Sukses

[Cek Fakta] Presiden Turki Menangis dan Kecam Pembakaran Bendera HTI di Garut?

Beberapa situs berita menyebut Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menangis dan mengecam kejadian pembakaran bendera HTI di Garut, Senin (22/10/2018). Benarkah demikian?

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan santri memadati Alun-Alun Limbangan, Garut, Jawa Barat untuk memeringati Hari Santri Nasional, Senin (22/10/2018). Sayangnya, peringatan meriah itu dinodai dengan insiden pembakaran bendera yang videonya viral di media sosial.

Dalam rekaman video yang beredar, terlihat sejumlah oknum anggota Banser membakar bendera berlatar hitam dengan lafaz tauhid, yang identik dengan milik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Selain video yang viral, media sosial juga dihebohkan dengan rumor-rumor terkait pembakaran bendera tersebut. Salah satunya menyangkut nama Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Kabar itu menyebut Erdogan menangis setelah mengetahui kejadian pembakaran bendera di Garut. Salah satu situs berita yang memuat kabar tersebut adalah Asia Satu dengan artikelnya yang berjudul "Bendera Tauhid Dibakar di Indonesia, Erdogan Menangis Lalu Berpesan Seperti Ini". Artikel tersebut menampilkan foto Erdogan yang sedang menyeka air matanya.

Selain Asia Satu, ada beberapa situs berita lain yang menulis artikel dengan isi serupa. Foto yang ditampilkan mayoritas sama, namun ada juga yang menggunakan foto Erdogan menangis yang lain, seperti yang diunggah Yudiraz Aba di Facebooknya.

Menurut artikel itu, Erdogan berpesan bahwa ia menyayangkan terjadinya hal ini di Indonesia mengingat RI merupakan negara Islam terbesar di dunia. Erdogan bahkan disebut mengutuk para pembakar bendera tersebut.

"Semoga ini bukan pertanda kehancuran Islam sekaligus hilangnya Indonesia dari peta dunia. Terkutuklah manusia yang ingin mengadu domba saudara kami di Indonesia," kecam Erdogan dalam unggahan itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Fakta

Melalui penelusuran dengan pencari, kabar mengenai sikap Erdogan tersebut tidak dapat ditemukan di situs resmi Pemerintah Turki maupun media yang dapat dipercaya.

Artikel di Asia Satu hanya menyebut "dari sumber yang terpercaya" dan mengaku pesan Erdogan "dikutip dari internet" tanpa menyebutkan atau menautkan sumber asli pernyataan Erdogan tersebut.

Dengan demikian, kabar Erdogan menangis dan pernyataannya terkait pembakaran bendera tidak dapat dipastikan kebenarannya.

Foto Lama

Setidaknya ada dua foto yang digunakan dalam kabar Erdogan menangis ini. Foto pertama yang digunakan oleh artikel di Asia Satu menampilkan Erdogan yang sedang menyeka air matanya dengan tisu. Sedangkan foto yang dimuat di unggahan Yudiraz Aba menampilkan Erdogan yang menangis sambil tertunduk.

Melalui penelusuran gambar, kedua foto yang digunakan sebenarnya merupakan foto yang sudah beredar sejak lama, jauh sebelum insiden pembakaran bendera di Garut.

Foto yang digunakan di Asia Satu merupakan gambar yang diambil dari video Erdogan yang menangis saat mendengar sebuah puisi seperti dimuat di laman berita ynetnews.com.

Dalam berita yang dimuat pada 23 Agustus 2013 itu, Erdogan menangis dalam siaran langsung televisi saat mendengarkan puisi yang ditulis oleh seorang politikus Ikhwanul Muslimin senior Mesir, Mohammed el-Beltagi yang kehilangan putrinya.

Sedangkan, penelusuran pada foto kedua menemukan sebuah unggahan seorang warganet Turki di Twitter yang mengunggah foto serupa pada 4 Agustus 2016.

Hasil penelusuran ini membuktikan bahwa kedua foto yang digunakan dalam situs-situs berita tersebut tidak berkaitan dengan peristiwa pembakaran bendera di Garut.

3 dari 3 halaman

Kesimpulan

Dari hasil penelusuran diatas, dapat disimpulkan bahwa kabar Erdogan menangis dan mengecam pembakaran bendera di Garut, Senin (22/10/2018), merupakan kabar yang tidak benar.

Situs-situs berita yang memuat kabar tersebut tidak mencantumkan sumber yang tepercaya dan penelusuran di mesin pencari juga tidak menemukan hasil yang valid terkait kabar ini.

Foto yang digunakan pun merupakan foto lama yang tidak ada kaitannya dengan kejadian pembakaran bendera.

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini