Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Foto Hiu Makan Kabel Akibatkan Jaringan Internet Telkom Rusak

Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan postingan yang menyebut rusaknya jaringan internet milik Telkom karena dimakan hiu.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan postingan yang menyebut rusaknya jaringan internet milik Telkom karena dimakan hiu. Postingan tersebut ramai dibagikan sejak tengah pekan ini.

Salah satu akun yang mengunggahnya ada di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 21 September 2021.

Dalam postingannya terdapat gambar hiu yang sedang memakan kabel di dasar laut. Postingan itu disertai narasi "Kabel penghubung e di caplok hiu dek laut mohon sabar pengguna Indihome dan Telkomsel"

Selain itu akun tersebut juga menambahkan tulisan, "Wkwkkw kukira lalod karena lambatka bayar tagihan wifiku, ternyata ini toh penyebabnya, dasar hiu ga ada akhlak"

Lalu benarkah postingan yang menyebut rusaknya jaringan internet milik Telkom karena dimakan hiu?

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel yang berisi video yang identik dengan postingan di Facebook. Artikel tersebut berjudul "Kabel Serat Optik Google Jadi Korban Gigitan Hiu" yang tayang di Liputan6.com pada 15 Agustus 2014. Berikut isi artikelnya:

"Liputan6.com, Jakarta - Google akan berusaha keras untuk memperkuat beberapa kabel data bawah laut miliknya setelah diserang sekelompok hiu. Kabel serat optik yang membawa lalu lintas internet di seluruh dunia itu kini telah dilindungi oleh serangkaian lapisan agar terlindung dari gerakan yang bisa mematahkan serat kaca.

Seorang manajer produk cloud dari Google mengatakan bahwa pihaknya telah bermitra dengan beberapa perusahaan di seluruh Pasifik untuk memperkuat kabel optik miliknya dengan lapisan Kevlar yang biasa digunakan pada rompi anti peluru.

Video berdurasi 1 menit 21 detik di bawah ini menunjukkan seekor hiu yang terlihat bingung ketika menggigit kabel. Seringnya hiu menggigit kabel bawah laut disebut karena hewan mamalia itu tertarik dengan medan magnet yang tercipta dari tegangan tinggi yang ada di kabel.

Sejumlah kabel serat optik milik Google itu diketahui sebagai jalur internet di seluruh benua, dalam hal ini seluruh Pasifik, dan merupakan tulang punggung (backbone) dari internet.

Setiap kabel yang terbuat dari serat optik memiliki tekstur yang halus, namun dapat mengirimkan data sampai dengan sekitar 1 Gigabit per detik atau sekitar 100 kali lebih cepat dari kabel tembaga.

Menurut yang dilansir Guardian, Jumat (15/8/2014), setiap kabel serat membutuhkan daya untuk mengirim sinyal untuk repeater optik yang ditempatkan di sepanjang kabel guna memperkuat sinyal sejauh 100 km.

Kebanyakan kabel yang ada telah dilindungi secara khusus untuk mencegah transmisi listrik di luar lapisan pelindung. Untuk itu Google harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar guna melindungi infrastruktur bawah laut mereka.

Rute Atlantik dilaporkan membutuhkan lebih dari 50 perbaikan setiap tahunnya, yang mana kerap rusak akibat berbagai hal termasuk kapal pukat ikan, jangkar, gempa bumi, dan tekanan air di dalam laut."

Selain itu ada juga penjelasan dari Telkom dalam artikel berjudul "Perbaikan Kabel Laut JaSuKa Diperkirakan Sebulan, Telkom Gunakan Jaringan Backup" yang tayang di Liputan6.com pada 23 September 2021. Berikut isi artikelnya:

"Liputan6.com, Jakarta - PT Telkom Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas layanan setelah adanya gangguan pada sistem komunikasi kabel laut JaSuKa ruas Batam-Pontianak yang terjadi pada Minggu,19/9/2021.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah peningkatan kapasitas jaringan melalui pengaktifan jalur back up dan alternatif, khususnya untuk jalur komunikasi ke wilayah tertentu, seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Sementara untuk perbaikan kabel laut yang merupakan sumber gangguan, Telkom akan segera melakukan penyambungan kabel laut yang didahului berbagai persiapan, seperti penyiapan cableship, penyiapan peralatan dan kelengkapan, hingga pengajuan perizinan untuk pengerjaan perbaikan tersebut.

Menurut Vice President Corporate Communication Telkom, Pujo Pramono, pihaknya memperkirakan proses perbaikan kabel laut JaSuKa yang terganggu akan berlangsung sekitar sebulan.

Oleh sebab itu, mengingat sehubungan adanya proses peningkatan kualitas layanan yang bertahap, Pujo mengatakan, tidak tertutup kemungkinan adanya sistem prioritas untuk kebutuhan video conference bagi kebutuhan masyarakat untuk Work From Home (WFH) dan Learn From Home (LFH).

"Kami tetap mengutamakan aplikasi video conference untuk WFH dan LFH mengingat saat ini kebutuhan untuk pendidikan sedang menjadi prioritas," tutur Pujo dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (22/9/2021).

Lebih lanjut, Pujo juga menuturkan Telkom mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan pelanggan yang selalu setia menggunakan layanan TelkomGroup, termasuk seluruh pihak yang mendukung proses peningkatan kualitas layanan ini.

"Semoga layanan Telkom dapat memberikan pengalaman digital bagi seluruh pelanggan," tutur Pujo menutup pernyataannya. Untuk diketahui, kerusakan identifikasi ini diketahui berasal dari titik lepas pantai Batam pada kedalaman 20 meter bawah permukaan laut.

Setelah menemukan sumber masalah, dalam keterangan sebelumnya, Telkom mengatakan langsung bergegas menuju lokasi kejadian--secepat mungkin melakukan recovery kabel laut Jasuka ruas Batam-Pontianak.

Dengan segala persiapan dan perlengkapan, Telkom mengklaim berupaya maksimal menghubungkan kembali infrastruktur jaringan internet yang saat ini sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat dalam mendukung aktivitas sehari-hari, mulai belajar online hingga work from home.

Vice President Corporate Communication Telkom, Pujo Pramono, menjelaskan sejak terjadinya gangguan, Telkom segera melakukan rerouting trafik sebagai alternatif jalur komunikasi menuju Batam.

"Itu termasuk penambahan kapasitas beberapa link di wilayah Indonesia seperti dari Papua, Kalimantan maupun Jawa, dan mengoptimalkan gerbang internasional di Manado," ungkap Pujo melalui keterangan resminya, Senin (20/9/2021).

Berkah kegigihan dan perjuangan para teknisi TelkomGroup, selang sekitar tiga jam sejak kejadian, jaringan TelkomGroup berangsur kembali normal. Pujo menegaskan Telkom berkomitmen untuk memberikan akses konektivitas luas di seluruh Indonesia, guna memberikan pengalaman digital terbaik bagi seluruh pelanggan."

Kami juga menelusuri video asli dalam postingan gambar itu. Ternyata video itu sudah diunggah sejak 23 April 2010 oleh akun bernama Sudmike. Hingga saat ini video tersebut sudah ditonton lebih dari 1,6 juta kali.

Sumber:

https://www.liputan6.com/tekno/read/2091416/kabel-serat-optik-google-jadi-korban-gigitan-hiu

https://www.liputan6.com/tekno/read/4665530/perbaikan-kabel-laut-jasuka-diperkirakan-sebulan-telkom-gunakan-jaringan-backup

https://www.theguardian.com/technology/2014/aug/14/google-undersea-fibre-optic-cables-shark-attacks

https://www.youtube.com/watch?v=1ex7uTQf4bQ

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Postingan yang menyebut rusaknya jaringan internet milik Telkom karena dimakan hiu adalah tidak benar. Faktanya gambar dalam postingan yang beredar merupakan gambar video sejak tahun 2010 dan tidak ada hubungannya dengan gangguan jaringan internet Telkom pekan ini.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.