Sukses

[Cek Fakta] Hoaks Teror Bom di Reuni 212

Pasca reuni 212, beredar kabar bahwa aksi itu sempat mendapat ancaman teror. Kabar ini pun viral di facebook.

Liputan6.com, Jakarta - Reuni 212 yang digelar di kawasan Monas, Jakarta Pusat berlangsung aman dan damai. Aksi tersebut juga ramai didatangi masyarakat dari berbagai daerah.

Pasca aksi damai itu, beredar kabar bahwa reuni 212 sempat mendapat ancaman teror. Kabar ini pun viral di facebook.

Sebagaimana yang diunggah oleh akun facebook bernama Supri Yadi Ibn Almahdi. Akun tersebut mengunggah satu video dan tiga gambar yang berisi bahwa reuni 212 sempat diteror ledakan bom paralon.

Video berdurasi 3 menit 3 detik itu, diberi judul 'Bom Monas di Acara Reuni Akbar 212'.

Kemudian dalam salah satu gambar, terdapat tulisan yang menerangkan bahwa ada kejadian ledakan bom di lokasi reuni 212.

'DUA BOM PARALON DI LOKASI ACARA REUNI AKBAR MUJAHID 212'. Sabtu 1 Desember 2018 badal Maghrib sebuah BOM PARALON meledak dekat Mesin Genset (pembangkit listrik) 20 meter di belakang Panggung Acara Reuni 212. Sabtu 1 Desember 2018 ba'da Isya setelah disisir Laskar FPI bersama Aparat ditemukan sebuah Bom PARALON yg belum meledak di bawah Panggung Acara Reuni 212. kemudian diamankan aparat. AYO...USUT TUNTAS Pelaku dan Aktor Intelektualnya...!'

Konten ini telah dibagikan 2.408 kali dan mendapat 39 komentar netizen sejak 8 Desember 2018 lalu diunggah oleh Supri Yadi Ibn Almahdi.

"BOM MONAS adalah kejadian yang belum sempat diviralkan dan diberitakan pada saat AKSI REUNI 212 Kemarin," tulis Supri Yadi Ibn Almahdi.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Fakta

Kabar mengenai ancaman teror di lokasi reuni 212 telah dibantah oleh Polri. Hal ini sebagaimana yang disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo.

"Karena tidak ada update nya, maka tidak usah dipercaya alias hoaks," kata Dedi saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Kamis (13/10/2018).

Selain itu dari berita yang sudah ditayangkan Liputan6.com berjudul 'Polri Apresiasi Reuni 212 di Monas Berlangsung Kondusif', Polri menyatakan bahwa pelaksanaan Reuni 212 di Monas, Jakarta Pusat, pada Minggu, 2 Desember 2018 yang berlangsung aman dan damai.

"Alhamdulilah bisa berjalan aman dan kondusif. Ini berkat kerja sama semua pihak, Polri, TNI, teman-teman dari Pemprov DKI, dan tentunya peserta Reuni 212. Kita apresiasi lah," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Kombes Syahar Diantono di kantornya, Jakarta, Senin 3 Desember 2018 lalu.

Syahar menambahkan, tidak ada laporan kehilangan atau keluhan dari masyarakat terkait kegiatan massa tersebut. Secara umum, Reuni 212 yang dihadiri jutaan orang itu berjalan aman.

"Alhamdulillah sampai saat ini belum ada (laporan kepolisian)," tuturnya.

Kemudian, Kapolsek Gambir AKBP Johanes Kindangen juga membantah ada bom yang meledak jelang reuni 212 di Monas. Dia menyebut yang terjadi hanyalah ada genset yang mengalami korsleting.

Keterangan Johanes ini telah ditayangkan viva.co.id dalam berita yang berjudul 'Polisi Bantah Ada Bom Jelang Reuni 212'.

"Untuk selanjutnya masih kami selidiki dan kami cek untuk barang bukti yang kami ambil ada handphone sama serpihan-serpihan," kata Johanes, Senin, 10 Desember 2018.

Johanes mengatakan kepolisian sudah memeriksa sejumlah saksi seperti operator (panitia) dan juga pamdal juga sudah mereka ambil keterangan.

"Masih kami lidik siapa pemilik handphone. Kami lagi cari siapa pemiliknya. Faktor korsleting, pemilik handphone dan genset," kata dia.

3 dari 3 halaman

Kesimpulan

Kabar mengenai ledakan bom paralon yang terjadi sebelum reuni 212 di Monas pada 2 Desember 2018, ternyata tidak benar. 

Faktanya, tidak ada ledakan bom pada malam sebelum acara tersebut digelar. Kapolsek Gambir AKBP Johanes Kindangen menyebut yang terjadi hanyalah ada genset yang mengalami korsleting.

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini