Sukses

Cek Fakta: Klaim Pesan Suara soal Kondisi RS Hasan Sadikin Bandung Tidak Terbukti

Viral pesan suara yang mengklaim kondisi Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung semakin parah akibat penyakit yang dipicu virus corona baru atau COVID-19. Simak penelusuranya.

Liputan6.com, Jakarta- Viral pesan suara dari seseorang yang mengaku bernama Intan di sejumlah grup WhatsApp.  Dalam rekaman audio berdurasi 3,35 menit itu, ia membagikan cerita tentang kondisi Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung yang diklaim semakin parah akibat penyakit yang dipicu virus corona baru atau COVID-19. 

Dalam pesan suara, sosok tersebut mengaku sedang berada di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Ia mengatakan, ada pasien dan residensi (dokter yang sedang studi spesialis) anastesi meninggal dunia akibat COVID-19.

Berikut transkrip pesan suara tersebut:

"Semoga semuanya dalam keadaan sehat hari ini, semoga masih dilindungi Allah SWT di mana pun berada. Mbak Intan di sini mau ngasih tahu bahwa di Rumah Sakit Hasan Sadikin sekarang kondisinya semakin parah. Bahkan di arah Sukajadi, PVJ sekitarnya sudah jadi red zone.

Dan info terkini dari teman Intan sendiri di Rumah Sakit Hasan Sadikin, sudah ada yang meninggal, pasien, dan sudah ada yang meninggal, residen anastesi atau mahasiswa yang sedang kuliah spesialis, dan itu teman kita sendiri.

Lalu ada juga yang sudah diisolasi dari teman kita sendiri ada dua, lalu ada juga yang sudah dipantau terus 5 orang kira-kira itu suspect juga. Sementara teman-teman Intan yang masih sehat tidak boleh pulang ke rumah karena dianggap terpapar.

Mba Intan mohon dengan sangat untuk Dede, Dede jangan dulu main ya, Dek ya, keluar apalagi ada orang dari luar, untuk tamu atau siapa pun itu, lebih baik dihindari dulu atau bicara sebentar di luar lalu berdiam di rumah karena bahaya sekali virusnya semakin hari semakin parah.

Mohon semuanya mudah-mudahan bisa menjaga social distancing, bisa menjaga semuanya. Demikian semoga semuanya selalu dalam lindungan Allah yang kuat karena wabah virus ini masih terus berlanjut dan apabila seseorang pada hari ini masih sakit tidak ada gejala, itu bukan negatif karena dari perjalanan pernyakitnya virus tersebut akan menginvasi seseorang akan timbul gejala Corona kemungkinan dua minggu ke depan.

Jadi nanti pada Bulan April awal sampai April tengah itu adalah menjadi puncaknya banyak orang yang terkena gejala Corona ini dan kemungkinan besar ditakutkan tidak tertolong, karena alat pelindung dokter juga terbatas lalu ruang di RSHS juga sudah penuh, mudah-mudahan semuanya terjaga.

Jadi stay at home, diam di rumah, jangan ke mana-mana kalau tidak penting penting banget nggak usah, kecuali kalau misalnya dirasa penting banget lalu gunakan masker ke luar lalu ketika sampai rumah jangan lupa membersihkan diri sebelum bersentuhan dengan orang lain."

Benarkah kondisi Rumah Sakit Hasan Sadikin semakin parah akibat Covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar viral yang mengklaim kondisi Rumah Sakit Hasan Sadikin yang semakin parah akibat Covid-19, dengan menghubungi pihak Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

Direktur Utama Rumah Sakit Hasan Sadikin Rina Susana Dewi mengatakan, informasi yang ada dalam pesan suara yang viral tersebut tidak benar.

"Tidak benar ada residen Anestesi yang meninggal karena Covid-19. Sampai saat ini tidak ada petugas kesehatan yang diisolasi, dan tidak ada 5 yang suspek," kata Rina.

Menurutnya, Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung telah memberlakukan pengolahan higienis sanitasi yang sesuai dengan standar, sehingga keamanan dan kesehatan petugas dan masyarkat di lingkungan Rumah Sakit Hasan Sadikin terjamin.

"Adapun bagi petugas kesehatan yang kontak erat dengan pasien positif sesuai pedoman pencegahan dan penanggulangan COVID-19 Kementerian Kesehatan, mereka tergolong dalam ODP (orang dalam pemantauan) yang dijamin dan dipantau kesehatannya oleh manajemen RSHS. 10 orang petugas kesehatan telah di tes Covid-19 dan seluruhnya negatif," papar Rina.

Terkait pasien terkonfirmasi positif COVID-19, Rina sudah menyampaikanya ke media masa. "Terkait pasien Covid-19 yang meninggal, sebagaimana karakteristik pasien positif yang meninggal di rumah sakit lain, pasien di RSHS meninggal disebabkan adanya penyakit penyerta," tutup Rina.

Pihak RS Hasan Sadikin juga mengunggah bantahan atas kabar yang viral di situs resminya dan akun instagram.

 

Dikutip dari artikel berjudul Cek Fakta: Tersiar Kabar Wilayah Sukajadi Zona Merah Virus Corona hingga Residen Anestesi RSHS Bandung Meninggal Karena COVID-19, Simak Faktanya, yang dimuat situs Pikiran Rakyat [ada 20 Maret 2020, klaim itu juga dibantah Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rita Verita saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Jumat 20 Maret, 2020.

"Saya juga dapat pesan tersebut di WhatsApp. Itu Hoaks. Tidak ada situasi seperti itu (red zone virus corona) di wilayah Kota Bandung," ujarnya.

 

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Klaim dalam pesan suara kondisi Rumah Sakit Hasan Sadikin semakin parah akibat Covid-19 dibantah Direktur Utama Rumah Sakit Hasan Sadikin, Rina Susana Dewi.

Ia menyatakan, sampai saat ini tidak ada petugas kesehatan yang diisolasi, dan tidak benar ada lima dari mereka yang suspect. 

Sejauh ini, tak ada bukti sahih yang menguatkan klaim dalam pesan suara seseorang yang mengaku sebagai Intan. 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

 

Data: Eka M

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini