Sukses

Beredar Kabar Vaksin Covid-19 Tak Berguna? Simak Faktanya

Meski kemampuan vaksin menurun untuk melindungi dari penularan Covid-19, tetapi vaksin tetap efektif mencegah gejala berat dan kematian.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar informasi yang mengklaim vaksin tidak berguna sebab seorang masih bisa tertular Covid-19 meski sudah melakukan vaksinasi, kabar ini pun dapat menurunkan minat masyarakat untuk mengikuti program tersebut.

Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp. PD mengatakan, vaksin Covid-19 memiliki kemampuan untuk melindungi atau mencegah dari penularan. Namun dengan semakin beragamnya varian baru, membuat kemampuan vaksin tersebut menurun.

"Kemampuan ini ada dimiliki oleh vaksin covid tapi memang semakin ke sini semakin banyak varian baru semakin banyak mutasi kemampuannya memang menurun, efektivitas vaksin covid-19 yang ada sekarang dalam mencegah penularan memang sudah rendah," kata Dirga, dalam live streaming Virtual Class, 'Berkali-Kali Vaksin Masih Kena Covid, Kenapa?', Selasa (30/8/2022).

Menurut Dirga, meski kemampuan vaksin menurun untuk melindungi dari penularan Covid-19, tetapi vaksin tetap efektif mencegah kita mengalami gejala berat bahkan kematian ketika tertular Covid-19.

"Kalau kita lihat data kematian pada Omicron sampai sekarang itu jelas banget, bahwa yang meninggal itu adalah yang vaksinnya tidak lengkap atau tidak sama sekali atau mereka dengan komorbid," paparnya.

Dengan efektivitas vaksin dalam melindungi penderita Covid-19 dari gejala berat hingga kematian, Dirga menyatakan vaksin Covid-19 masih berguna, dia pun menyarankan masyarakat untuk melengkapi tahapan vaksin yang telah disediakan.

"Jadi kita tidak bisa bilang vaksin covid-19 tidak ada gunanya enggak bisa sama sekali, bahwa memang yang sudah vaksin Covid masih bisa kena Covid, tapi kalau sampai kena Covid karena sudah vaksin Covid sudah ada antibodi tidak sampai bergejala berat apalagi kematian," tuturnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Minat Vaksin Covid-19 Menurun Akibat Mispersepsi

Program vaksinasi masih terus digulirkan untuk mengurangi dampak parah akibat penularan Covid-19, upaya tersebut pun harus tetap didukung oleh penerapan protokol kesehatan.

Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp. PD mengatakan, untuk mengendalikan pandemi Covid-19 tidak hanya mengandalan vaksin Covid-19, tetapi perlu didukung dengan penerapan protokol kesehatan.

"Vaksinasi tidak pernah berdiri sendirian gitu. Ini vaksinasi bukan upaya satu-satunya untuk mengendalikan pandemi," kata Dirga, dalam live streaming Virtual Class, 'Berkali-Kali Vaksin Masih Kena Covid, Kenapa?', Senin (29/8/2022).

Dirga menegaskan, vaksin merupakan upaya untuk mencegah dampak parah akibat penularan Covid-19 termasuk kematian, bukan untuk membuat seorang yang divaksin kebal terhadap penularan penyakit yang diakibatkan oleh virus SARS-CoV-2 tersebut.

"Artinya orang yang sudah booster sekali dua kali, tetap bisa terinfeksi Covid. Tapi tentu sangat beda dampaknya orang yang sampai kena Covid sudah vaksinasi apalagi booster ya dengan yang belum," tuturnya.

Menurut Dirga, telah terjadi kesalahpahaman terhadap vaksin, sebab sebagian menganggap dengan divaksin maka akan membuat kebal dari penulanan Covid-19. Kondisi ini pun membuat minat terhadap program vaksinasi menurun.

"Ini salah satu kendala di lapangan, sehingga cakupan vaksinasi kita sebetulnya ya kalau kita lihat masih di bawah 70 persen dari total penduduk Indonesia," ujarnya.

Dirga melanjutkan, faktor lain yang menurunkan minat vaksin adalah masyarakat sudah jenuh untuk mengikuti program vaksin Covid-19. Namun hal tersebut sebaiknya tidak terjadi, sebab pemerataan vaksinasi harus diperluas untuk menangani pandemi.

"Kita lihat memang di negara lain pun itu animo masyarakat untuk vaksinasi semakin menurun, karena sudah capek sudah bosen gitu. Tetapi kita nggak boleh berhenti, sekarang kita masih ada gelombang Omicron dan mutasi," imbuhnya.

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.