Presiden Singapura Halimah Yacob akan Perbanyak Lapangan Kerja untuk Difabel

Halimah Yacob, Presiden Muslimah Pertama Singapura — Halimah Yacob melambaikan tangan saat menyapa pendukungnya usai memberikan pidato di Singapura, Rabu (13/9). Halimah Yacob nantinya akan menggantikan posisi Tony Tan, yang telah 6 tahun menjabat sebagai presiden negara tersebut. (AP Photo/Wong Maye-E)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Singapura Halimah Yacob mengatakan tahun ini akan fokus membangun keterampilan dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk penyandang disabilitas di negaranya.

"Kita harus memandang masalah pekerjaan disabilitas ini sebagai masalah nasional, daripada hanya sebagai tujuan organisasi kesejahteraan atau layanan sosial," katanya, mengutip Strait Times.

Halimah pun mengatakan, ia akan memberdayakan Dewan Pekerjaan Nasional (National Jobs Council) yang baru dibentuk pada 26 Mei tersebut untuk segera meninjau lapangan kerja yang bisa diisi oleh penyandang disabilitas.

"Dalam banyak pertemuan, saya dengan orang tua para penyandang cacat berbicara mengenai kurangnya kesempatan kerja untuk anak-anak mereka dan kekhawatiran mereka seumur hidup," kata Halimah.

Oleh sebab itu, Halimah juga mengundang lebih banyak pengusaha untuk menandatangani perjanjian kerja yang menandakan komitmen mereka untuk berbuat lebih banyak untuk menyediakan pelatihan dan pekerjaan bagi para penyandang cacat.

2 dari 2 halaman

Hemat anggaran

Presiden Singapura-Halimah Yacob — Halimah Yacob bersama PM Singapura, Lee Hsien Loong bersiap mengikuti upacara peresmian menjadi Presiden Singapura di Istana Kepresidenan Singapura, (14/9). Halimah Yacob menjadi Presiden Singapura kedelapan. (Wallace Woon/Pool Photo via AP)

Dia mencatat, Singapura telah berhasil menghemat anggaran untuk mengantisipasi kondisi ekonomi selama pandemi COVID-19.

"Dewan Pekerjaan Nasional ini untuk pertama kalinya dibentuk di Singapura dan memiliki 17 anggota, termasuk delapan menteri dan perwakilan dari gerakan buruh dan asosiasi bisnis," ujarnya.

"COVID-19 telah menimbulkan gangguan besar dan ketidakpastian dari segi ekonomi. Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa ini juga merupakan peluang bagi kami untuk meninjau prioritas nasional kami" tambahnya.