Sukses

Kebun Binatang Ini Pertontonkan Video Porno pada Hewan

Liputan6.com, Jakarta Sebuah kebun binatang di Adelaide, Australia diketahui mempertontonkan video porno pada dua panda yang tinggal di sana. Wang Wang dan Fu Ni diberi suguhan demikian ternyata bukan tanpa alasan. Video tersebut dipertontonkan dengan tujuan agar merangsang keduanya untuk kawin.

Sebelumnya, pihak pengelola kebun binatang Adelaide telah mencoba mengawinkan kedua panda itu secara alami. Namun gagal. Pemutaran video porno pun dicoba untuk membangkitkan libido satwa asli Tiongkok itu.

Ian Smith, selaku dokter hewan senior menjelaskan bahwa usaha perjodohan dilakukan karena tingkat kesuburan panda yang sangat singkat, yakni hanya 36 jam dalam setahun. Terlebih tahun lalu, Wang Wang dan Fu Ni tak berhasil kawin.

"Tahun ini adalah peluang yang paling nyaris bagi kami agar kedua panda itu bisa kawin secara alami," ujar Smith seperti dikutip dari ABC News.

Ia menambahkan, Adelaide adalah satu-satunya kebun binatang di luar Tiongkok yang menerima sepasang panda yang belum dewasa dan belum matang secara seksual. Karena itu, kawin bukanlah tugas yang mudah bagi Wang Wang dan Fu Ni yang belum berpengalaman.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Karena kondisi itu pula, kebun binatang memutuskan 'mengajari' keduanya tentang reproduksi lewat video porno panda sedang kawin. Selain karena persoalan jam biologis, langkah tersebut ditempuh lantaran kebun binatang Adelaide tengah mengejar waktu persoalan kontrak.

Sebagaiman diketahui, Tiongkok menguasai kepemilikan semua panda di seluruh dunia. Dalam perjanjian dengan kebun binatang Adelaide, kontrak mereka berakhir dalam waktu 10 tahun mendatang. Padahal, tingkat reproduksi panda termasuk rendah.

Direktur Kebun Binatang Adelaide, Elaine Bensted, mengungkapkan bahwa nilai kontrak memelihara kedua panda itu mencapai USD 1 juta per tahun atau setara Rp 14,8 miliar. Bila teknik memberi tontonan gagal, pihak pengelola akan mencoba cara inseminasi buatan.

Reporter: Septika Shidqiyyah

Sumber: Brilio.net

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.