Sukses

Cara Pelajar RI Promosikan Makanan Indonesia dan Batik di Osaka

Di Festival Machikane ini pelajar Indonesia membuat "Stand Makanan Selera Indonesia".

Citizen6, Osaka Osaka University kembali menggelar Festival Kampus yang dikenal dengan “Machikanesai” (Festival Machikane) pada 1 hingga 3 Nopember 2014 di Toyonaka campus, Osaka University, Machikane-cho, Toyonaka city.

Selain bertujuan untuk merayakan hari ulang tahun Osaka University dan menyambut mahasiswa baru yang berasal dari seluruh penjuru Jepang, “Machikanesai” merupakan aset bagi Osaka University untuk mengenalkan kampus kepada masyarakat setempat

Festival kampus diikuti oleh mahasiswa Jepang, mahasiswa internasional dan juga dihadiri oleh para alumni Osaka University. Alumni ini datang untuk menghadiri acara “Obikai” atau reuni. Para alumni datang ke kampus untuk melihat dan menikmati acara festival dan bernostalgia menikmati masa-masa indah kembali menjadi mahasiswa.

Kompetisi olah raga, open laboratory, permainan, pertunjukkan panggung dan stand makanan menyemarakkan rangkaian acara “Machikanesai”

Kali ini, Perhimpunan Pelajar Indonesia di Osaka-Nara (PPI ON) turut berpartisipasi dalam event “Machikanesai” yang berlangsung selama tiga hari (1-3 Nopember 2014) dengan menjual mie goreng dan bakwan di stand PPI ON yang diberi nama “Stand Makanan Selera Indonesia”.

Stand “Selera Indonesia” kali ini mengambil tema batik. Stand dirias dengan hal-hal yang bernuansa batik, mulai dari taplak meja batik dan anggota PPI ON yang bertugas di stand semuanya mengenakan pakaian batik.

Tema batik sengaja diangkat selain untuk membuat stand mencolok, juga untuk mengenalkan batik ke masyarakat Jepang
Tak hanya itu, para anggota PPI ON juga menggunakan angklung untuk promosi makanan yang dijual. Suara merdu goyangan angklung bisa menarik perhatian para pengunjung yang sedang melintas di depan stand. Bahkan, tak sedikit yang ingin mencoba memainkan angklung.
 

“Irasshaimasee…Indonesia no ryouri ikaga desu ka?” (Silahkan datang…Ingin mencoba makanan Indonesia?), teriak penuh semangat tim promosi PPI ON sambil memainkan angklung untuk menarik perhatian orang Jepang .

“Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampui”. Peribahasa yang cocok untuk kegiatan ini. Pasalnya, selain untuk mempererat persahabatan dan tali silaturahim antar anggota PPI ON, juga untuk mempromosikan makanan Indonesia, batik dan juga angklung. Bonusnya, PPI ON mendapatkan keuntungan yang lumayan besar dari hasil penjualan mie goreng dan bakwan.
 
Banyak orang Jepang membeli mie goreng dan bakwan

Sabtu (1/11) hari pertama Festival Machikane. Sejak pagi hari hujan deras mengguyur kota Osaka. Kondisi tersebut tak menghalangi rekan-rekan PPI ON datang ke stand. Alhasil di hari petama festival terjual 127 porsi mie goreng dan 53 porsi bakwan.

Di hari kedua, Minggu (2/11) cuaca lebih bersahabat dan pengunjung pun lebih ramai. Seperti hari pertama, rekan-rekan PPI ON sangat kompak sekali dalam mengatur pembagian kerja mulai dari penerima order, kasir, koki mie goreng, koki bakwan, penyaji makanan dan tim promosi. Hasil penjualan pun meningkat dibanding hasil penjualan di hari pertama.

Di hari ketiga, Senin (3/11) bertepatan dengan hari libur nasional di Jepang, Hari Kebudayaan (Bunka no hi). Tak kalah ramainya dengan hari kedua festival.  Meski jumlah personel yang siap siaga di stand berkurang, tak mengurangi sedikit pun semangat rekan-rekan PPI ON berpromosi. Teriakan-terikan penuh semangat “Irasshaimasee…Indonesia no ryouri ikaga desu ka?” dan bunyi angklung mewarnai proses promosi hingga akhirnya banyak pengunjung yang datang membeli mie goreng dan bakwan. Tepat pukul 16.00 waktu Jepang, persediaan mie goreng sdh habis.

 “Selama tiga hari, sebanyak 469 porsi mie goreng dan 219 porsi bakwan terjual”, ungkap Tamara Larasati dan Jeremia Febrian, Koordinator Stand Makanan Selera Indonesia dalam event tersebut.

Pastinya, bagi rekan-rekan PPI ON kegiatan ini akan dikenang sepanjang usia dan semoga dengan turut berpartisipasinya PPI ON di acara Festival Kampus bisa semakin mengenalkan Indonesia kepada masyarakat Jepang.

Penulis:

Gagus Ketut Sunnardianto


Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel, foto atau video seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini