Sukses

3 Remaja Diculik dan Dibunuh, Israel Bersumpah Balas Dendam

Israel menuding Hamas menculik dan membunuh 3 korban. Sebaliknya, Hamas menuding Israel memanfaatkan insiden untuk kobarkan perang.

Liputan6.com, Yerusalem - Tiga jasad remaja Israel ditemukan di sebuah lubang dekat Halhu, wilayah Palestina. Naftali Frenkel, Gilad Shaar, dan Eyal Yifrach kali terakhir terlihat di persimpangan dekat Hebron di Tepi Barat, 2 minggu lalu, mencari tumpangan sepulang sekolah. Setelah itu mereka lenyap.

Penemuan jasad beku mereka membangkitkan amarah Israel, yang bersumpah akan membalas dendam. Mereka menuding Hamas menculik dan membunuh 3 korban.

"Hamas bertanggung jawab, dan mereka akan membayarnya," kata Perdana Menteri Israel  Benyamin Netanyahu, seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Selasa (1/7/2014).

Netanyahu mengklaim, insiden tersebut merupakan konsekuensi dari "kemitraan" antara Hamas dan Fatah. Dua faksi tersebut menandatangani kesepakatan rekonsiliasi pada April lalu -- setelah bertahun-tahun perpecahan--  dan membentuk pemerintah persatuan awal bulan ini.

Negeri Zionis lantas meluncurkan lebih dari 30 serangan udara ke Jalur Gaza dalam semalam. Pihak militer Israel berdalih, itu adalah reaksi serangan roket dari Palestina.

Tak ada korban jiwa yang jatuh dalam saling balas serang itu, namun dilaporkan 4 warga Palestina terluka terkena pecahan selongsong rudal.

Tak hanya itu, tentara Israel berderap menuju desa Halhul di Palestina. Rumah 2 pria anggota Hamas, Marwan Qawasmeh dan Amer Abu Aishah -- yang dijadikan tersangka utama, diledakkan.

Kematian 3 remaja Israel memicu kecaman internasional. Israel telah memblokade dan menutup keseluruhan area Halhul, yang berjarak beberapa kilometer dari kali terakhir para korban terlihat.

Di pihak lain, Hamas menolak bertanggung jawab atas tindakan penculikan dan pembunuhan 3 remaja. Mereka balik menuding Israel menggunakan insiden tersebut untuk menjustifikasi perang terhadap Palestina.

Juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri mengatakan, jika pasukan Israel "melakukan eskalasi atau perang, mereka akan membuka gerbang neraka bagi mereka sendiri".

Ia memperingatkan bahwa Israel akan "membayar" untuk setiap agresi yang dilakukannya.

Sementara itu, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menyerukan pertemuan darurat para pemimpin negerinya untuk membahas kematian 3 remaja tersebut.

Juru bicaranya, Abdallah Abdallah menyatakan duka cita atas kematian para korban. "Kami ingin damai tercipta di semua belahan dunia, di sini, sehingga tak ada ibu dan keluarga yang berduka atas hilangnya orang-orang yang mereka cintai, Palestina maupun Israel," kata dia.

Hilangnya Naftali Frenkel, Gilad Shaar, dan Eyal Yifrach pada 12 Juni 2014 lalu memicu percarian besar-besaran di area Tepi Barat, Palestina. Sebuah upaya yang merenggut nyawa. Lebih dari 400 warga Palestina ditahan, 5 lainnya tewas di tangan tentara Israel. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.