Sukses

6 Tempat Indah Ini Dikenal Tak Ramah Turis, Kenapa Ya?

Beberapa tempat di dunia ini terkenal tak terbuka dan tak ramah bagi turis. Apa alasannya?

Liputan6.com, Jakarta - - Sektor pariwisata kerap memberikan banyak pendapatan. Selain menguntungkan, tempat wisata juga memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Tak jarang banyak negara mulai menumbuhkan potensi pariwisata mereka.

Meski begitu, ada sejumlah negara yang justru tidak menyambut dengan gembira kedatangan para turis. Kira-kira apa ya alasan di balik itu?

Dilansir dari Independent, berikut merupakan sejumlah negara yang tak ramah, malahan sampai ada yang melarang turis untuk berkunjung.

1. Pulau Koh Khai, Thailand

Bagi banyak orang, Thailand merupakan salah satu surga dunia karena menyajikan pantai yang indah. Thailand sendiri bisa dibilang negara yang ramah untuk turis. Namun di antara banyaknya pantai, wilayah Pulau Koh Khai Nui dan Koh Khai Nai, yang cukup populer di kalangan wisatawan, kini justru dilarang.

Pemerintah melarang wisatawan sejak 2016 untuk menjaga kelestarian lingkungan dan terumbu karang yang telah terdegradasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

2. Bhutan

Pemerintah Bhutan pernah membuka pariwisata negaranya pada 1974. Sayangnya, tak lama setelah itu mereka mulai membuat aturan ketat terhadap wisatawan yang masuk di negara mereka. Kebijakan "High value, low impact tourism" yang dilakukan pemerintah, digunakan untuk melestarikan dan menjaga bentang alam di Bhutan.

Jumlah wisatawan yang masuk harus dibatasi, dan pengunjung harus membayar Rp 3,5 juta selama sehari untuk visa dan biaya lainnya untuk melihat tempat wisata lain di Bhutan.

3 dari 6 halaman

3. Barcelona, Spanyol

Ketika Ada Colau menjadi wali kota perempuan pertama di Barcelona pada 2015, ia membuat kebijakan yang cukup mencengangkan bagi para turis. "Kami tak ingion kota ini menjadi toko buah tangan murah."

Dari situ kebijakan yang tidak menguntungkan untuk wisatawan mulai diterapkan. Mulai dari pembekuan hotel baru dan apartemen sewa liburan sampai dengan pembatasan jumlah pengunjung diberlakukan secara bertahap.

4 dari 6 halaman

4. Amsterdam, Belanda

Kepala pemasaran Amsterdam mengatakan bahwa kota-kota sedang sekarat akibat pariwisata. Dari situ banyak orang mulai berkurang untuk tinggal di pusat-pusat sejarah lagi atau malahan mengalami kehancuran akibat pengunjung.

Malahan mereka justru ingin meningkatkan kualitas pengunjung dibandingan kuantitas. Karena tak sedikit wisatawan datang terlihat tanpa menghormati karakter kota. Dari situ, sejumlah wisata akan ditingkatkan atau mungkin lebih mahal. Biaya operator yang murah justru menimbulkan masalah bagi mereka.

5 dari 6 halaman

5. Santorini, Yunani

Lebih dari 10 ribu turis dari kapal pesiar yang mondar-mandir di pelabuhan Yunani mulai meresahkan warga. Pada 2016, pengunjung kapal pesiar mulai ditutup. Namun, pada akhirnya mereka mengurangi jumlah turis yang masuk menjadi 8 ribu orang.

6 dari 6 halaman

6. Cinque Terre, Italia

Daerah pantai yang indah di Italia ini menjadi situs warisan dunia UNESCO, tentunya hal tersebut juga mendoirong banyak wisatawan untuk datang. Namun, karena jumlah pengunjung yang terus meningkat, pada Februari 2016, pemerintah akan memperkenalkan sistem tiket.

Ketika pengunjung mencapai 1,5 juta orang, daerah tersebut akan terlarang wisatawan untuk masuk.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.