Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Klaim dalam Video Sebut Swedia Bebas Covid-19

Beredar di aplikasi percakapan sebuah video terkait Swedia yang sukses menangani covid-19. Video tersebut ramai dibagikan sejak pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di aplikasi percakapan sebuah pesan berisi video terkait Swedia yang diklaim sukses menangani covid-19. Video tersebut ramai dibagikan sejak pekan ini.

Video yang tersebar viral itu berdurasi hampir delapan menit. Di video tersebut terdapat beberapa potongan video yang mengklaim Swedia sukses menghentikan covid-19 tanpa menuruti rekomendasi aliansi vaksin global.

Video tersebut juga membandingkan kesuksesan Swedia menangani covid-19 ketimbang negara lain. Ada juga klaim yang menyebut Swedia tidak ada covid-19 meski tidak ada yang memakai masker.

Korban covid-19 di Swedia juga diklaim lebih rendah ketimbang negara lain. Ada juga komentar dari Anders Tegnell, epidemiologis dari Swedia yang tak pernah lockdown dari awal.

Dalam akhir video juga ada ajakan untuk tidak mau divaksin karena bisa membuat virus semakin ganas.

Lalu benarkah beberapa klaim dalam video terkait Swedia yang sukses menangani covid-19?

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri fakta dengan mengunjungi laman WHO. Di sana terdapat data hingga Jumat siang (3/12/2020) ada 266.158 kasus covid-19 dan menewaskan 6.972 orang.

Laporan kasus tertinggi terjadi pada 21 November 2020, yakni 7.623 kasus. Sementara pada Kamis (3/12/2020), laporan kasus di Swedia mencapai 5.073 kasus dan menewaskan 23 orang. Swedia saat ini menempati posisi ke-16 di Eropa untuk jumlah kasus terbanyak.

Jumlah penduduk Swedia sendiri dilansir dari scb.se hingga September 2020 mencapai 10.373.225 orang.

Terkait tingkat kematian covid-19 di Swedia, menurut Johns Hopkins University mencapai 2,6 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari negara tetangganya seperti Finlandia (1,6 persen), Norwegia (0,9 persen), Denmark (1,0 persen) bahkan AS (2,0 persen).

D Swedia terdapat 66,76 kematian akibat covid-19 dari 100 ribu orang. Sementara Finlandia 7,23, Norwegia dengan 6,28, Denmark dengan 14,59 dan AS dengan 82,72.

Terkait dengan tidak adanya lockdown sejak awal pandemi, Swedia sebenarnya menerapkan aturan ketat sejak awal pandemi.

Pada 12 Maret 2020, Pemerintah Swedia melarang acara yang melibatkan 500 orang. Pada 17 Maret 2020 mereka juga meminta warga untuk bekerja dari rumah. Pada 29 Maret 2020, mereka akhirnya membatasi acara pertemuan hanya maksimal 50 orang saja.

Pada 24 November 2020, Pemerintah Swedia memperbarui aturan dengan membatasi acara hanya boleh dihadiri delapan orang hingga akhir Desember. Mereka juga menerapkan belajar di rumah hingga Februari 2021.

Dilansir Guardian, tingkat keterisian ruang ICU dengan ventilator mencapai 460 dari 666 ruangan yang ada. Dan 237 pasien dirawat di sana karena covid-19.

Dilansir Time.com, rendahnya jumlah kasus di Swedia pada bulan Mei dan juga Agustus karena rendahnya orang yang dites. Swedia hanya melakukan tes pada 20 persen orang per kapita atau terendah di Eropa.

Meski saat ini jumlah tes di Swedia sudah ditingkatkan namun hanya seperempat dari jumlah orang yang dites di Denmark.

Dilansir dari Reuters, studi dari University of Virginia School of Medicine pada Juli lalu, tingkat kematian per kapita Swedia hampir empat kali lipat dari Denmark, hampir tujuh kali lipat dari Finlandia, dan lebih dari tujuh kali lipat dari Norwegia. Semua negara yang telah memberlakukan lockdown daripada Swedia. Link studi tersebut kami sertakan di sini....

Anders Tegnell kepada Reuters menjelaskan strategi full lockdown belum bisa dilihat efektif atau tidak. Pemerintah Swedia akan membuat kesimpulannya pada 2022 jelang pemilihan umum.

Untuk masker, dilansir VOA, Tegnell menjelaskan, "Masker wajah mungkin diperlukan dalam beberapa situasi. Namun di Swedia belum muncul situasi itu. Kami mementingkan untuk jaga jarak ketimbang masker."

Terkait vaksin yang berbahaya, Cek Fakta Liputan6.com pernah menulis artikel bantahannya di sini, sini, dan sini....

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Klaim yang menyebut Swedia sukses menghadapi covid-19 adalah salah. Faktanya hingga saat ini Swedia masih melaporkan adanya kasus baru.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.