Sukses

Punya Tradisi Unik, Warga Desa Ini Tanam 111 Pohon Saat Bayi Perempuan Lahir

Sebuah desa di India menanam 111 pohon setiap kelahiran seorang bayi perempuan.

Liputan6.com, Jakarta Desa Piplantri di India mewajibkan menanam 111 pohon ketika ada seorang bayi perempuan lahir di desa tersebut. Tradisi unik ini dilakukan untuk merayakan dan menyambut bayi perempuan tersebut.  Sekaligus sebagai bentuk syukur bahwa penduduk desa tersebut telah bertambah.

Setiap daerah di dunia pasti memiliki keunikan tersendiri, baik dari budaya, kebiasaan, maupun masyarakatnya. Desa Piplantri, salah satu desa yang terletak di India ini menghebohkan jagat internasional karena tradisi uniknya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Mampu menanam 111 pohon

Menanam 111 pohon bukanlah hal yang mudah. Namun, penduduk desa tersebut mampu untuk melakukannya sebagai bentuk penghormatan bayi yang telah lahir di dunia.

Diketahui, tradisi tersebut pertama kali digagas oleh Shyam Sundar Paliwal, seorang mantan kepala desa Piplantri. Berawal dari putri Paliwal yang meninggal saat berusia 16 tahun. Untuk menghormatinya, ia menanam sebuah pohon. Hingga saat ini, pohon tersebut dianggap sebagai simbol duka cita yang mendalam Paliwal terhadap putrinya. 

3 dari 5 halaman

Sebagai sambutan lahirnya bayi perempuan

Sejak saat itu, muncullah tradisi menanam 111 pohon untuk untuk menyambut setiap bayi perempuan yang lahir sebagai tanda syukur.

4 dari 5 halaman

Akibatnya, desa memiliki hutan yang luas

Tradisi menanam 111 pohon ini mengakibatkan wilayah Desa Piplantri memiliki hutan yang luas. Pasalnya, setiap tahun pasti lahir seorang bayi perempuan di desa tersebut. Diketahui, setiap tahunnya terdapat 60 bayi perempuan yang lahir di desa Piplantri. Artinya, desa tersebut telah menanam hampir 7000 pohon untuk merayakan kelahiran bayi perempuan.

5 dari 5 halaman

Wajib membayar Rp7 juta

Uniknya, pihak keluarga yang melahirkan bayi perempuan wajib memberi dana senilai 500 dolar atau sekitar Rp7 juta kepada pihak desa. Alasannya, uang tersebut digunakan sebagai dana untuk masa depan sang bayi perempuan. Selain itu, uang tersebut juga dianggap sebagai simbol bahwa bayi tersebut bukanlah beban bagi keluarga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.