Sukses

Bola Ganjil: Populer di Dunia, Anak Tiri di Australia

Masyarakat Australia lebih menyukai sepak bola luar negeri, terutama Inggris, ketimbang produk dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Sepak bola merupakan olahraga terpopuler di dunia, tapi tidak di seluruh negara. Australia adalah salah satu yang masuk pengecualian.

Masyarakat Negeri Kanguru lebih menyukai Australian football, rugbi, dan kriket. Ironisnya, penduduk lebih menyukai sepak bola luar negeri, terutama Inggris.

Fenomena ini memengaruhi manuver klub setempat dalam upaya mengangkat sepak bola lokal. Pada 1980-an, Blacktown City merekrut Kevin Keegan untuk tampil di dua laga.

Nama-nama seperti Graeme Souness, George Best, Dixie Deans, Ossie Ardiles, hingga Eli Ohana juga sempat melakoni cameo bagi berbagai klub di penjuru Australia.

Tren tersebut berlanjut hingga pergantian abad. Sydney Olympic mendatangkan Ian Rush dan Melbourne Knights memboyong Peter Beardsley pada 1999.

Saksikan Video Bola di Australia Berikut ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sewa Bintang Tua

Ketika itu klub hanya mengontrak pemain bintang untuk segelintir pertandingan. Contohnya Olympic yang menyewa Rush di dua laga.

Dia membantu klub meraih kemenangan atas Marconi dan Adelaide City dan merasakan pengalaman berbeda. Menulis pada otobiografinya, salah satu top skorer Liverpool itu memberi kesan positif selama berkarier di Australia.

"Sydney merupakan kota luar biasa. Standar sepak bolanya juga tidak terlalu buruk. Saya menikmati keberadaan di sana," ucap Rush.

3 dari 4 halaman

Minim Dampak

Namun, pelaku sepak bola lokal merasakan kesan berbeda. Meski mensyukuri kehadiran Rush, pemain setempat tidak bisa menimba pengalaman karena kehadirannya begitu singkat.

Eks gelandang Timnas Australia Brett Emerton mengungkapkan ini. Dia bermain bersama Rush di Olympic sebagai pesepak bola muda. Emerton lalu satu tim dengan Alessandro Del Piero di Sydney FC yang dikontrak semusim.

"Setidaknya para bintang berada 12 bulan agar pemain lokal memiliki kesempatan belajar sebanyak mungkin," katanya.

 

4 dari 4 halaman

Masalah Mengakar

Akhir kata, praktik merekrut pemain bintang tidak bertahan lama di Australia. Ada masalah lebih besar yang sudah mengakar dan harus diselesaikan para pemegang saham pelaku sepak bola di sana. 

Ibarat kata, sepak bola Australia sejauh ini mencoba memperbaiki Toyota menggunakan mesin BMW.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.