Sukses

Pasar Kripto Masih Melemah, Bagaimana Prospek September Ini?

Pertemuan para pejabat The Fed untuk menentukan suku bunga yang dijadwalkan pada 17-18 September membuat bulan September ini menjadi momentum krusial bagi pasar kripto.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto kompak melemah selama sepekan menjelang keputusan suku bunga acuan Amerika Serikat oleh The Fed. Berdasarkan CoinMarketCap, Rabu, 4 September 2024, harga Bitcoin turun sekitar 2 persen selama sepekan. Bitcoin diperdagangkan di level USD 57.679 per koin atau setara Rp 897,2 juta (asumsi kurs Rp 15.556 per dolar AS). 

Merespon kondisi tersebut, Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan, meskipun koreksi yang terjadi tidak sedalam yang sempat terjadi pada akhir Juli hingga pekan pertama Agustus lalu.

Menurutnya, kondisi ini menarik untuk dicermati sebab koreksi tersebut terjadi beriringan dengan rilis beberapa data ekonomi penting AS, yang mana juga memiliki potensi untuk memberikan pengaruh signifikan pada dinamika di pasar kripto di sisa tahun ini. 

Pasca koreksi tersebut, pasar terlihat kembali membentuk tren bullish pada, Selasa, 3 September 2024, yang turut didorong oleh situasi jenuh jual yang ada akibat koreksi tersebut. 

“Situasi tersebut mengindikasikan bahwa sinyal recovery ini sepertinya akan cukup kuat untuk mendukung terjadinya reli lanjutan bagi pasar kripto dalam jangka waktu menengah,” kata Fahmi dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (4/9/2024).

Sedangkan untuk jangka waktu pendek, Fahmi menyebut sinyal bullish yang ada masih relatif cukup lemah, meskipun tidak menutup kemungkinan keadaan dapat berubah sewaktu-waktu akibat perkembangan tertentu.

Kinerja Bitcoin Pada September

Pertemuan para pejabat The Fed untuk menentukan suku bunga yang dijadwalkan pada 17-18 September membuat bulan September ini menjadi momentum krusial bagi pasar kripto. 

Setelah Agustus ditutup dengan performa Bitcoin yang berada pada kondisi negatif di -8,6%, atau sejalan dengan data historis yang ada, sentimen pasar pada September akan sama menantangnya seperti Agustus mulai berkembang. 

“Pasalnya dalam 11 tahun terakhir, sejak 2013, Bitcoin di bulan September hanya mencatatkan performa positif sebanyak 3 kali, bahkan lebih sedikit dari bulan Agustus yang mencatatkan performa positif sebanyak 4 kali,” jelas Fahmi.

2 dari 2 halaman

Investor Bisa Manfaatkan Momentum

Dalam kondisi ini, Fahmi menuturkan investor dapat memanfaatkan momentum selain dengan pengelolaan portfolio yang lebih aktif, juga menentukan posisi atau strategi yang dimiliki untuk bisa lebih adaptif di tengah potensi dinamika tinggi yang ada pada September ini. 

“Investor perlu mengikuti perkembangan yang ada dan menginterpretasikannya secara tepat. Sebab, sedikit perbedaan situasi bisa berpotensi menimbulkan perbedaan dampak atau implikasi yang cukup signifikan. Investor juga semakin dituntut untuk lebih teliti, melihat lebih dekat setiap dinamika yang berkembang untuk dapat memaksimalkan peluang yang ada di pasar,” pungkasnya.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Video Terkini