Sukses

Bola Ganjil: 3 Bulan Neraka Barcelona di Musim Semi 1982

Simak kisah Barcelona ketika mengalami keruntuhan di lapangan pada akhir musim 1981/1982.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak dulu Barcelona sudah berbeda ketimbang klub sepak bola Spanyol lainnya. Ketika mayoritas tim mengedepankan permainan keras pada awal 1980-an, El Azulgrana lebih mengandalkan teknik.

Kehadiran gelandang Jerman Bernd Schuster dan winger Denmark Allan Simonsen membantu mereka menerapkan pendekatan tersebut.

Barcelona juga punya striker tajam bernama Enrique Castro Gonzalez alias Quini. Namun, dia diculik pada Maret 1981 dan dibebaskan 25 hari kemudian.

Selama Quini absen, Barcelona hanya merebut satu angka dari empat pertandingan. Niat memburu gelar Liga Spanyol pun kandas.

Agar pengalaman pahit tidak terulang, manajemen menunjuk Udo Lattek jelang musim baru. Kedatangannya diharapkan dapat memperkuat mental pemain. Lattek juga pernah menangani Schuster dan Simonsen di Bundesliga.

 

Saksikan Video Barcelona Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Kandidat Juara

 

Perubahan itu memang tidak langsung terlihat. Barcelona dipermalukan Koln 0-4 pada ajang pramusim Joan Gamper Trophy.

Namun, semua berubah ketika Barcelona memulai kompetisi resmi. Simonsen bersinar di sisi kanan dan Quini tidak kesulitan menyumbang gol. Sementara Jose Ramon Alexanko membantu lini belakang meredam serangan lawan.

Schuster menjadi nyawa permainan. Perannya begitu besar sehingga tukang jagal dari Athletic Bilbao, Andoni Goikoetxea, melepas tekel keras yang merusak ligamen lutut Schuster untuk menghentikannya pada laga Desember 1981.

Terkaparnya Schuster hingga akhir musim membuat Barcelona panik. Bayang-bayang kegagalan tahun sebelumnya menyusul menghilangnya Quini menghantui. Mereka pun coba mencari pengganti dari luar negeri, mulai Bruno Pezzey, Socrates, hingga Toninho Cerezo.

Kekhawatiran itu nyatanya tidak terbuktik karena performa Barcelona di lapangan tidak berubah. Mereka tanpa kesulitan menghajar Real Madrid 3-1 pada penampilan pertama setelah Schuster cedera.

Momentum positif berlanjut hingga Maret 1982. Usai membekuk Real Zaragoza 2-1, Barcelona tidak terkalahkan dalam 10 pertandingan dan memimpin lima poin atas pesaing terdekat sekaligus juara bertahan Real Sociedad. Mereka juga didukung waktu karena kompetisi tinggal menyisakan enam laga.

3 dari 5 halaman

Periode Neraka

 

Barcelona baru merasakan neraka pada tiga bulan terakhir kompetisi. Mereka kehilangan rekor tidak terkalahkan usai ditekuk Valencia 0-3.

Performa buruk berlanjut sepekan kemudian saat menjamu rival sekota Espanyol. Meski tetangga gagal berjaya di Camp Nou sejak 1973, lawan nyatanya sudah unggul 2-0 pada 17 menit awal laga sebelum berjaya 3-1. Dalam periode sama, Real Sociedad sukses memangkas ketertinggalan setelah menaklukkan Real Zaragoza 3-0 meski juga sempat dipecundangi Hercules 0-2.

Momen dramatis kemudian hadir di jornada ke-31. Hingga lima menit akhir partai, Barcelona dan Real Sociedad sedang bermain imbang menghadapi lawan masing-masing.

Dalam periode itu, angin segar berhembus ke arah Real Sociedad. Mereka mencetak gol kemenangan 2-1 atas Valencia. Sebaliknya, gawang Barcelona dijebol Osasuna sehingga takluk 2-3. Keunggulan tiga angka Barcelona atas Real Sociedad pun berkurang menjadi satu hanya dalam hitungan menit.

4 dari 5 halaman

Akhirnya Lengser

Moral skuat pun semakin berantakan. Mereka mampu mengakhiri rekor kekalahan beruntun dengan mengimbangi Athletic Bilbao 2-2. Namun, hasil itu tetap patut disesali karena lawan bermain 10 orang pada 35 menit terakhir.

Sementara Real Sociedad kembali berjaya usai membungkam Espanyol 2-1. Kedua tim kini memiliki poin sama meski Barcelona unggul head to head.

El Azulgrana akhirnya kehilangan takhta sepekan kemudian. Mereka takluk 1-3 dari Real Madrid yang bersemangat membuat musuh bebuyutan mereka menderita. Real Sociedad menyalip selepas mengimbangi Osasuna tanpa gol.

Nasib Barcelona kini tergantung tim lain. Mereka bertumpu pada bantuan Athletic Bilbao, lawan pamungkas Real Sociedad yang juga berasal dari Basque. El Azulgrana berharap Athletic Bilbao bakal termotivasi karena enggan melihat musuh terbesar berpesta merayakan gelar.

5 dari 5 halaman

Harapan Sia-Sia

Nyatanya, Athletic Bilbao bermain lesu dan menyerah 1-2. Real Sociedad merayakan titel beruntun. Hasil berbeda juga tidak bakal membuat klasemen berubah banyak.

Sebab, Barcelona kembali terpeleset di laga terakhir. Mereka bermain 2-2 versus Real Betis meski unggul dua gol di babak pertama.

Tim yang hanya membutuhkan tujuh angka dari enam laga terakhir untuk jadi juara pada akhirnya cuma memetik dua poin. Barcelona harus merelakan gelar Liga Spanyol 1981/1982 pada musim yang dikenang sebagai salah satu keruntuhan terbesar calon juara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.