Sukses

Bitcoin Kembali Terkoreksi, Analis Berikan penyebabnya

Liputan6.com, Jakarta Pergerakan aset kripto Bitcoin (BTC) sedang mengalami koreksi pasca pengumuman kenaikan suku bunga AS oleh The Fed, Kamis lalu. Padahal sebelumnya BTC mampu reli naik hingga tembus USD 24.000 atau setara Rp 357,3 juta (asumsi kurs Rp 14.888 per dolar AS) pasca kabar tersebut diumumkan.

Tim Riset Tokocrypto menjelaskan, secara umum, pasar kripto kembali bergairah setelah The Fed mengumumkan keputusan suku bunga baru. Mereka menetapkan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin, dari 4,50 persen menjadi 4,75 persen. Hal tersebut sesuai dengan prediksi pasar.

Sentimen positif market pun naik. Fear and greed index terjadi kenaikan sentimen sebesar empat poin, ditutup pada level 60, dengan kategori Greed. 

“Total kapitalisasi pasar kripto ikut terdorong, naik 2,57 persen, mencapai level USD 1,031 triliun atau setara Rp 15.350,” kata tim riset Tokocrypto dalam analisis harian yang diterima Liputan6.com, Jumat (3/2/2023).

Penyebab Koreksinya Bitcoin

Namun, setelah sukses naik signifikan, harga Bitcoin kembali terkoreksi dan gagal bertahan di USD 24.000 atau sekitar Rp 357 juta. Apa penyebabnya? Salah satu yang menyebabkan penurunan harga BTC adalah earning reports apple yang negatif. 

Penjualan Apple yang turun 5 persen dalam untuk kuartal IV 2022 lalu sedikit mempengaruhi harga Bitcoin. 

“Meski ada pengaruh sama bitcoin, tapi tidak besar karena Apple tidak punya BTC, namun bisa menyebabkan ketakutan besar untuk indeks saham AS, karena satu sektor saham teknologi,” jelas tim riset.

Selain itu, pada Jumat (3/2/2023) malam investor akan menantikan data penting terkait tenaga kerja AS terkait Non farming payroll (NPS). Data ini merupakan indikator awal bagi pengeluaran konsumen dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan, dan menjadi bahan pertimbangan penting bagi The Fed dalam menentukan tingkat suku bunga.

Hal tersebut yang membuat investor sedikit memilih wait and see untuk menunggu hasil data. Apabila data NFP naik kemungkinan besar Bitcoin akan naik, sementara NFP turun artinya Bitcoin turun. Semakin besar hasil data NFP akan membuat The Fed berpikir untuk bersikap dovish.

Analisis Teknikal

Dari segi analisis teknikal, Daily candle Bitcoin ditutup merah, naik 1,46 persen, karena tekanan jual kembali bergairah, hal tersebut terlihat dari relative strength index (RSI) yang kembali menurun. 

“Ada banyak investor yang juga mulai taking profit pasca Bitcoin mengalami volatilitas tinggi ketika pengumuman kenaikan tingkat suku bunga The Fed. Sehingga terdapat tekanan jual yang tinggi pada area supply USD 24.000. Bisa saja harga Bitcoin kembali mengalami penolakan dan koreksi,” pungkas tim riset Tokocrypto.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Aset kripto digunakan sebagai investasi komoditi yang dapat diperdagangkan di bursa berjangka.

    Kripto

  • Bitcoin seperti emas digital yang menawarkan dua pilihan yaitu sebagai alat investasi dan pembayaran.

    Bitcoin

  • The Fed adalah salah satu bank sentral di AS yang tertua dan berdiri sejak tahun 1913 melalui kongres.

    The Fed