Sukses

Menghina Penyandang Disabilitas di Tik Tok, Seniman Ini Minta Maaf

Seorang pegiat seni Whamin Lawra baru-baru ini menjadi bulan-bulanan warganet khususnya penyandang disabilitas akibat unggahan yang terkesan menghina para difabel.

Liputan6.com, Jakarta Seorang pegiat seni, Whamin Lawra baru-baru ini menjadi bulan-bulanan warganet khususnya para penyandang disabilitas akibat unggahan yang terkesan menghina para difabel.

Dalam video pendek yang diunggah di akun Tik Tok pribadinya, Whamin terlihat berjalan ke sebuah toilet namun di dinding toilet tersebut ada tulisan “Toilet Difabel.” Melihat tulisan tersebut, Whamin sengaja berjalan terpincang-pincang seolah ia adalah penyandang disabilitas agar dapat tetap masuk ke toilet tersebut.

Unggahan tersebut diunggah ulang oleh pengguna Instagram @ratna_aden yang tak lain adalah ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Kota Bandung.

Unggahan tersebut disertai keterangan yang menyayangkan perilaku Whamin yang menyinggung para difabel.

“Lagi dan lagi, ada yang melecehkan dan menghina disabilitas seakan disabilitas bahan lelucon dan menjadi sangat tidak lucu bahkan menyakitkan ketika yang melakukan itu seorang tokoh public seniman semoga keinginan menjadi disabilitas dikabulkan Allah SWT,” tulis Ratna di unggahan tersebut.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Permintaan Maaf

Mendengar kegeraman para penyandang disabilitas, Whamin menyadari kesalahannya dan mengunggah video permintaan maaf.

“Saya Whamin Lawra memohon dan meminta maaf kepada teman-teman difabel seluruh Indonesia atas unggahan video Tik Tok saya pribadi kemarin, atas kesalahan yang ada di video Tik Tok saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan saya bertanggung jawab atas semua yang saya lakukan di video Tik Tok kemarin,” katanya.

Video tersebut kembali diunggah oleh ratna_aden. Ia menanggapi permintaan maaf Whamin dengan baik.

“Permintaan maaf mas Whamin Lawra, maturnuwun emak itikad baiknya. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi.”

 Tak seperti Ratna, penyandang disabilitas lain yang tak ingin disebutkan namanya mengaku tidak terima dengan hanya permintaan maaf. Menurutnya, kasus seperti ini sangat sering terjadi dan hanya berakhir pada permintaan maaf saja.

"Saya pribadi sangat menyayangkan upaya ini hanya sebatas di minta maaf. Maaf memang perlu tapi upaya hukum ya harusnya lanjut. Karena kita teman-teman difabel masih lemah hukum, artinya gak ada yang benar-benar mau bantu meneruskan ke jalur hukum," katanya kepada Liputan6.com, Kamis (8/10/2020).

3 dari 3 halaman

Infografis Disabilitas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.