 70 warga Inggris tewas.

Liputan6.com, London - Hari ini, 76 tahun silam, atau tepatnya 23 April 1942, terjadi serangan yang menjadi salah satu bagian pertempuran Perang Dunia II. Jerman melakukan serangan balasan dengan membombardir Inggris.

Pasukan Adolf Hitler melancarkan gempuran yang disebut "Baedeker Raids" ke sejumlah kota Inggris, yakni Exeter, Bath, Norwick, York dan pusat kota abad pertengahan lainnya. Akibatnya, sekitar 70 warga Inggris tewas.

Nama "Baedeker Raids" diambil dari nama perusahaan penerbitan Jerman yang terkenal memproduksi buku panduan wisata yang selama ini dipakai pemandu wisata bagi para turis di Eropa. Jerman menargetkan gedung-gedung di Inggris yang selama ini menjadi destinasi wisata dan direkomendasi bintang 3 oleh pemandu wisata.

"Kita harus membumibinasakan seluruh gedung di Inggris yang telah dilabeli bintang 3 dalam buku panduan Baedeker," seru petinggi Nazi Baron Gustav Braun von Sturm, seperti dimuat History.com

Alih-alih untuk keperluan pelesir menikmati keindahan kota dan alam, buku panduan wisata tersebut menjadi panduan bagi tentara Jerman melakukan serangan ke kota-kota Inggris. Kota Exeter menjadi target pertama bagi pasukan Hitler untuk memberangus Inggris. Demikian, Today in History Liputan6.com.

Sebelumnya, pada 28 Maret 1942, Inggris menyerang Kota Lubeck, Jerman. Kota Lubeck adalah kota bersejarah Abad Pertengahan, di mana terdapat sejumlah bangunan kuno. Banyak bangunan bersejarah yang hancur akibat serangan Inggris.

Sekitar 1.000 warga Jerman tewas akibat serangan Inggris. Hal ini membuat Hitler naik pitam dan memerintahkan pasukannya untuk melancarkan "Baedeker Raids".

Dalam Perang Dunia II ini, ada 2 kubu yang bertempur, yakni Sekutu dan Poros. Inggris di Kubu Sekutu bersama Amerika Serikat dan Uni Soviet, sementara Jerman di Kubu Poros bersama Jepang dan Italia.

Sejarah lain mencatat pada 23 April 1984, virus penyebab AIDS, HTLV-3 ditemukan tim peneliti AS. Kemudian 23 April 1998, James Earl Ray, pembunuh Martin Luther King -- tokoh anti-diskriminasi Amerika Serikat, mengembuskan nafas terakhirnya di usia 70 tahun saat menjalani perawatan penyakit liver di rumah sakit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini