Sukses

Kota 3 Agama Ini Tak Akan Hancur jika Kiamat Terjadi?

Isu seputar kiamat sudah beberapa kali muncul ke permukaan. Tahun ini saja rumor Nibiru sudah sering mengisi laman-laman pemberitaan.

Liputan6.com, New York - Sebuah teori konspirasi seputar kemunculan planet yang akan menabrak Bumi kembali terdengar. Planet X atau yang dikenal sebagai planet Nibiru disebut-sebut akan menutup Bumi antara tanggal 20 November hingga 20 Desember 2017.

Isu seputar ramalan kiamat sudah beberapa kali muncul ke permukaan. Tahun ini saja isu kemunculan planet Nibiru sudah sering mengisi laman-laman pemberitaan.

Salah satu contoh, Davide Meade, penulis "Planet X – The 2017 Arrival" berpendapat bahwa planet Nibiru akan menabrak Bumi pada 23 September 2017.

Para ilmuwan membantah keberadaan planet tersebut, tapi Meade merasa yakin karena mengaku telah menemukan ayat Kitab Suci untuk mendukung pandangannya.

Selain isu kemunculan Nibiru yang terus berulang, konspirasi lain yang mulai menyeruak adalah lokasi paling aman apabila kiamat tersebut benar-benar terjadi.

Seperti dilansir dari laman Zeenews.india.com, Selasa (14/11/2017), seorang produser film dan ahli Nibiru bernama Yuval Ovadia yakin akan ramalan yang didasarkan pada Injil menyebut Yerusalem adalah kota yang paling aman apabila Nibiru benar-benar menabrak bumi.

Ia mengatakan, menurut kitab suci Yahudi lama, banjir besar yang terjadi pada zaman Nuh tak pernah menimpa tanah Israel.

Ia juga mengklaim, meski seluruh Bumi benar-benar tergenang air karena hujan deras dan geyser mulai keluar dari perut Bumi, semua itu tak akan mempengaruhi kota Tiga Agama tersebut.

Banyak pihak yang percaya bahwa Yerusalem yang terletak di antara Israel dan Palestina tersebut adalah pusat dunia dan menjadi tempat sang pencipta alam berada.

Ovadia juga menyebut, efek Nibiru akan mengakibatkan pergesaran atau kemiringan kutub bumi. Wilayah-wilayah yang dekat dengan lekat kutub akan terpengaruh.

Meski begitu, Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA mengatakan bahwa ramalan kiamat tersebut salah dan hanya mitos belaka.

Pihaknya menyebut hal itu hanya tipuan internet dan menegaskan Nibiru atau Planet X tidak pernah ada.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fakta Planet Nibiru

Sudah lama Nibiru dituduh jadi biang keladi terjadinya kiamat. Konon, objek yang disebut juga sebagai 'Planet X' itu akan menabrak Bumi.

Akibatnya, ia akan menghentikan rotasi, membalik kutub utara ke selatan, mengganggu inti planet ini, membuat kerak Bumi guncang, dan akhirnya menyudahi peradaban umat manusia.

Seperti dikutip dari Metro, penulis Zecharia Sitchin kali pertama menulis Nibiru dalam bukunya 'The 12th Planet' yang rilis pada 1976 lalu. Konon, planet itu dihuni alien cerdas, Annunaki -- yang kata dia, menciptakan ras manusia.

Dan, adalah Nancy Lieder yang mencetuskan Nibiru sebagai pemicu malapetaka pada tahun 1995. Ia mengaku tahu keberadaan planet yang besarnya 4 kali Bumi itu dari makhluk ekstraterestrial di sistem Zeta Reticuli.

Ramalan pertamanya bahwa 'akhir dunia' pada 2003 gagal total, kemudian dimundurkan pada 2010, lagi-lagi keliru.

Di tengah maraknya isu kiamat Suku Maya, Nibiru kembali tenar. Namun, ketika tak ada apa pun yang terjadi pada 21 Desember 2012, ia kembali terlupakan.

Belakangan, isu terjadinya kiamat yang dipicu Nibiru kembali mengemuka -- setelah desas-desus 'kiamat' 29 Juli palsu belaka.

Pencetus teori konspirasi mengaitkan Planet X tersebut -- yang konon makin mendekati Bumi -- dengan fenomena "blood-moon" atau bulan merah darah yang terjadi pada 2016.

Sebuah saluran situs berbagi video mengklaim, penampakan Nibiru yang berada di samping blood moon telah tertangkap kamera untuk pertama kalinya di Pennsylvania, Amerika Serikat.

Rekaman itu mengklaim, Nibiru lah yang sesungguhnya menyebabkan Bulan berubah warna menjadi merah -- yang membuat fenomena blood moon, yang sejatinya jarang, berulang beberapa kali tahun 2016.

Astronom NASA sekaligus manajer Program Objek Dekat Bumi di Laboratorium Jet Propulsion, Don Yeomans mengatakan, "Tak ada bukti tentang keberadaan Nibiru."

Dugaan bahwa Nibiru bersembunyi di balik Matahari, juga disanggah. "Kalau benar ia tak bisa selamanya berada di balik Matahari, semestinya kita sudah melihatnya bertahun-tahun lalu."

Bagaimana dengan tudingan bahwa NASA dan para astronom bersekongkol untuk menyembunyikan keberadaan Nibiru? "Tak ada satu cara pun di muka bumi ini untuk memaksa para astronom diam."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini