Sukses

Nekat Bergelantungan di Kereta, Pria di Jepang Ditangkap

Jumlah penumpang di seluruh gerbong sendiri mencapai 700 orang. Semuanya datang tepat waktu dengan rute Nishiakashi, Jepang.

Liputan6.com, Hyogo - Seorang pria berusia 44 tahun di Jepang ditangkap polisi akibat nekat mengejar kereta.

Dikutip dari laman AsiaOne, Rabu (4/4/2018), pria yang tak disebutkan namanya itu diamankan polisi prefektur Hyogo, Jepang karena melompat dan bergelantungan pada gerbong kereta yang berjalan.

Masinis yang mengetahui ada seorang pria bergelantungan di kereta, langsung menghentikan laju kendaraan massal tersebut setelah berjalan tujuh meter. Polisi kemudian datang dan menangkap lelaki tersebut atas kasus mengganggu jalannya transportasi umum.

Saat ditangkap oleh polisi, ia mengaku sedang mabuk sehingga melakukan hal gila tersebut. Kendati demikian belum diketahui pasti apakah memang dia dalam kondisi tak sadarkan diri ketika itu.

"Saya benar-benar ingin naik kereta," ujar pria itu kepada petugas.

Aksi nekat pria melompat dan bergelantungan ke gerbong kereta di Stasiun JR Sannomiya di Chuo Ward, Kobe itu terjadi pada pukul 01.05 dini hari waktu setempat. Kala itu jumlah penumpang di seluruh rangkaian sepur menuju Nishiakashi, Jepang tersebut mencapai 700 orang.

Beruntung pelaku tidak mengalami luka sama sekali akibat ulah nekatnya. Sejauh ini, salah satu motif ia melakukan aksi gila diduga karena tertinggal kereta terakhir.

Layanan kereta kemudian kembali beroperasi setelah sempat berhenti selama 20 menit.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berangkat 20 Detik Lebih Awal, Pengelola Kereta Jepang Minta Maaf

Bukan menjadi rahasia lagi jika transportasi di Jepang dikenal akan ketepatan waktunya, termasuk kereta api.

Namun pada Selasa 14 November 2017, sebuah kereta di jalur Tsukuba Express di Tokyo datang tak tepat waktu. Kereta tersebut datang 20 detik lebih awal dari jadwal, demikian dilaporkan Japan Today.

Insiden tersebut membuat manajemen perusahaan mengeluarkan pemintaan maaf secara resmi.

"Kami meminta maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan yang terjadi pada pelanggan kami," tulis perusahaan pengelola kereta di website-nya pada keesokan harinya.

Dikutip dari The Straits Times, jalur Tsukuba Express, yang dijalankan oleh Tokyo-area Metropolitan Intercity Railway Company, menghubungkan Akibahara di Tokyo dengan Prefektur Ibaraki.

Menurut laporan, kereta tersebut seharusnya berangkat dari Stasiun Minami Nagerayama pada pukul 09.44. Namun pada hari itu, kereta itu sudah meninggalkan stasiun pada pukul 09.43 lewat 40 detik, 20 detik lebih awal dari jadwal.

Dalam pernyataan itu juga disebutkan bahwa kereta tersebut datang di jalur Tsukuba Express setiap empat menit sekali. Pihak pengelola pun meragukan bahwa banyak orang akan menyadari perbedaan 20 detik itu.

"Kereta Jepang biasanya sangat tepat waktu, beberapa orang merencanakan jadwal mereka agar bisa tiba di peron tepat saat kereta-kereta itu berhenti."

"Oleh karena itu, masuk akal untuk mengatakan, setidaknya beberapa orang akan ketinggalan kereta jika (kereta) berangkat 20 detik lebih awal dari biasanya, dan bahkan jika kereta lain datang dalam empat menit, hal itu bisa membuat mereka ketinggalan perjalanan selanjutnya, dengan efek bola salju itu bisa membuat mereka terlambat bekerja atau sekolah," demikian permintaan maaf perusahaan pengelola kereta tersebut.

Perusahaan juga melanjutkan, meski bukan perbedaan besar, hal tersebut menimbulkan ketidaknyamanan dan potensi rasa malu, bagi mereka yang terdampak.

"Semua karena Metropolitan Intercity Railway Company tidak memenuhi janjinya bahwa kereta akan berangkat pukul 09.44, bukan 09.43 lewat 40 detik."

"Bahkan jika itu bukan kesalahan yang benar-benar menuntut permintaan maaf, tidak ada salahnya...untuk meluangkan waktu sejenak meminta maaf atas masalah yang mungkin terjadi karena kereta yang berangkat lebih awal," demikian tulis pernyataan tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Jepang adalah negara yang disebut sebagai negara kepulauan karena memiliki lebih dari 6000 pulau disekitarnya.
    Jepang adalah negara yang disebut sebagai negara kepulauan karena memiliki lebih dari 6000 pulau disekitarnya.

    Jepang

  • kereta