Sukses

Sebut Kanker Karena Dosa Masa Lalu, Menkes di India Tuai Kritikan

Pernyataan Menkes negara bagian Assam, India, Himanta Biswa Sarma soal kanker memicu kemarahan publik.

Liputan6.com, New Delhi - Warga India bereaksi marah setelah Menteri Kesehatan dari negara bagian Assam mengatakan bahwa "kanker adalah wujud keadilan Tuhan" yang dipicu "dosa masa lalu seseorang."

Seperti dikutip dari BBC pada Kamis (23/11/2017), Himanta Biswa Sarma mengatakan bahwa menderita kanker juga dapat disebabkan "karena dosa orangtua."

Pasien kanker dan keluarga mereka mengatakan sedih mendengar pernyataan Sarma. Sementara, pihak oposisi menggambarkan komentarnya sebagai sesuatu yang "disayangkan" dan menuntut Sarma meminta maaf ke publik.

Partai oposisi, All India United Democratic Front mengatakan bahwa Sarma membuat pernyataan tersebut untuk "menutupi kegagalannya mengendalikan penyebaran kanker di negara bagian itu."

Pernyataan kontroversial tersebut dilontarkan Sarma saat ia berbicara di sebuah acara publik di Guwahati pada Rabu lalu.

"Tuhan membuat kita menderita ketika kita berdosa. Kadang-kadang kita bertemu dengan pemuda yang mengidap kanker atau mengalami kecelakaan. Jika Anda amati latar belakangnya, Anda akan tahu bahwa itu adalah keadilan dari Tuhan. Bukan hal lain. Kita harus memikul keadilan dari Tuhan itu," demikian pernyataan Sarma yang dikutip oleh The Times of India.

Ucapan Sarma ini telah memicu kemarahan di media sosial. Kegeraman atas pernyataannya diekspresikan berbagai kalangan.

"Saya tidak mentwit tentang isu pribadi. Tapi saya harus sampaikan bahwa keponakan saya berusia 11 tahun ketika ia kehilangan ayahnya karena kanker. Keluarga yang tak terhitung jumlahnya telah mengalami rasa sakit dan trauma yang tak terungkapkan. Saya tidak berharap itu terjadi bahkan pada musuh terburuk sekalipun. Anda memalukan @himantabiswa," twit Smita Sharma, pemilik akun @Smita_Sharma, yang merupakan seorang jurnalis.

Rekha Rao, pemilik akun @rekha49 berkicau, "Mengerikan. Saya kehilangan ibu saya karena kanker. Dia sangat dicintai dan dihormati dan bukan seorang pendosa seperti yang Anda tuduhkan Bapak Sharma. Komentar Anda melukai penderita dan orang-orang yang mencintai mereka".

Sharma yang merupakan politisi asal Partai Bharatiya Janata (BJP), partai yang berkuasa di India, kemudian mentwit klarifikasi yang semakin memicu kemarahan publik.

Ia menuliskan, "Apakah saya bicara soal kanker? Siapa yang bilang pada Anda? Saya hanya meminta sekelompok guru baru untuk bekerja dengan tulus bagi masyarakat miskin. Dalam konteks itu saya berpendapat bahwa jika kita tidak bekerja dengan tulus di kehidupan berikutnya kita mungkin akan mendapat karma dan menderita. Bagian mana yang salah?".

Penelitian Indian Council of Medical Research (ICMR) mengatakan bahwa kurangnya kesadaran dan pengujian berarti hanya 12,5 persen pasien yang datang untuk perawatan pada awal tahap penyakit ini. Laporan tersebut menambahkan bahwa jumlah kasus kanker terbaru atau insiden di negara tersebut akan tumbuh sebesar 25 persen pada 2020.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini