Sukses

6 Mitos Tentang Cinta yang Masih Dipercaya Banyak Orang

Berikut ini beberapa mitos tentang cinta yang masih dipercaya banyak orang

Liputan6.com, Jakarta Mitos sangat sulit untuk dihapus. Kita sering percaya pada hal-hal yang bahkan tidak memiliki bukti yang kuat. Cinta tidak berbeda dengan bidang kehidupan lainnya, dan beberapa stereotip umum tentangnya dapat merusak hubungan Anda secara serius.

Tetapi jika Anda menyadarinya, Anda akan membuat lebih sedikit kesalahan, dan penyesalan di masa depan akan jauh lebih sedikit.

Berikut ini 6 kesalahpahaman paling luas tentang hubungan asmara yang dapat menghalangi kebahagiaan Anda. Dihimpun dari Brightside, ini dia.

1. Perbedaan sifat

Terlepas dari popularitasnya, mitos bahwa pasangan yang memiliki sifat berbeda bakal langgeng terbukti salah. Umumnya, orang-orang yang berada dalam hubungan jangka panjang memiliki lebih banyak kesamaan daripada perbedaan di awal perjalanan mereka.

Pada awal pertemuan pertama mereka, mereka memperhatikan sifat orang lain yang mereka miliki. Ciri-ciri ini menandakan bahwa pasangan itu bisa memiliki pasangan yang harmonis di masa depan.

Selain itu, ditemukan bahwa pasangan dengan kepribadian dan nilai yang sama menjadi orang tua yang lebih baik daripada pasangan dengan watak yang berbeda.

2. Saya bisa mengubahnya

Jika Anda masih yakin bisa mengubah pasangan, lupakan saja. Tentu, suatu hubungan meninggalkan jejak pada kebiasaan seseorang.

Tetapi ada area mendasar yang tidak dapat Anda ubah, tidak peduli seberapa keras Anda mencoba: kepribadian, sikap, nilai, dan pilihan perilaku yang relevan secara sosial.

Jika Anda memimpikan pasangan yang memahami dan mendukung Anda, Anda akan lebih baik dengan seseorang yang berbagi pandangan dengan Anda.

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Hidup bersama sebelum menikah adalah cara yang baik untuk mengenal satu sama lain

Tindakan ini tampaknya intuitif. Untuk membuat keputusan penting, Anda perlu mengenal seseorang dengan baik. Namun, hidup di bawah satu atap bukanlah cara terbaik.

Pasangan hidup bersama dan bahkan mungkin rukun untuk sementara waktu, tetapi itu tidak berarti mereka dapat mempertahankannya untuk waktu yang lama.

Orang tua dan teman-teman mereka mungkin mulai bertanya kapan mereka akhirnya akan menikah karena “apa gunanya menunggu jika Anda sudah tinggal bersama?”

Hal ini dapat menyebabkan pasangan didorong ke dalam pernikahan alih-alih membuat keputusan sadar. Di masa depan, mereka mungkin bercerai atau merasa tidak puas dengan pilihan prematur mereka.

Karena itu, yang terbaik adalah mulai hidup bersama setelah Anda berdua siap berkomitmen, baik dalam pernikahan atau lainnya.

 

3 dari 4 halaman

4. Jodohmu sudah ditentukan sebelumnya

Banyak orang bermimpi menemukan pasangan yang sangat cocok di awal pencarian mereka. Sebenarnya, kita tidak bertemu tetapi menjadi belahan jiwa satu sama lain sebagai hasil dari pernikahan yang bahagia dan harmonis. Selain itu, dari miliaran orang yang hidup di planet ini, pasti ada lebih dari satu yang bisa menjadi separuh lainnya.

Tidak dapat disangkal bahwa nilai-nilai inti pasangan harus cocok, tetapi hanya cinta yang bertahan lama dan saling menghormati terlepas dari semua rintangan yang akan membuat Anda merasa seperti memiliki jodoh di sisi Anda.

 

5. Cinta pada pandangan pertama itu ada

Mitos ini sangat umum tetapi tidak akurat. Penelitian menunjukkan bahwa ketika memeriksa seseorang pada pertemuan pertama, kita hanya perlu 3 detik untuk memutuskan apakah mereka menarik.

Dan ternyata, waktu itu jauh lebih lama daripada yang dibutuhkan untuk jatuh cinta pada seseorang: hanya seperlima detik.

 

4 dari 4 halaman

6. Cinta memiliki tanggal kedaluarsa

Orang yang mengklaim ini salah. Sebuah studi oleh Stony Brook University di New York menemukan bahwa perasaan pada pasangan baru sama kuatnya dengan hubungan yang telah berlangsung 10 hingga 29 tahun.

Dalam kedua kasus, otak para sukarelawan yang mengambil bagian dalam eksperimen bereaksi terhadap foto orang penting mereka dengan cara yang sama.

Namun, perlu diingat bahwa cinta abadi hanya mungkin terjadi jika pasangan saling peduli, menghargai pendapat satu sama lain, dan menyelesaikan masalah mereka secara bahu-membahu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.