Sukses

Studi: Gaya Hidup Ayah Pengaruhi Kesehatan Anak di Masa Depan

Menurut studi ilmiah, selain kesehatan ibu, gaya hidup ayah juga turut memengaruhi masa depan kesehatan calon buah hati.

Liputan6.com, Washington DC - Bukan hanya istri yang harus memperhatikan kesehatan saat menjalani kehamilan, begitupun juga suami.

Usia, kesehatan, dan gaya hidup pria disebut mampu memengaruhi masa depan kesehatan calon buah hati.

Dikutip dari Huffington Post pada Rabu (11/4/2018), sebuah studi yang dilakukan oleh Sekolah Kesehatan Universitas Georgetown Malaysia, menyebut pengaruh terkuat dari ayah pada kesehatan anak adalah asupan minuman beralkohol.

Bayi ternyata dapat didiagnosis terkena fetala alcohol spectrum disorder (FASD), yakni gejala kelainan pertumbuhan akibat resapan alkohol di dalam rahim, meski ibunya bukan peminum.

Ternyata setelah ditelusuri, gangguan kesehatan itu disebabkan oleh kebiasaan minum alkohol dari pihak ayah, yang resapan zat-zat berbahayanya terbawa melalui hubungan intim. 

Bayi dengan gangguan FASD cenderung akan mengalami pengerdilan pada anggota tubuhnya, seperti tubuh pendek, ukuran kepala kecil, dan pertumbuhan panjang tulang yang tidak sempurna.

Selain itu, bayi dengan gangguan FASD juga berisiko memiliki wajah asimetris. Bahkan ada kemungkinan buruk, gejala ini menyebabkan rendahnya koordinasi tubuh, tingkat kecerdasan, serta pertumbuhan daya olah pikir.

Selain pria pecandu alkohol, studi terkait juga menyoroti faktor kesehatan pada pria tua dan penderita obesitas.

Pada ayah yang berusia tua, ada kemungkinan bayi akan lahir dengan risiko skizofrenia, autisme, hingga cacat lahir.

Sementara pada ayah penderita obesitas, risiko kesehatan yang paling mungkin menimpa sang bayi adalah obesitas turunan, diabetes, dan kanker otak.

 

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berhubungan Seks Saat Hamil

Sementara itu, pada momen kehamilan, pasangan suami istri kadang tergelitik mencari tahu, apakah diperkenankan untuk berhubungan seks.

Pihak istri mungkin khawatir jika penetrasi penis akan menyakiti janin, atau menganggu perkembangannya di dalam rahim.

Untuk penjelasan lebih lanjut, mula-mula harus memahami anatomi kehamilan. Bayi tumbuh cukup baik di dalam semacam 'kepompong' saat berada di rahim.

Cairan ketuban, dinding otot rahim, leher rahim, dan penyumbat lendir (mucus plug) mampu menjaga perkembangan bayi terpisah dari dunia luar.

"Penis tidak akan mampu mengenai bayi atau bahkan menyentuh rahim," ujar Stephanie Allison dari Departemen Ginekologi Sekolah Kesehatan Harvard.  

Menurutnya, bayi tidak akan tahu apa yang terjadi selama suami istri berhubungan intim.

Seks dapat memberikan beberapa goncangan pada bayi di dalam kandungan, dan tidak seberapa menganggu.

"Goncangan saat seks tidak akan jauh berbeda seperti pergerakan ibu berjalan naik tangga atau bekerja," jelas Allison.

Pada dasarnya, jika kehamilan berjalan sehat dan tak ada larangan dari dokter, ibu hamil bisa berhubungan seks dengan aman, bahkan sampai hari melahirkan tiba.

"Bayi Anda tak akan merasakan atau bahkan tahu bedanya," pungkas Allison.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.