Sukses

7-2-1984: Manusia Pertama yang Meluncur ke Angkasa Luar

Astronot NASA Bruce McCandless II berhasil menikmati keindahan Bumi dari angkasa luar selama 1,5 jam.

Liputan6.com, New York - Pada hari ini, 7 Februari 1984, astronot NASA Bruce McCandless II menjadi manusia pertama yang terbang bebas di angkasa luar.

Kala itu, ia sedang menguji Manned Maneuvering Unit (sebuah unit propulsi astronot yang digunakan oleh NASA pada tiga misi Space Shuttle pada tahun 1984) selama misi angkasa luar STS-41B.

Menurut History, tubuh Bruce dihempaskan ke langit luas oleh 24 pendorong bertenaga nitrogen, yang membawanya sejauh 320 kaki atau 98 meter dari pengorbit Challenger.

Kecepatannya saat itu bisa mencapai lebih dari 17,500 mil per jam. Demikian Today in History Liputan6.com pada Rabu (7/2/2018).

Mesin tersebut merupakan ciptaan Bruce sendiri, berwarna serba putih dan berbentuk seperti kursi. Meski terbilang sederhana, rocket pack bertenaga jet itu mampu menemani Bruce selama 1,5 jam untuk menikmati keindahan Bumi dari langit yang gelap.

Bruce McCandless, astronot pertama yang terbang melayang di luar angkasa. (Foto: BBC)

Sedangkan pengorbit Challenger berada di atas Bumi dengan jarak 217 mil atau 350 kilometer. Lalu, apa yang membuat Bruce berani mengambil resiko berbahaya itu?

Bruce McCandless adalah seorang mantan kapten Angkatan Laut Amerika Serikat. Saat misi itu, usianya telah menginjak 46 tahun. Bisa bergabung dengan tim tersebut membuat Bruce ingin melakukan hal baru.

Ia pun tak ingin menyiakan kesempatan emas dalam hidupnya.

"Mungkin ini bisa jadi satu langkah kecil bagi Neil, tapi ini juga sebuah lompatan besar bagiku!" kata Bruce, Spesialis Misi STS-41B, yang dikutip dari NASA.

Selama misi STS-41B, Bruce dan rekan satu timnya, Robert Stewart, menguji MMU selama dua periode Extravehicular Activity (EVA). Unit ini nantinya akan digunakan pada dua misi pesawat ulang-alik untuk mengambil dan memperbaiki satelit yang tidak berfungsi.

Hanya satu dari misi ini yang bisa berhasil memanfaatkan Unit tersebut.

Setelah bencana Challenger tahun 1986 dan evaluasi ulang atas prosedur yang diterapkan, NASA memutuskan bahwa MMU tidak benar-benar dibutuhkan.

Kemampuan pengorbit itu dalam mendekati satelit menggunakan robot Canadarm-nya, membuat MMU dipandang berlebihan dan terlalu banyak mengambil risiko pribadi bagi para astronot saat berada di luar angkasa.

MMU yang digunakan oleh Bruce kini dipamerkan di National Air and Space Museum’s Udvar-Hazy Center idi Chantilly, Virgina, Amerika Serikat.

 

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.