Sukses

Cerita Bola Tempo Doeloe: Saat Si Raja Hutan Ikut Nonton Bola di Sumbar

Invasi hewan ke arena pertandingan sepak bola memang sudah biasa terjadi, tapi untuk kasus yang satu ini boleh dikatakan sangat jarang terjadi.

Liputan6.com, Jakarta - Kisah invasi hewan dalam sebuah pertandingan bukan hal baru dalam sepak bola. Meski kerap mengganggu jalannya laga, kehadiran mereka terkadang menjadi hiburan tersendiri bagi penonton.

Anda mungkin masih ingat dengan invasi seekor burung hantu pada salah satu laga kualifikasi Euro 2008 lalu. Hewan yang biasa aktif di malam hari itu, tiba-tiba mendarat di lapangan Helsinsky Olympic Stadium saat timnas Finlandia berhadapan dengan Belgia, 2007 lalu. Burung itu juga sempat hinggap di atas mistar gawang dan menghalangi para kameraman yang tengah meliput pertandingan itu. 

Atau dua tahun lalu ketika Bayern Munchen bertemu dengan Besiktas pada babak 16 besar Liga Champions. Saat itu, seekor kucing juga sempat masuk ke lapangan pada menit ke-50 sehingga wasit terpaksa menghentikan pertandingan dan memberi waktu untuk mengevakuasi hewan imut tersebut.

Invasi hewan ternyata pernah terjadi di Sumatera Barat pada tahun 1914 lalu. Namun saat itu tidak ada gelak tawa yang pecah. Sebaliknya, para penonton, wasit, hingga tim yang bertanding justru lari kocar-kacir menyelamatkan diri dengan raut wajah ketakutan. Nah, kok bisa?

Surat kabar Sin Po edisi Kamis, 2 Juli 1914 menuliskan, insiden bermula saat pertandingan sepak bola tengah berlangsung pada waktu lohor di pinggir hutan di Taluk. Sejumlah penonton disebutkan hadir menyaksikan laga tersebut, termasuk seekor harimau yang muncul tanpa sepengetahuan mereka.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lari Kocar-Kacir

Si Raja Rimba itu berada tepat di belakang para penonton. "Dengen angkoe, itoe radja berdjalan di blakang itoe penonton-penonton voetbal (Dengan angkuh, si raja hutan berjalan di belakang penonton-penonton sepak bola)," tulis surat kabar Sin Po dalam berita berjudul Radja Oetan Menonton Voerbal.

Menyadari kehadiran hewan buas itu, para penonton segera lari tunggang-langgang. Begitu juga dengan para pemain yang sebelumnya asyik bermain sepak bola. Dan dalam sekejap, menurut  Sin Po, lapangan menjadi kosong dan hanya menyisakan bola, mistar gawang, dan si Raja Hutan sendirian. 

 

Petikan beritan terbitan surat kabar Sin Po edisi 2 Juli 1914 dengan judul Radja Oetan Menonton Voetbal yang dikutip dari buku Wajah Bangsa dalam Olahraga, karya Hendry CH Bangun (Marco Tampubolon/Liputan6.com)

"Itoe sportmen tentoe sadja tida ada tempo lagi boeat ambil badjoenja dan loepa pada ia poenja voetbal (Para atlet tentu saja tidak punya waktu untuk ambil bajunya dan lupa pada bola mereka)."

 

  

3 dari 3 halaman

Harimau Terkam Wanita

Sin Po dalam laporannya juga menyebutkan bila invasi harimau ke wilayah pemukiman penduduk bukan kali itu saja terjadi di Sumbar. Sebelumnya, si Raja Hutan juga diketahui telah turun gunung ke daerah Pangkalan Kota Baru pada pukul 08.00 WIB dan menyambar salah seorang wanita di sana. 

Korban kemudian diseret ke tengah hutan dan ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan.

Menurut Hendry CH Bangun, dalam bukunya berjudul "Wajah Bangsa Dalam Olahraga", Sin Po pada tahun itu hanya terbit dua halaman berita. Sementara dua halaman lainnya diisi oleh iklan. Dan cerita mengenai invasi harimau ini merupakan salah satu konten olahraga yang dimuat pada saat itu. 

  

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.