Sukses

Berdayakan Sesama, Nicky Clara Ajak Disabilitas untuk Berani Bermimpi

Disabilitas daksa tidak menghalangi Nicky Clara Pratiwi (30) untuk memberdayakan sesama.

Liputan6.com, Jakarta Disabilitas daksa tidak menghalangi Nicky Clara Pratiwi (30) untuk memberdayakan sesama. Perempuan yang akrab disapa Nicky ini aktif dalam berbagai platform untuk membantu para penyandang disabilitas mendapatkan pelatihan dan pekerjaan.

Di usia setahun, ia harus merelakan kaki kirinya diamputasi. Sejak saat itu kaki palsu menjadi teman setia yang menyertai setiap langkah kehidupannya.

Perempuan yang hobi plesir ini adalah salah satu penggerak Thisable Enterprise yang diusung Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia. Ini adalah social enterprise yang berdiri sejak 2011 dengan tujuan memberdayakan para difabel di dunia ekonomi.

Selain aktif di Thisable, Nicky juga merupakan co-founder dari Tenoon, sebuah social enterprise yang bergerak dalam pemberdayaan kaum marjinal dan difabel sekaligus melestarikan budaya tenun. Tenoon ini berpusat di Makassar.

Platform terbaru yang digarapnya adalah Berdayabareng.com, sebuah platform yang menyalurkan pendidikan, pekerjaan, serta tempat untuk berbagi cerita bagi para difabel.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Temukan Support System

Semua pencapaian ini tidak didapat secara instan. Berbagai cemoohan dan rintangan sempat dialaminya, namun ia dapat bangkit dengan berbagai dukungan terutama dari keluarganya.

“Bagaimana seorang Nicky bisa menjadi Nicky yang sekarang. Pertama, temukan support system yang luar biasa bagi teman-teman. Sebagai seorang disabilitas, support system pertama aku adalah keluarga,” ujarnya dalam Kongkow Inklusif Konekin (18/7/2020).

Menurutnya, keluarga adalah orang-orang pertama yang memberi inspirasi untuk ia berani keluar rumah, berani untuk menangis ketika dicemooh, namun setelahnya mendorong untuk bangun dan berusaha kembali.

Support system lainnya, entah itu teman-teman, entah itu komunitas disabilitas. Karena dari situ kita mendapatkan suatu pemikiran atau suatu pengalaman yang lebih luas. Baik itu tentang disabilitas, pendidikan, dan pekerjaan.”

Ia mengimbau semua difabel untuk tidak berhenti mengembangkan diri. Menurutnya, harta akan ditinggalkan tetapi ilmu pengetahuan dapat diberikan kepada orang lain.

“Jangan pernah puas dengan apa yang kita dapatkan sekarang. Kita harus punya satu hal yang ingin kita tuju.”

Semua pencapaian berawal dari mimpi, tambahnya, karena baginya mimpi adalah oli seseorang untuk terus maju ke depan.

“Bayangkan kalau kita itu sebuah mobil dan oli itu adalah mimpi kita untuk terus berusaha maju ke depan.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.