Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin mencapai level USD 28.422 atau setara Rp 436,9 juta (asumsi kurs Rp 15.374 per dolar AS) sejak Minggu, 19 Maret 2023. Terakhir kali Bitcoin mencapai level ini pada Juni 2022. Cryptocurrency terbesar di dunia ini terus meningkat selama seminggu terakhir.Â
Dilansir dari Bitcoin.com, Senin (20/3/2023), sejak Minggu lalu, bitcoin telah meningkat nilainya sebesar 37,9 persen terhadap dolar AS, dan keseluruhan kapitalisasi pasar cryptocurrency telah melonjak sekitar USD 546 miliar atau setara Rp 8.394 triliun.Â
Baca Juga
Saat ini, ada USD 42,9 miliar atau setara Rp 659,5 triliun perdagangan bitcoin global dari USD 203 miliar atau setara Rp 3.120 triliun volume perdagangan di seluruh aset kripto.Â
Kapitalisasi Bitcoin Dekati Tesla
Sementara bitcoin mencapai harga Rp 436,9 juta, Bitcoin juga memiliki sisa USD 23,94 miliar atau setara Rp 368 triliun untuk melampaui kapitalisasi pasar Tesla sebesar USD 569,94 miliar atau setara Rp 8.762 triliun untuk menjadi aset terbesar kesepuluh berdasarkan penilaian pasar.
Valuasi pasar cryptocurrency global adalah USD 1,18 triliun atau setara Rp 18.141 triliun pada Minggu, meningkat 1,11 persen dari hari sebelumnya.Â
Terakhir kali bitcoin diperdagangkan di atas wilayah USD 28.000 adalah pada Juni 2022, setelah runtuhnya blockchain Terra dan UST. Statistik saat ini juga menunjukkan cryptocurrency terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, ethereum (ETH), melonjak 1,7 persen lebih tinggi selama beberapa hari terakhir dan 24,3 persen selama seminggu terakhir.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
International Monetary Fund alias IMF meminta El Salvador untuk menghapus Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. Hal ini diambil oleh IMF karena menilai Bitcoin terlalu beresiko pada stabilitas keuangan negara.
Kapitalisasi Pasar Bitcoin Tumbuh 60 Persen pada 2023 di Tengah Krisis Perbankan Global
Sebelumnya, kapitalisasi pasar Bitcoin (BTC) telah bertambah USD 194 miliar atau sekitar Rp 2.980 triliun (asumsi kurs Rp 15.363 per dolar Amerika Serikat) pada 2023.
Secara year to date (ytd), kapitalisasi pasar bitcoin unggul 66 persen dibanding saham perbankan teratas di wall street, terutama karena kekhawatiran akan krisis perbankan global meningkat. Enam bank terbesar AS, JPMorgan Chase (JPM), Bank of America (BAC), Citigroup (C), Wells Fargo (WFC), Morgan Stanley (MS), dan Goldman Sachs (GS), telah kehilangan hampir USD 100 miliar atau sekitar Rp 1.536 triliun nilai pasarnya sejak awal tahun.
Saham Bank of America adalah memiliki terburuk di antara para pemain perbankan Wall Street, dengan penurunan kapitalisasi pasar hampir 17 persen YTD. Goldman Sachs membuntuti dengan penurunan hampir 12 persen YTD, diikuti oleh Wells Fargo turun 9,75 persen, dan JP Morgan Chase turun 1 persen.
Melansir data Ychart, kapitalisasi pasar Bitcoin saat ini berada pada level USD 503,47 miliar. Naik 57,7 persen dari posisi akhir tahun lalu sebesar USD 319,25 miliar. Valuasi bank AS telah turun di tengah keruntuhan perbankan regional AS yang tengah berlangsung.
Termasuk pengumuman minggu lalu bahwa Silvergate, bank yang berfokus pada crypto, menutup operasionalnya. Disusul pengambilalihan Signature Bank dan Silicon Valley Bank oleh regulator.
Advertisement
Bangkitnya Bitcoin
Krisis semakin meluas dengan hampir runtuhnya First Republic Bank, yang diselamatkan pada saat terakhir melalui suntikan dana USD 30 miliar atau sekitar Rp 460,91 triliun yang berasal dari 11 bank besar AS.
Bangkitnya Bitcoin di tengah krisis perbankan AS yang tengah berlangsung, tampak serupa dengan reaksinya selama krisis finansial Siprus dan Yunani.
Melansir Cointelegraph, Minggu (19/3/2023), harga BTC tumbuh hingga 5.000 persen di tengah krisis keuangan Siprus pada 2013 lalu. Didorong oleh paparan bank-bank Siprus terhadap perusahaan real-estate regional yang memiliki pengaruh berlebihan.
Situasi saat itu sangat mengerikan sehingga otoritas Siprus, pada Maret 2013, menutup semua bank untuk menghindari bank run. Sementara, ketika Yunani menghadapi krisis serupa pada 2015 dan memberlakukan kontrol modal pada warganya untuk menghindari bank run, harga Bitcoin naik 150 persen selama periode tersebut.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.