Sukses

Berkat Sang Diktator, Moskow Menjelma Jadi Kota Modern

Kota Moskow di Rusia sepertinya harus berutang budi pada seorang diktator, karenanya kini wilayah itu menjadi lebih modern dari sebelumnya.

Liputan6.com, Moskow - Kota Moskow di Rusia sepertinya harus berutang budi pada Joseph Stalin. Mengapa demikian?

Sebab berkat Stalin, Moskow berkembang menjadi kota modern seperti saat ini.

Sang pemimpin Soviet kala itu menyetujui rancangan pengembangan ibu kota Rusia demi menunjukkan citra kebesaran Kekaisaran Soviet, dengan segala kekuatan dan kemuliaannya. Rencana ini secara bertahap diimplementasikan oleh para penerus Paman Joe -- panggilan Joseph Stalin.

Dikutip dari laman RBTH Indonesia, Minggu (27/8/2017), jalan-jalan kota Moskow yang luas dan dipadati gedung-gedung pencakar langit yang menjulang ke angkasa saat ini dulunya sama sekali tidak seperti kota padat penduduk.

50 tahun yang lalu, Distrik Troparyovo-Nikulino nan jauh di barat daya Moskow kini bisa dicapai dalam waktu 20 menit dengan menggunakan metro (kereta bawah tanah).

Kini, distrik itu berbatasan dengan Leninsky Prospekt, salah satu jalan utama di ibu kota yang mengesankan.

Moskow tempo dulu (RBTH Indonesia/I. ZOTIN/RIA NOVOSTI)

"Orang tua saya membeli sebuah apartemen di sebuah blok baru pada 1969, dekat stasiun metro Yugo-Zapadnaya. Suasana di sana terlihat sangat aneh. Di sekitar metro tidak ada apa-apa, sedangkan jalan-jalan terbuat dari deretan pelat beton," kenang Sergei salah satu warga Moskow.

Moskow tempo dulu (RBTH Indonesia/ВСЕВОЛОД ТАРАСЕВИЧ/MAMM)

"Di sisi lain, tidak ada apa-apa kecuali pepohonan. Di dekat sekolah saya ada lapangan yang terbentang luas dan di luarnya adalah sebuah desa. Karena itu, banyak anak dari desa tetangga yang belajar di sekolah kami, yang dibangun khusus untuk distrik yang baru," tambahnya.

Moskow tempo dulu (RBTH Indonesia/ЛЕВ БОРОДУЛИН/MAMM)

Krushchevki, bangunan apartemen bergaya Soviet yang terkenal dan kini tengah menanti jadwal untuk dirobohkan, baru dibangun pada akhir 1950-an di Desa Cheremushki di Moskovskaya Oblast.

Daerah itu kini cukup terjangkau dari pusat kota. Foto ini menunjukkan bagaimana desa itu terlihat pada tahun 1954.

Moskow tempo dulu (RBTH Indonesia/NIKOLAI SITNIKOV/TASS)

Banyak distrik di Moskow yang sekarang dianggap sebagai pusat kota, adalah daerah yang penuh dengan rumah-rumah kayu sampai tahun 1960-an dan tampak seperti pedesaan.

Rumah-rumah kayu dan barak tetap berada di distrik yang tak jauh dari pusat kota sampai tahun 1960-an. Misalnya, seperti inilah rupa Distirk Tekstilshchiki lebih dari 50 tahun lalu.

Moskow tempo dulu (RBTH Indonesia/И.ИВАНОВ)

Metro Moskow, yang sekarang memiliki 206 stasiun dan digunakan oleh jutaan penumpang setiap harinya, baru dibangun kurang dari 50 tahun yang lalu. Pada gambar di atas tampak stasiun kereta api Vykhino yang sedang dibangun tahun 1965.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Joseph Stalin

Selain dikenal karena kebaikannya soal rancangan pengembangan ibu kota Rusia demi menunjukkan citra kebesaran Kekaisaran Soviet, Joseph Stalin ternyata salah satu diktator paling brutal di dunia.

Jumlah nyawa yang menjadi korban kebrutalan rezim Joseph Stalin, sulit dihitung.

Data resmi menyebut setidaknya 3 juta, yang dieksekusi maupun yang dikirim ke kamp kerja paksa. Mungkin bercampur dengan mereka yang tewas kelaparan akibat kebijakannya. Sejarawan modern menduga, jumlah kematian antara 15 juta dan 20 juta.

Stalin sendiri relatif panjang umur, mencapai usia 73 tahun. Pada 1 Maret 1953 larut malam, setelah makan malam dan nonton film bareng para kolega politiknya, Stalin pergi tidur. Namun ia tak pernah muncul dari kamarnya di pagi hari.

Ternyata, Stalin ditemukan di lantai, dikelilingi kolam air kencing, menderita stroke berat, tapi masih bernyawa.

Diktator itu segera dilarikan ke rumah sakit. Ia mampu bertahan hidup hingga 5 maret 1953. 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.