Liputan6.com, Jakarta - Pasar saham telah menunjukkan pemulihan dalam perdagangan beberapa hari terakhir. Tetapi pemulihan tersebut tidak berlaku di pasar kripto. Bitcoin dan kawan-kawan masih mengalami tekanan yang berat.
Volatilitas pasar kripto dapat meningkat lagi karena semua mata akan tertuju pada rapat dan risalah Komite Pasar Terbuka Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed) pada minggu ini. Selain itu juga masih ada sejumlah laporan ekonomi yang akan keluar.
Baca Juga
Mengutip cryptopotato, Senin (19/8/2024), acara ekonomi pertama minggu ini adalah rapat The Fed yang berlangsung padaRabu, di mana risalah rapat bulan Juli dan keputusan kebijakan akan dibahas.
Advertisement
Ini menawarkan uraian mendalam tentang prospek kebijakan the Fed dan mencakup rincian tentang posisi anggota komite tentang kebijakan moneter yang akan diambil. Ada juga wawasan tentang pendapat mereka tentang situasi ekonomi dan tren ke depannya.
Kemudian, Laporan PMI Manufaktur AS dan Layanan Global S&P Agustus akan dirilis pada hari Kamis. Laporan ini memberikan kondisi bisnis di sektor manufaktur dan layanan AS, yang merupakan gambaran dari kondisi ekonomi secara keseluruhan.
Para pembuat kebijakan menggunakan laporan ini sebagai indikator berwawasan ke depan yang mencerminkan tren dalam ekonomi secara keseluruhan.
Prospek Pasar Kripto
Sementara saham-saham sektor teknologi telah bangkit dari titik terendah. Sayangnya, aset kripto justru masih lesu.
Total kapitalisasi pasar kripto turun 1,3% pada pada perdagangan Senin ini menjadi USD 2,17 triliun, meskipun masih dalam kisaran terbatas sejak pulih kembali lebih dari USD 2 triliun setelah penurunan pasar besar-besaran awal bulan ini.
Bitcoin tidak dapat bertahan di atas USD 60.000 dan telah turun kembali ke sekitar USD 58.700 selama sesi perdagangan Asia Senin pagi.
Ethereum bernasib sedikit lebih baik, naik tipis pada hari itu dan diperdagangkan pada harga USD 2.642 pada saat artikel ini ditulis.
Dubai Resmi Setujui Kripto untuk Pembayaran Gaji Pegawai
Sebelumnyaa, Pengadilan Tingkat Pertama Dubai telah membuat putusan penting tentang pembayaran gaji dalam mata uang kripto. Putusan ini dibuat pada 2024, menandai perubahan penting dalam pendekatan hukum UEA terhadap mata uang digital dalam kontrak kerja.
Putusan ini menetapkan preseden baru dengan mengakui keabsahan mata uang kripto sebagai bentuk remunerasi, sebuah perubahan penting dari putusan sebelumnya. Keputusan ini dilatarbelakangi oleh kasus yang melibatkan seorang karyawan penggugat yang mengajukan gugatan atas upah yang belum dibayarkan dan pemutusan hubungan kerja yang salah.
Kontrak kerja menetapkan gaji bulanan dalam mata uang fiat dan tambahan 5.250 token EcoWatt, suatu bentuk mata uang kripto. Perselisihan muncul ketika terdakwa gagal membayar bagian token EcoWatt dari gaji selama enam bulan, bersama dengan tuduhan pemutusan hubungan kerja yang salah.
Keputusan pengadilan untuk menegakkan pembayaran dalam mata uang kripto menggarisbawahi evolusi signifikan dalam pendekatan UEA terhadap mata uang digital dalam perjanjian kerja.
Keputusan tersebut menandakan kesiapan untuk mengintegrasikan mata uang digital ke dalam kerangka hukum, yang memberikan preseden yang kuat untuk kasus-kasus di masa mendatang.
Advertisement
Tanggapan Ahli
Irina Heaver, seorang pengacara kripto terkemuka dan mitra di NeosLegal, berbagi perspektifnya tentang putusan tersebut. Ia memuji putusan terbaru dari Pengadilan Tingkat Pertama Dubai yang memvalidasi pembayaran gaji dalam mata uang kripto berdasarkan kontrak kerja.
"Keputusan ini mengakui realitas ekonomi ketenagakerjaan yang terus berkembang dalam ekonomi Web3 di Dubai,” kata Heaver, dikutip dari Coinmarketcap, Minggu (18/8/2024).