Sukses

Jumlah Investor Terus Bertambah, Turki Kini Punya Asosiasi Kripto

Pendirian organisasi ini sebagai respon meningkatnya jumlah investor kripto di Turki.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah Asosiasi baru telah didirikan di Turki dengan tujuan untuk memantau dan membantu mengembangkan sektor kripto negara tersebut. Tugas pertamanya adalah mengatasi masalah di beberapa pertukaran cryptocurrency dan meningkatkan kepercayaan pada industri secara keseluruhan.

Pendirian organisasi ini sebagai respon meningkatnya jumlah investor kripto di Turki. Kepala Asosiasi Pengembangan, Pemantauan, dan Pelaporan Industri Kripto, Emrah Inanc mengatakan orang yang memperdagangkan cryptocurrency di Turki diperkirakan lebih dari 8 juta pada 2022.

Hal ini menjadikan Turki berada di lima besar dunia dalam hal investasi kripto. Inanc menekankan transparansi sangat penting untuk pengembangan sektor kripto. 

“Itu sebabnya pertama-tama kami akan memfokuskan upaya untuk memecahkan masalah dengan pertukaran kripto dan meningkatkan kepercayaan pada industri,” kata Inanc dikutip dari Bitcoin.com, Jumat (3/2/2023). 

Inanc juga mengindikasikan asosiasi kripto ini siap untuk secara berkala dan transparan membagikan informasi tentang kekurangan yang diidentifikasi dengan semua institusi terkait. Dia juga memperingatkan pedagang tentang berurusan dengan platform pertukaran lepas pantai.

Pertumbuhan Kripto Turki di Tengah Inflasi

Dengan popularitas cryptocurrency yang tumbuh di tengah inflasi tinggi, Turki telah menjadi pasar yang menarik untuk pertukaran kripto dalam beberapa tahun terakhir. 

Investor di Turki juga terpengaruh oleh beberapa kegagalan di sektor tersebut, termasuk FTX yang mengajukan kebangkrutan pada pertengahan November. Pengawas keuangan Turki meluncurkan penyelidikan atas jatuhnya bursa utama karena memiliki platform Turki.

Beberapa bursa domestik juga ditutup, seperti Thodex, yang pendiri dan eksekutif puncaknya dituduh melakukan penipuan dan pencucian uang sebagai bagian dari dugaan penipuan keluar.

Kemudian Vebitcoin diselidiki ketika menghentikan aktivitasnya setelah bank sentral negara itu melarang pembayaran kripto, dan Coinzo juga ditutup.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Waduh! USD 3,8 Miliar Aset Kripto Dibobol Peretas Selama 2022

Perusahaan analitik Blockchain, Chainalysis mengatakan 2022 adalah tahun dengan peretasan terbesar untuk kripto, dengan nilai aset yang dibobol mencapai USD 3,8 miliar.

Perusahaan menambahkan bahwa peretasan protokol keuangan terdesentralisasi (decentralized finance/defi) menyumbang 82,1 persen dari semua kripto yang dicuri oleh peretas sepanjang tahun.

Melansir Bitcoin.com, Sabtu (4/2/2023), perusahaan menjelaskan bahwa aktivitas peretasan kripto meningkat secara signifikan pada Maret dan memuncak pada Oktober yang sekaligus menjadi bulan peretasan terbesar. Di mana aset sebesar USD 775,7 juta dicuri dalam 32 serangan terpisah.

Sebesar 82,1 persen dari semua mata uang kripto yang dicuri oleh peretas, total USD 3,1 miliar berasal dari peretasan keuangan terdesentralisasi (defi).

Memperhatikan bahwa persentase ini naik dari 73,3 persen pada 2021, perusahaan menunjukkan bahwa USD 3,1 miliar dari 64 persen berasal dari protokol cross-chain bridge khusus.

“Peretas yang terhubung dengan Korea Utara, sejauh ini merupakan peretas kripto paling produktif selama beberapa tahun terakhir… Pada 2022, mereka memecahkan rekor pencurian mereka sendiri, mencuri mata uang kripto senilai sekitar USD 1,7 miliar di beberapa peretasan yang kami kaitkan dengan mereka,” sebut Chainalysis.

Selain protokol defi, Chainalysis mencatat bahwa peretas yang terkait dengan Korea Utara cenderung mengirim uang dalam jumlah besar ke sebuah sistem mixer, yang biasanya menjadi landasan proses pencucian uang mereka.

"Untuk sebagian besar tahun 2021 dan 2022, peretas yang terkait dengan Korea Utara hampir secara eksklusif menggunakan Tornado Cash untuk mencuci mata uang kripto yang dicuri dalam peretasan.” Informasi saja, Ethereum mixer Tornado Cash disetujui oleh pemerintah AS pada Agustus tahun lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.