Sukses

Niat, Tata Cara, dan Keutamaan Sholat Sunah Rawatib

Artikel ini menjelaskan tentang niat, tata cara, dan keutamaan sholat sunah rawatib.

Liputan6.com, Jakarta - Dari sekian banyaknya amalan sholat sunah, salah satunya umat Islam dianjurkan mengerjakan sholat sunah rawatib. Secara singkat, sholat sunah rawatib adalah ibadah sholat sunah yang mengiringi sholat fardhu/wajib yang 5 waktu dalam sehari.

Sholat sunah rawatib umumnya dilakukan sebelum sholat fardhu atau qablyah, maupun setelah sholat fardhu atau ba'diyah. Melansir NU Online, Rabu (20/7/2022), sholat sunah rawatib termasuk sholat yang tidak disunahkan secara berjamah (mu'aqqat).

Di antara beberapa waktu pelaksanaan sholat sunah rawatib adalah empat rakaat sebelum Ashar, empat rakaat sebelum dan setelah Zuhur, dua rakaat sebelum dan setelah Maghrib, dua rakaat sebelum dan setelah Isya, dan dua rakaat sebelum Subuh. Adapun tata cara pelaksanaannya, sedikit pun tak berbeda dengan sholat pada biasanya, kecuali dalam urusan niat.

Sholat sunah rawatib berfungsi sebagai penyempurna jika terjadi kekurangan dalam sholat fardu seseorang. Sholat fardu sendiri hukumnya wajib bagi muslim. Sholat fardu ini pula yang menjadi amalan pertama yang dihisab dalam hari perhitungan. Oleh karenanya, menunaikan sholat sunah rawatib sangat dianjurkan.

Diriwayatkan, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat adalah sholat fardu. Itu pun jika sang hamba menyempurnakannya. Jika tidak, maka disampaikan, “Lihatlah oleh kalian, apakah hamba itu memiliki amalan (sholat) sunnah?” Jika memiliki amalan sholat sunnah, sempurnakan amalan sholat fardu dengan amal sholat sunnahnya. Kemudian, perlakukanlah amal-amal fardu lainnya seperti (dalam kasus sholat) tadi." (H.R. Ibnu Majah).

Berikut ini penjelasan mengenai keutamaan, tata cara dan niat sholat sunah rawatib, yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Niat dan Waktu Pengerjaan Sholat Sunah Rawatib

1. Sholat Rawatib Zuhur

Sholat Zuhur dilengkapi dengan empat rakaat sebelum dan sesudah sholat fardhu. Dalilnya, hadits Nabi shalallahu alaihi wasallam yang berbunyi:

من حافظ على أربع ركعات قبل الظهر وأربع بعدها حرمه الله على النار

Artinya,

“Siapa orang yang menjaga empat rakaat sebelum Zuhur dan empat rakaat setelahnya, maka Allah haramkan ia masuk neraka.” Lafal niatnya,

 

Usholli sunnatad dhuhri arba‘a raka‘atin/rak‘ataini qabliyyatan/ba'diyatan lillaahi ta‘âla,

“Saya sholat sunnah qabliyah/ba’diyah Zuhur empat rakaat/dua rakaat karena Allah ta’ala.

2. Sholat Rawatib Ashar

Sholat Ashar memiliki empat rakaat sunah Rawatib yang dilakukan sebelum sholat fardhu, dengan dalil hadis Nabi shalallahu alaihi wasallam yang berbunyi:

رحم الله امرءا صلّى قبل العصر أربعًا

Artinya,

“Allah akan merahmati hamba-Nya yang sholat empat rakaat sebelum Ashar.”

Teruntuk sholat Rawatib yang empat rakaat, boleh dilakukan dengan sekali salam atau dua kali salam (melakukannya masing-masing dua rakaat).

Adapun lafal niatnya,

 

Ushallii sunnatal ashri arba’a raka‘atin/rak‘ataini qabliyyatan lillâhi ta‘alâ,

“Saya sholat sunah qabliyah Ashar empat rakaat/dua rakaat karena Allah ta’ala.”

3 dari 5 halaman

3. Sholat Rawatib Maghrib

Dalam sholat Magrib, syariat menganjurkan kita sholat sunah Rawatib dua kali, qabliyah dan ba’diyah yang masing-masing dilaksanakan dua rakaat. Dalilnya, hadis Nabi shalallahu alaihi wasallam berikut:

بين كل أذانين صلاة، بين كل أذانين صلاة، بين كل أذانين صلاة لمن شاء

Artinya,

“Di antara dua adzan (adzan dan ikamah), di antara dua adzan, di antara dua adzan, ada kesunnahan melakukan sholat bagi yang berminat.”

Para ulama menjadikan hadis di atas sebagai dalil kesunnahan sholat qabliyah Maghrib. Sedangkan sunnah ba’diyah berdasar pada sebuah hadis lain yang berbunyi:

من صلى بعد المغرب ركعتين قبل أن يتكلم كتبتا في عليين

Artinya,

“Siapa orang yang sholat dua rakaat setelah Maghrib sebelum ia sempat berbicara apa pun, maka pahalanya akan dicatat di surga Illiyyin.”

Lafal niatnya,

 

Ushallî sunnatal Maghrib rak'ataini qabliyyatan/ba'diyatan lillâhi ta‘âlâ,

“Saya sholat sunnah qabliyah/ba’diyah Maghrib dua rakaat karena Allah ta’ala.

4. Shalat Rawatib Isya’

Sebagaimana sholat Maghrib, Isya’ juga memiliki dua waktu sunnah Rawatib, qabliyah dan ba’diyah, dan masing-masing dikerjakan dua rakaat. Dalilnya adalah pengakuan seorang sahabat, Muhammad bin al-Munkadir yang diriwayatkan Imam al-Bukhari dan Muslim. Ia mengatakan:

صليت مع النبي صلى الله عليه وسلم ركعتين بعد العشاء

Artinya,

“Saya pernah sholat dua rakaat setelah Isya’ bersama Nabi shalallahu alaihi wasallam.”

Adapun dalil sunah qabliyah Isya’, para ulama menggunakan dalil yang sama dengan shalat qabliyah Maghrib. Lafal niatnya,

 

Ushallî sunnatal Isya’ rak‘ataini qabliyyatan/ba’diyatan lillâhi ta‘âlâ,

“Saya sholat sunah qabliyah/ba’diyah Isya’ dua rakaat karena Allah ta’ala.

5. Sholat Rawatib Subuh

Adapun sholat Subuh, walau hanya difasilitasi dengan dua rakaat yang dilakukan sebelum sholat fardhu (sunah qabliyah), namun keutamaannya tak kalah istimewa dari yang lain. Sebagaimana disebutkan dalam Hadis Imam Muslim, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

ركعتا الفجر خير من الدنيا وما فيها

Artinya,

“Dua rakaat sholat fajar lebih baik dari pada dunia dan seisinya.”

Terkait istilah, ulama terkadang menyebutnya sunnah qabliyah subuh, sunnah fajar, sunnah barad (dingin), dan sunnah wustha (tengah) berdasar pada pendapat lemah bahwa shalat Subuh termasuk shalat wustha (shalat yang ada di tengah di antara lima shalat yang ada).

Karena itu, maka lafal niatnya juga boleh beragam tergantung ingin menyebutnya sebagai shalat apa. Lafal niatnya,

 

Ushallii sunnatas subhi rak‘ataini qabliyyatan lillaahi ta‘ala,

“Saya sholat sunnah qabliyah Subuh dua rakaat karena Allah ta’ala.

4 dari 5 halaman

Keutamaan Sholat Sunnah Rawatib

1. Penyempurna Sholat Fardhu

Salah satu keutamaan sholat sunah rawatib adalah sebagai penambal atau penyempurna kekurangan yang mungkin selalu terjadi di dalamnya. Padahal, setiap Muslim tahu bahwa amal sholat fardhu adalah amal hamba yang pertama kali dihisab, sebagaimana yang dikemukakan dalam hadis riwayat Abu Hurairah berikut ini. Dalam riwayat tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، الصَّلَاةُ الْمَكْتُوبَةُ، فَإِنْ أَتَمَّهَا، وَإِلَّا قِيلَ: انْظُرُوا هَلْ لَهُ مِنْ تَطَوُّعٍ؟ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ أُكْمِلَتِ الْفَرِيضَةُ مِنْ تَطَوُّعِهِ، ثُمَّ يُفْعَلُ بِسَائِرِ الْأَعْمَالِ الْمَفْرُوضَةِ مِثْلُ ذَلِكَ

Artinya,

“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat adalah sholat fardhu. Itupun jika sang hamba menyempurnakannya. Jika tidak, maka disampaikan, “Lihatlah oleh kalian, apakah hamba itu memiliki amalan (sholat) sunnah?” Jika memiliki amalan sholat sunnah, sempurnakan amalan sholat fardhu dengan amal shalat sunnahnya. Kemudian, perlakukanlah amal-amal fardhu lainnya seperti tadi,” (HR. Ibnu Majah).

Dilihat dari redaksinya, hadis ini mencakup semua jenis sholat sunah, termasuk sholat sunah rawatib atau sholat sunah yang mengiringi sholat fardhu. Dengan demikian betapa pentingnya amalan sholat sunah.

Begitu pula sholat sunah rawatib. Sampai-sampai Imam Ar-Rafi‘i, pengikut Madzhab Syafi‘i berfatwa, orang yang biasa meninggalkan sholat sunah rawatib layak ditolak kesaksiannya, karena dianggap menyepelekan sunah.

5 dari 5 halaman

2. Mengantarkan Hamba kepada Ridho Allah SWT

Di samping sebagai penyempurna sholat fardhu, sholat sunah rawatib juga memiliki keutamaan umum untuk mengantarkan seorang hamba kepada ridla Allah dan kenikmatan surga, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat An-Nasa’i dari Ummu Habibah berikut ini, meski terdapat sedikit perbedaan jumlah rakaat:

ثِنْتَا عَشْرَةَ رَكْعَةً مَنْ صَلَّاهُنَّ، بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ، أَرْبَعُ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَانِ بَعْدَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَانِ قَبْلَ الْعَصْرِ، وَرَكْعَتَانِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ، وَرَكْعَتَانِ قَبْلَ صَلَاةِ الصُّبْحِ

Artinya,

“Dua belas rakaat yang ditunaikan seseorang maka sebuah rumah di surga akan dibangunkan untuknya, yakni empat rakaat sebelum dhuhur, dua rakaat setelah dhuhur, dua rakaat sebelum ashar, dua rakaat setelah magrib, dan dua rakaat sebelum subuh.”

3. Menandingi Kebaikan Dunia dan Seisinya

Bahkan, ada sholat sunah rawatib yang menandingi kebaikan dunia dan isinya. Dialah sholat sunah fajar atau dua rakaat sholat sunah subuh. Demikian yang disebutkan dalam riwayat Muslim dan At-Tirmidzi.

رَكعَتَا الْفجْر خير من الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

Artinya,

“Dua rakaat fajar lebih baik dari dunia dan pengisinya.”

Sementara sholat sunah rawatib ghair muakkad dua rakaat sebelum sholat magrib dan sebelum sholat isya, dalilnya adalah:

بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلاَةٌ )ثَلاَثًا( لِمَنْ شَاءَ

Artinya,

“Di antara dua adzan itu ada sholat sunnah (3 kali) bagi dia yang menghendaki,” (HR. Al-Bukhari).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.