Sukses

Pejabat Malaysia: Jakarta Terbelakang Karena Izinkan Ojek Online

Wakil Menteri Transportasi Malaysia mengatakan Kuala Lumpur tak ingin jadi kota terbelakang seperti Jakarta yang membolehkan ojek online.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia melarang motor digunakan sebagai transportasi publik seperti kebanyakan negara-negara Asia Tenggara. Menurut, Wakil Menteri Transportasi, Datuk Ab Aziz Kaprawi, penggunaan motor untuk transportasi publik adalah sebuah kemunduran.

Kaprawi ingin Malaysia jauh lebih modern. Menurutnya, memperbolehkan transportasi publik roda dua seperti di Thailand dan Indonesia justru tidak produktif.

"Kami tidak ingin mengalami kemunduran seperti Jakarta atau Bangkok. Kami ingin menjadi negara yang maju seperti Singapura dan London dengan publik transportasi yang pantas," kata Kaprawi seperti dikutip dari The Malay Online, Kamis (16/2/2017).

"Kami tidak ingin menjadi kota terbelakang seperti Jakarta, Indonesia yang menggantungkan motor sebagai transportasi umum. Kami tidak mau Kuala Lumpur mengalami kemunduran, kami ingin sejajar dengan Singapura dan London," tambahnya.

Sebuah perusahan lokal yang melayani motor sebagai transportasi publik di Malaysia, Dego Ride, kini terancam dibubarkan.

Kaprawi mengatakan, Malaysia hanya mengizinkan perusahaan mobil online seperti Uber dan Grab beroperasi di Kuala Lumpur. Sementara motor terlalu berbahaya dan pihaknya akan memberi sanksi jika ada yang nekat meneruskan operasinya.

"Kami tak pernah memperbolehkan motor melakukan layanan seperti taksi. Ini karena alasan keamanan. Banyak faktor yang membuat motor begitu berbahaya," lanjutnya.

Wakil menteri itu juga mengancam bahwa Road Transport Department akan menghapus izin Dego jika perusahaan itu tetap nekat menjalankan motor sebagai  transportasi umum.

"Sepeda motor hanya dimaksudkan sebagai kendaraan pribadi dan tidak dapat beroperasi sebagai taksi. Kami tidak pernah memberikan izin sepeda motor  untuk menjadi layanan taksi," kata Kaprawi.

Sebaliknya, ia  menyarankan operator layanan sepeda motor Dego untuk menggunakan "mini-taxies" dengan mobil di bawah 1.500 cc yang akan lebih cocok bagi negara itu.

"Tidak ada ruang untuk sepeda motor tapi kami sudah memperbolehkan mobil bertenaga rendah untuk beroperasi sebagai taksi."

"Alih-alih layanan ojek, Anda dapat memulai layanan taksi mini. Sebuah mobil kecil jauh lebih aman dibandingkan sepeda motor yang berbahaya," ujarnya lagi.

Menteri Transportasi Datuk Seri Liow Tiong Lai pada hari Senin mengatakan bahwa layanan Dego ilegal dan harus dihentikan segera untuk "alasan keamanan".

Dia juga memperingatkan bahwa aparat penegak bisa mengaku sebagai penumpang untuk menangkap pengendara sepeda motor layanan Dego.

Pendiri dan CEO Dego Nabil Feisal Bamadhaj sejak pelarangan itu telah memerintahkan 6.000 pengendara sepeda motor untuk berhenti memberikan layanan taksi, sambil menunggu pembicaraan dengan pihak berwenang.

"Kami berpesan kepada pengendara kami untuk menghentikan operasi segera karena kami tidak ingin mereka  melanggar hukum.

"Kami juga ingin bekerja sama dengan pihak berwenang sehingga masalah ini dapat diselesaikan dengan baik," kata dia seperti dikutip oleh portal berita Mstar online Senin lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini