Sukses

Ragam Jenis Disabilitas, Termasuk yang Mempengaruhi Fisik dan Mental

Meskipun sebutan penyandang disabilitas terkadang mengacu pada satu populasi, namun kenyataannya mereka adalah sekelompok orang yang beragam dengan berbagai kebutuhan.

Liputan6.com, Jakarta Disabilitas sering digambarkan dengan gangguan, batasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), disabilitas adalah suatu kondisi tubuh atau pikiran (gangguan) yang mempersulit penyandang disabilitas untuk melakukan aktivitas tertentu (pembatasan aktivitas) dan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya (pembatasan partisipasi).

Ada banyak jenis disabilitas, seperti:

- Penglihatan

- Gerakan

- Berpikir

- Mengingat

- Belajar

- Berkomunikasi

- Pendengaran

- Kesehatan mental

- Hubungan sosial

Meskipun sebutan penyandang disabilitas terkadang mengacu pada satu populasi, namun kenyataannya mereka adalah sekelompok orang yang beragam dengan berbagai kebutuhan. Dua orang saja dengan jenis disabilitas yang sama dapat terpengaruh dengan cara yang sangat berbeda. Beberapa disabilitas mungkin tersembunyi atau tidak mudah dilihat.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Disabilitas memiliki tiga dimensi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), disabilitas memiliki tiga dimensi.

1. Kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh seseorang, atau fungsi mental; Contoh gangguan termasuk kehilangan anggota tubuh, kehilangan penglihatan atau kehilangan ingatan.

2. Batasan aktivitas, seperti kesulitan melihat, mendengar, berjalan, atau pemecahan masalah.

3. Pembatasan partisipasi dalam aktivitas normal sehari-hari, seperti bekerja, terlibat dalam aktivitas sosial dan rekreasi, serta mendapatkan perawatan kesehatan dan layanan pencegahan.

Disabilitas dapat berupa:

- kondisi yang hadir saat lahir dan dapat mempengaruhi fungsi di kemudian hari, termasuk kognisi (memori, pembelajaran, dan pemahaman), mobilitas (bergerak di lingkungan), penglihatan, pendengaran, perilaku, dan area lainnya. Kondisi ini mungkin saja disebabkan oleh:

1. Gangguan pada gen tunggal (misalnya, distrofi otot Duchenne );

2. Gangguan kromosom (misalnya, sindrom Down ); dan

3. Akibat paparan ibu selama kehamilan terhadap infeksi (misalnya, rubella) atau zat, seperti alkohol atau rokok.

- kondisi perkembangan yang menjadi nyata selama masa kanak-kanak (misalnya, gangguan spektrum autisme dan gangguan attention-deficit/ hyperactivity atau ADHD)

- cedera (misalnya, cedera otak traumatis atau cedera tulang belakang)

- kondisi yang sudah berlangsung lama (misalnya diabetes), yang dapat menyebabkan disabilitas seperti kehilangan penglihatan, kerusakan saraf, atau kehilangan anggota tubuh.

- Progresif (misalnya distrofi otot), statis (misalnya kehilangan anggota tubuh), atau intermiten (misalnya, beberapa bentuk multiple sclerosis).

3 dari 4 halaman

Gangguan

Ganggguan yang dimaksud adalah tidak adanya atau perbedaan yang signifikan dalam struktur atau fungsi tubuh atau fungsi mental seseorang. Misalnya, masalah pada struktur otak dapat mengakibatkan kesulitan dengan fungsi mental, atau masalah dengan struktur mata atau telinga dapat mengakibatkan kesulitan dengan fungsi penglihatan atau pendengaran.

Ada beberapa jenis gangguan:

1. Gangguan struktural, yaitu masalah signifikan dengan komponen internal atau eksternal tubuh. Contohnya termasuk jenis kerusakan saraf yang dapat menyebabkan multiple sclerosisikon eksternal, atau hilangnya seluruh komponen tubuh, seperti saat anggota tubuh diamputasi.2. Gangguan fungsional, meliputi hilangnya sebagian atau seluruh fungsi bagian tubuh. Contohnya termasuk nyeri yang tidak kunjung hilang atau persendian yang tidak lagi mudah bergerak.

Perbedaan antara pembatasan aktivitas dan pembatasan partisipasi?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerbitkan International Classification of Functioning, Disability and Health (ICF) pada tahun 2001. ICF menyediakan ukuran standar untuk mengklasifikasikan fungsi dan struktur tubuh, aktivitas, tingkat partisipasi, dan kondisi di dunia sekitar kita yang mempengaruhi kesehatan. Ini membantu menilai kesehatan, fungsi, aktivitas, dan faktor-faktor lingkungan yang membantu atau menciptakan hambatan bagi orang untuk berpartisipasi penuh dalam masyarakat.

Menurut ICF, aktivitas adalah pelaksanaan tugas atau tindakan oleh seorang individu. Sedangkan partisipasi adalah keterlibatan seseorang dalam situasi kehidupan.

ICF mengakui perbedaan antara kedua kategori ini agak tidak jelas dan menggabungkan keduanya, meskipun pada dasarnya, kegiatan berlangsung pada tingkat pribadi dan partisipasi melibatkan keterlibatan dalam peran kehidupan, seperti pekerjaan, pendidikan, atau dalam hubungan. Batasan aktivitas dan batasan partisipasi berkaitan dengan kesulitan yang dialami individu dalam melakukan tugas dan terlibat dalam peran sosial. Kegiatan dan partisipasi dapat menjadi lebih mudah atau lebih sulit sebagai akibat dari faktor lingkungan, seperti teknologi, dukungan dan hubungan, layanan, kebijakan, atau kepercayaan orang lain.

ICF mencakup hal ini dalam kategori kegiatan dan partisipasi:

- Belajar dan menerapkan ilmu

- Mengelola tugas dan kewajiban

- Mobilitas (memindahkan dan menjaga posisi tubuh, menangani dan memindahkan benda, bergerak di lingkungan sekitar, bergerak menggunakan transportasi)

- Mengelola tugas perawatan diri

- Mengelola kehidupan rumah tangga

- Membangun dan mengelola hubungan dan interaksi interpersonal

- Terlibat dalam bidang pendidikan, pekerjaan, mengelola uang atau keuangan

- Terlibat dalam kehidupan bermasyarakat, sosial, dan berkewarganegaraan

Perbaikan kondisi masyarakat yang inklusif sangat penting dilakukan dengan menyediakan akomodasi yang mengurangi atau menghilangkan batasan aktivitas dan batasan partisipasi bagi penyandang disabilitas, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam peran dan aktivitas kehidupan sehari-hari.

4 dari 4 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.