Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Puluhan Negara Beli Alat Tes Virus Corona Sejak 2017 dan 2018

Warga Facebook dihebohkan dengan tabel dari situs Bank Dunia yang menyebut puluhan negara sudah membeli alat tes virus corona sejak tahun 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sepekan terakhir, warga Facebook dihebohkan dengan gambar berupa tabel dari situs Bank Dunia yang menyebut puluhan negara sudah membeli alat tes virus corona sejak tahun 2017.

Dengan data dari CrowdTangle, fitur insight publik yang dimiliki dan dioperasikan oleh Facebook, Tim Cek Fakta Liputan6.com menemukan tiga akun di Facebook yang menyebut puluhan negara sudah membeli alat tes virus corona sejak tahun 2017.

Tiga akun tersebut adalah British Columbia Canada Campaign, Canadian Conservatives United Against The Left, dan We Are Change Orlando. Tiga akun itu membuat narasi dan mengunggah foto yang sama. Begini narasinya:

"Ini sangat aneh! Situs web Bank Dunia menunjukkan alat penguji COVID-19 yang dibeli oleh negara-negara pada 2017 dan 2018. Saya telah memverifikasi bahwa ini sebenarnya diposting di World Banks World Integrated Trade Situs web Solution (WITS), dengan fokus pada kode produk 382200".

Itu merupakan sebuah narasi dari Ben Swann yang menggambarkan dirinya sebagai jurnalis. Narasi itu diciptakan Ben Swann di Facebook pada 6 September 2020 dan sudah dibagikan ribuan kali.

Lalu, benarkah puluhan negara sudah membeli alat tes virus corona sejak tahun 2017 dan 2018?

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Tim Cek Fakta Liputan6.com mendapatkan artikel dari AFP yang membantah narasi Ben Swann. Artikel itu berjudul: "Countries were not buying Covid-19 test kits in 2018", yang dipublikasikan pada 11 September 2020.

Disebutkan dalam artikel tersebut, AFP juga menemukan banyak kode produk seperti 300215 (dalam bahasa Kanada) dan 902780 (dalam bahasa Prancis). Bukan hanya 382200, seperti yang ada dalam narasi Ben Swann.

Kemudian, diketahui kalau WITS merupakan inisiatif bersama antara Bank Dunia, United Nations Conference on Trade and Development, dan World Trade Organization (WTO). Mereka menyediakan data tentang perdagangan dan tarif barang ekspor dan impor.

Namun, tabel yang diunggah pertama kali oleh Ben Swann tidak bisa membuktikan kalau negara-negara sudah membeli alat tes virus corona sebelum wabah ini terdeteksi di Wuhan, China, Desember 2019.

Bank Dunia mengatakan kepada AFP, kalau produk dengan penyebutan 'Covid-19' dalam databese WITS sesuai dengan peralatan medis yang digunakan dalam waktu yang lama untuk tujuan lain, bukan hanya tes virus corona.

"Pada bulan April, World Customs Organization (WCO) mengumpulkan daftar kode Sistem Harmonisasi untuk memungkinkan negara-negara melacak dan mempercepat pertukaran produk penting yang terkait dengan covid-19," begitu penjelasan Bank Dunia.

Sementara itu, menurut WCO, kode produk 382200 sesuai dengan reagen diagnostik berdasarkan uji asam nukleat reaksi rantai polimerase (PCR). Demikian pula, kode 300215 juga melacak reagen diagnostik berdasarkan reaksi imunologis.

Kode 902780 untuk membantu melacak instrumen yang digunakan di laboratorium klinis dengan Diagnosis In Vitro.

Dalam pernyataannya yang dirilis pada 8 September lalu, Bank Dunia mengklarifikasi lebih lanjut tentang kesalahan informasi yang ada di media sosial. Situs WITS juga sudah memperbarui penjelasan mereka kalau tidak ada tes covid-19 sebelum tahun 2020.

AFP juga mencatat kalau Ben Swann merupakan orang yang mempromosikan film Plandemic: Indoctornation. Film tersebut sudah dibantah karena banyak untuk hoaksnya.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Tabel yang menyebut negara-negara sudah membeli alat tes virus corona sejak 2017 dan 2018 adalah hoaks yang masuk dalam jenis false. Faktanya, kode yang tertera dalam tabel tersebut merupakan kode produk alat kesehatan yang diimpor dan ekspor pada tahun 2018.

Kode-kode itu merupakan alat kesehatan yang bisa digunakan untuk jangka waktu panjang. Namun sejak April 2020, barang dengan kode itu dikelompokkan sebagai "produk Covid-19" karena penggunaannya melawan pandemi.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini